Breaking News:

Cerita Viral

Sering Disepelekan, Kebiasaan Mengigit Kuku Ternyata Berbahaya, Pria Ini Hampir Tewas Karenanya

Saat gejala ini dialaminya, ia masih tidak memedulikannya dan tetap bekerja. Padahal, jarinya sudah mulai membengkak dan berdenyut kencang.

Editor: Amirul Muttaqin
Global Young Voices

TRIBUNSTYLE.COM - Menggigit kuku bagi sebagian orang telah menjadi kebiasaan, hanya saja ternyata ada bahaya di baliknya.

Contoh hal ini dialami seorang pria asal Inggris.

Luke Hanoman (28), asal Southport, Inggris, nyaris tewas karena mengalami sepsis (komplikasi berbahaya yang jarang terjadi, red).

Insiden itu terjadi setelah Hanoman menggigit kuku dan tak sengaja membuat robekan kecil pada kulitnya.

Sekilas Tak Ada yang Aneh dari Penyiar Berita Ini, tapi Benda Sepele yang Dipakai Jadi Perdebatan

Saat diwawancarai The Sun, Hanoman mengatakan awalnya ia tidak terlalu memikirkannya karena tidak terlalu sakit.

Namun beberapa hari kemudian ia mengalami gejala mirip flu, meliputi demam, menggigil, dan keringat dingin.

Saat gejala ini dialaminya, ia masih tidak memedulikannya dan tetap bekerja.

Padahal, jarinya sudah mulai membengkak dan berdenyut kencang.

Saat Operasi

Ibu Hanoman mencurigai ada yang salah dengan putranya saat Hanoman tidak juga bangun sampai pukul 14.00 di hari Sabtu.

Ia memutuskan untuk menghubungi National Health Service (NHS) dan membawanya ke ruang gawat darurat.

Di rumah sakit, ia diinfus, diawasi selama 24 jam penuh, dan diberi antibiotik selama empat hari pada bulan Juli 2017.

Hanoman beruntung bisa pulih, dokter mengatakan ia sangat beruntung dapat selamat dari maut.

Apa yang bisa dipelajari dari kasus Hanoman?

Suami Meninggal karena Sakit, Wanita Kaget 4 Bulan Kemudian Wasiat Tak Terduga Mendiang Jadi Nyata!

Kasus Hanoman tergolong kasus langka, yang mengajarkan kita bagaimana sepsis dan syok septik (keadaan di mana tekanan darah turun sampai tingkat yang membahayakan karena sepsis, red) dapat dipicu oleh infeksi apa pun, termasuk kuku yang robek.

Dalam hal ini, masalahnya ada pada respon sistem kekebalan tubuh terhadap infeksi.

Dilansir IFL Science, Jumat (4/5/2018), umumnya infeksi terlokalisasi dan penyebarannya dapat dicegah oleh sistem kekebalan tubuh.

Namun jika infeksi sangat parah, sangat mungkin infeksi menyebar sebelum sistem kekebalan melakukan pencegahan.

Hal ini yang menyebabkan peradangan menyebar ke seluruh tubuh.

Bila hal ini diketahui lebih awal, pasien dapat ditolong dengan menggunakan antibiotik.

Di seluruh dunia, ada sekitar 30 juta kasus sepsis per tahunnya dengan 6 juta kematian.

Di AS, CDC menyebut 1,5 juta pasien terkena dampak sepsis dan ada sekitar 250.000 orang yang meninggal karenanya.

Tidak ada batasan usia dan jenis kelamin untuk kasus ini.

Gejala sepsis yang perlu Anda ketahui Kematian akibat sepsis dapat dicegah bila kita mengetahui gejalanya.

Beberapa di antaranya adalah pengucapan tidak jelas, nyeri otot atau menggigil ekstrem, tidak buang air kecil dalam sehari, sesak napas parah, rasanya Anda seperti mau mati, dan terjadi perubahan warna kulit.

Artikel ini telah tayang di Tribunjogja.com dengan judul "Jangan Sepelekan Kebiasaan Mengigit Kuku, Pria Ini Hampir Tewas Karenanya"

Yuk Subscribe YouTube dan Like Fanpage TribunStyle.com di bawah ini:

Sumber: Tribun Jogja
Tags:
InggrisHanoman
Rekomendasi untuk Anda

BERITA TERKINI

berita POPULER

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved