Breaking News:

Teror Bom

Masih Terbaring di Ranjang, Ibu Melepas 2 Anak yang Jadi Korban Bom di Gereja: Saya Maafkan Pelaku

Meski kondisinya belum stabil, Wenny memaksakan untuk tetap hadir melihat wajah anak-anaknya untuk terakhir kalinya.

Penulis: Yohanes Endra Kristianto
Editor: Yohanes Endra Kristianto
Facebook/Instagram/Kolase
Wenny hadir melihat wajah kedua buah hatinya untuk terakhir kalinya. 

TRIBUNSTYLE.COM - Kepergian Vincentius Evan Hudojo (11 tahun) dan Nathanael Ethan Hudojo (8) masih menyisakan duka mendalam bagi keluarga.

Keduanya adalah korban bom bunuh diri di Gereja Santa Maria Tak Bercela

Sang bunda Wenny, yang juga menjadi korban dan saat ini menjalani perawatan di rumah sakit, memaksakan hadir melihat wajah kedua buah hatinya untuk terakhir kalinya.

Kronologi Penyerangan Terduga Teroris di Mapolda Riau: Pedang Tajam Benar-benar Disiapkan

Diketahui, Wenny terkena pecahan bom di perut dan kakinya, hanya diberi dokter waktu empat jam sebelum kembali ke rumah sakit.

Wenny, yang hanya bisa terbaring dan sesekali duduk di tempat tidur yang dibawa dari rumah sakit, menangisi dan menciumi darah dagingnya yang kini sudah terbujur kaku.

Meski kondisinya belum stabil, Wenny memaksakan untuk tetap hadir melihat wajah anak-anaknya untuk terakhir kalinya pada Rabu (16/5/2018).

Wenny hadir melihat wajah kedua buah hatinya untuk terakhir kalinya.
Wenny hadir melihat wajah kedua buah hatinya untuk terakhir kalinya. (Facebook/Kasih Tanpa Batas)

Wenny hanya diberikan waktu sekitar empat jam untuk keluar dari rumah sakit dan melihat kondisi kedua anaknya.

Dalam foto yang beredar di media sosial, Evan dan Nathan tampak sudah bersih.

Mereka terlihat tampan mengenakan jas dan tertidur di ranjang tempat ia disemayamkan.

Wenny memeluk dan mengusap jenazah kedua anaknya sangat erat.

Seorang pengguna Instagram dengan nama akun Rita Wahyu pun menceritakan suasana yang terjadi di Gereja Santa Maria Tak Bercela tersebut.

"KASIH MENGALAHKAN SEGALANYA

Di misa harian dan doa untuk para korban di Gereja Santa Maria Tak Bercela, 15 Mei 2018, saat homilil Romo Kurdo mengatakan bahwa Bu Wenny, mama dari Evan & Nathan, sudah bisa mengampuni saat dikunjungi Romo Kurdo.

Sebelumnya para suster dan para romo bergantian menemani, mendoakan dan memberikan dukungan moral kepada Bu Wenny.

Bahkan Bu Wenny mengatakan ingin meneladani Bunda Maria.

Bu Wenny mengatakan kedua putranya meninggal lewat peristiwa pemboman ini.

Lalu dia melanjutkan mengatakan bahwa Bunda Maria pun juga sama.

Puteranya (Tuhan Yesus) juga meninggal, namun Bunda Maria bisa mengampuni mereka yg menganiaya Puteranya.

Mari doakan selalu Bu Wenny beserta seluruh keluarganya sehingga mereka dapat kuat dan tetap beriman dalam menghadapi peristiwa ini.

Mohon hentikan pemberitaan yg sebaliknya.

Mari mengampuni, mari bersama mewujudkan Indonesia damai.

Terima kasih. Tuhan Yesus memberkati."

Dalam beberapa kesempatan, Wenny pun terlihat menangis sangat kencang, walau tetap berusaha tegar.

Badannya sama sekali tak terlihat lemas.

Ia kuat dan juga tabah mengusap pipi Evan sambil mencium wajah anaknya untuk terakhir kali.

Suaminya, Erry mendampingi dan beberapa kali terlihat mengusap tubuh Nathanael.

Meski terlihat berusaha tabah, namun seketika tangis pun kembali pecah di sekitar tempat Evan dan Nathan disemayamkan.

Ia masih tegas berbicara dan bahkan menyampaikan jika tak punya dendam dan memaafkan pelaku bom yang menewaskan kedua anaknya.

Wenny juga memberi pesan menyayat hati, "Sudah jangan menangis lagi, jangan suka marahin anak, nanti menyesal."

Melansir dari Surya, paman Evan dan Nathan, Jo Prajoko menceritakan saat pagi sebelum tragedi itu terjadi, dialah yang mengantar Evan, Nathan, Wenny, dan Evelin untuk beribadah di Gereja Santa Maria Tak Bercela.

Setelah mereka turun dan berjalan menuju gereja suara ledakan bom terdengar.

"Waktu itu oma ikut mengantar Evan, Nathan, Wenny, dan Evelin.

"Setelah mobil berjalan meninggalkan mereka, sekitar 10-15 meter dari gereja, bomnya meledak" katanya.

Setelah bom itu meledak, Ia menoleh ke belakang. Ia melihat kaca mobilnya retak akibat getaran bom.

"Setelah melihat kaca mobil retak saya pun turun, dan bilang kepada oma 'ini bom'," ucap Jo.

Lalu jo bergegas ke lokasi ledakan yang ternyata berada di halaman Gereja Santa Maria Tak Bercela.

"Sesampainya di halaman, saya melihat anak-anak sudah tergeletak," terangnya.

Jo lemas saat melihat keluarganya terluka. Ia sontak menggendong Evan. Sementara Nathan, dibopong oleh seorang security gereja.

"Meski lemas saya harus menolong anak-anak," singkatnya.

Jo mengatakan, Evan mengalami luka di bagian kepala, sedangkan Nathan mengalami luka di bagian kaki.

Wenny sendiri tak langsung tahu tentang kematian dua buah hatinya.

Ia yang juga mengalami luka baru diberi kabar pada Senin (14/5) malam.

Evan meninggal dunia beberapa jam setelah ledakan bom bunuh diri, Minggu (13/5/2018) pagi.

Menurut Direktur RS Bedah Surabaya dr Priyanto Swasono MARS, Evans datang dalam kondisi terluka parah saat dibawa ke RS Bedah Surabaya, Jalan Raya Manyar.

"Ada luka bakar, luka patah, dan luka lainnya," kata Priyanto.

Selanjutnya, jenazah Evan dirujuk ke RS Bhayangkara untuk diautopsi.

Sang adik Nathanael dinyatakan meninggal oleh tim Manajemen Rumah Sakit Bedah Surabaya, Jalan Manyar, Minggu sekitar pukul 20.12 WIB.

"Kabar duka, baru saja px korban bom a.n. Nathanael dinyatakan meninggal dunia pukul 20.12 setelah menjalani operasi. Teriring doa untuk korban dan keluarga yg berduka," tulis Manajemen RS Bedah Surabaya.

Konfirmasi juga disampaikan oleh Novie, Marketing Supervisor RS Bedah Surabaya. Nathanael meninggal dunia di ruang ICU RS Bedah Surabaya.

"Benar, disampaikan pasien atas nama Natahanel meninggal dunia pukul 20.12 WIB," kata Novie saat dihubungi.

Sebelum diumumkan meninggal dunia, Nathan, disebutkan dalam kondisi stabil usai menjalani operasi amputasi kaki kanannya. Namun, menurut Direktur RS Bedah Surabaya dr Priyanto Swasono, pasca operasi tekanan darah Nathan drop.

"Dia banyak kehilangan darah akibat luka-lukanya sehingga tekanan darahnya drop," ungkap dr Priyanto.

Sementara itu, ibunda Evan dan Nathan, Wenny, yang juga menjalani perawatan di RS Bedah Surabaya, menjalani operasi pada pukul 16.00 WIB.

Vincentius Evan Hudojo (11 tahun) dan Nathanael Ethan Hudojo (8)
Vincentius Evan Hudojo (11 tahun) dan Nathanael Ethan Hudojo (8) (Facebook/Kasih Tanpa Batasan)

(TribunStyle/Yohanes Endra)

 Pria Ini Dikirimi Foto Bokong Seksi Teman Kencannya, tak Lama Ia Sadar Ada yang Janggal, ternyata

 Viral, Penjelajah Waktu Ini Mengaku Datang dari Tahun 6000, Ia Bawa Bukti Lewat Sebuah Foto

 Ibu Ini Kaget Lihat Kulit Putrinya Saat Baru Lahir, Dikira Kotor dan Perlu Dimandikan, ternyata

Sumber: TribunStyle.com
Tags:
Vincentius Evan HudojoNathanael Ethan Hudojo
Rekomendasi untuk Anda
AA

BERITA TERKINI

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved