Ramadhan 2018
Tiga Amalan Utama dalam Menyambut Ramadhan 1439 H, Modal Untuk Dapatkan Ampunan di Bulan Suci!
Tak banyak yang tahu, inilah 3 amalan utama dalam menyambut Ramadhan 1439 H yang bisa menjadi modal mencari ampunan di bulan suci!
Penulis: Irsan Yamananda
Editor: Irsan Yamananda
TRIBUNSTYLE.COM - Tak terasa bulan Sya'ban akan segera berakhir.
Artinya, waktu semakin mendekati bulan Ramadhan 1439 H.
Keistimewaan bulan Ramadhan 1439 H mulai terasa di sekitar kita.
Selain harga sembako yang secara perlahan mulai beranjak naik, semangat ibadah umat mulsin juga semakin bertambah.
Bahkan, masjid dan mushala yang dulunya sepi, kini mulai diramaikan oleh umat muslim.
• Sadar Nggak Sih Produsen Susu Kental Manis Ini Kini Tak Lagi Pakai Kata Susu, Begini Alasannya
Mereka mulai berbenah diri untuk menyambut bulan Ramadhan 1439 H.
Berbagai kegiatan keagamaan seperti salat tarawih, tadarrus, dan buka bersama akan rutin digelar juga.
Lalu, apa amalan-amalan yang sebaiknya dilakukan dalam rangka menyambut bulan Ramadhan 1439 H?
Tribunstyle melansir dari Nuonline, berikut 3 amalan yang bisa menjadi modal dalam mendapatkan ampunan di bulan Ramadhan 1439 H!
• Dua Pria & Satu Wanita di dalam Lift Lakukan Hal Tak Terpuji, Si Cewek sampai Tutup CCTV
1. Amalan hati
Amalan terpenting itu adalah amalan hati, yaitu niat menyambut bulan Ramadhan dengan lapang hati (ikhlas) dan gembira.
Karena hal itu dapat menjauhkan diri dari api nereka.
Sebuah hadits yang termaktub dalam Durrotun Nasihin menjelaskan:
مَنْ فَرِحَ بِدُخُولِ رَمَضَانَ حَرَّمَ اللهُ جَسَدَهُ عَلىَ النِّيْرَانِ
"Siapa bergembira dengan masuknya bulan Ramadhan, Allah akan mengharamkan jasadnya masuk neraka."
Begitu mulianya bulan Ramadhan sehingga untuk menyambutnya saja, Allah telah menggaransi kita selamat dari api neraka.
• Viral Pria Punya 150 Tato, Ganti Bola Mata, & Lepas Pusar, Perubahannya Bikin Orang Ketakutan
Oleh karena itu wajar jika para ulama salaf terdahulu selalu mengucapkan doa:
اَللَّهُمَّ بَارِكْ لَنَا فِى رَجَبَ وَ شَعْبَانَ وَ بَلِغْنَا رَمَضَانَ
"Ya Allah sampaikanlah aku dengan selamat ke Ramadhan, selamatkan Ramadhan untukku dan selamatkan aku hingga selesai Ramadhan".
Sampai kepada Ramadhan adalah kebahagiaan yang luar biasa, karena hanya di bulan itu mereka bisa mendapatkan nikmat dan karunia Allah yang tidak terkira.
Tidak mengherankan jika kemudian Nabi SAW dan para sahabat menyambut Ramadhan dengan senyum dan tahmid, dan melepas kepergian Ramadhan dengan tangis.
2. Berziarah ke makan orang tua
Berziarah ke makam orangtua; mengirim doa untuk mereka yang oleh sebagain daerah dikenal dengan istilah kirim dongo poso.
Yaitu mengirim doa untuk para leluhur dan sekaligus bertawassul kepada mereka semoga diberi keselamatan dan berkah dalam menjalankan puasa selama sebulan mendatang.
Tawassul dalam berdo’a merupakan anjuran dalam islam.
Sebagaimana termaktub dalam Surat al-Maidah ayat 35
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّـهَ وَابْتَغُوا إِلَيْهِ الْوَسِيلَةَ وَجَاهِدُوا فِي سَبِيلِهِ لَعَلَّكُمْ تُفْلِحُونَ
Artinya: "Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dan carilah jalan yang mendekatkan diri kepada-Nya, dan berjihadlah pada jalan-Nya, supaya kamu mendapat keberuntungan." (Q.S. al-Maidah: 35).
Diriwayatkan pula dari sahabat Ali bin Abi Thalib, bahwa Rasulallah Muhammad s.a.w ketika menguburkan Fatimah binti Asad, ibu dari sahabat Ali bin Abi Thalib, beliau berdoa :
اَللَّهُمَّ بٍحَقٍّيْ وَحَقِّ الأنْبٍيَاءِ مِنْ قَبْلِيْ اغْفِرْلأُمِّيْ بَعْدَ أُمِّيْ
Artinya: "Ya Allah dengan hakku dan hak-hak para nabi sebelumku, Ampunilah dosa ibuku setelah Engkau ampuni ibu kandungku." (H.R.Thabrani, Abu Naim, dan al-Haitsami) dan lain-lain.
3. Saling memaafkan
Mengingat bulan Ramadhan adalah bulan suci, maka tradisi bersuci pun menjadi sangat seseuai ketika menghadapi bulan Ramadhan.
Baik bersuci secara lahir seperti membersihkan rumah dan pekarangannya dan mengecat kembali mushalla, maupun bersuci secara bathin yang biasanya diterjemahkan dengan saling memaafkan antar sesama umat muslim.
Terutama keluarga, tetangga dan kawan-kawan.
Hal ini sesuai dengan anjuran Islam dalam al-Baqarah ayat 178;
...فَمَنْ عُفِيَ لَهُ مِنْ أَخِيهِ شَيْءٌ فَاتِّبَاعٌ بِالْمَعْرُوفِ وَأَدَاءٌ إِلَيْهِ بِإِحْسَانٍ ذَلِكَ تَخْفِيفٌ مِنْ رَبِّكُمْ وَرَحْمَةٌ فَمَنِ اعْتَدَى بَعْدَ ذَلِكَ فَلَهُ عَذَابٌ أَلِيمٌ
"Maka barangsiapa yang mendapat suatu pemaafan dari saudaranya, hendaklah (yang memaafkan) mengikuti dengan cara yang baik, dan hendaklah (yang diberi maaf) membayar (dia) kepada yang memberi maaf dengan cara yang baik (pula). Yang demikian itu adalah suatu keringanan dari Tuhan kamu dan suatu rahmat. Barangsiapa yang melampaui batas sesudah itu, maka baginya siksa yang sangat pedih."(QS. 2:178)
Menurut sebuah hadis shahih, Nabi Muhammad SAW pernah menganjurkan agar siapa yang mempunyai tanggung jawab terhadap orang lain, baiknya itu menyangkut kehormatan atau apa saja, segera menyelesaikannya di dunia ini, sehingga tanggung jawab itu menjadi bebas (bisa dengan menebus, bisa dengan meminta halal, atau meminta maaf).
Sebab nanti di akherat sudah tidak ada lagi uang untuk tebus menebus.
Dengan kata lain, jika seseorang ingin bebas dari kesalahan sesama manusia, hendaklah meminta maaf kepada yang bersangkutan.
Begitu pula jika seseorang menginginkan kesucian diri guna menyambut bulan yang suci maka hendaklah saling memafkan. (Tribunstyle/ Irsan Yamananda)
Yuk Subscribe YouTube dan Like Fanpage TribunStyle.com di bawah ini: