Breaking News:

Hari Pendidikan Nasional

Mengenang Bapak Pendidikan Nasional, Ki Hajar Dewantara, yang Justru Tak Selesaikan Sekolah

Pemilihan tanggal 2 Mei sebagai Hardiknas sendiri memang dimaksudkan untuk menghormati jasa Ki Hajar Dewantara, karena merupakan hari kelahirannya.

TribunStyle/kolase
Ki Hajar Dewantara 

TRIBUNSTYLE.COM - Selamat Hari Pendidikan Nasional 2018!

Hari Pendidikan Nasional (Hardiknas) berkaitan erat dengan sosok Ki Hajar Dewantara.

Ia merupakan tokoh pelopor pendidikan di Indonesia.

 

Pemilihan tanggal 2 Mei sebagai Hardiknas sendiri memang dimaksudkan untuk menghormati jasa Ki Hajar Dewantara, karena merupakan hari kelahirannya.

Dilansir dari Bobo.Grid.ID, untuk mengenang sosoknya, yuk simak 4 fakta tentang Bapak Pendidikan Nasional ini!

Bikin Geram, Jam Pelajaran Berlangsung, Para Siswa Ini Asyik Buat Video Tik Tok, Padahal Ada Gurunya

1. Tak tamat sekolah

Ki Hajar Dewantara
Ki Hajar Dewantara ()

Ki Hajar Dewantara bernama asli Raden Mas Soewardi Soeryaningrat.

Ia lahir di Yogyakarta pada tanggal 2 Mei 1889, sebagai seorang anak keluarga keraton (ningrat) di sana.

Ki Hajar Dewantara bersekolah di Europeesche Lagere School (ELS), sekolah dasar pada zaman penjajahan Belanda di Indonesia.

Setelah lulus ia bersekolah di STOVIA (Sekolah Dokter Bumiputera) yang saat ini telah menjadi Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia.

Namun, ia tidak dapat tamat di sekolah tersebut karena sakit.

2. Hobi menulis

Setelah itu Ki Hajar Dewantara aktif dalam organisasi dan juga menulis.

Tulisannya yang paling terkenal berjudul 'Seandainya Aku Seorang Belanda'.

Akibat tulisan ini, ia ditangkap dan diasingkan ke Belanda pada tahun 1913.

Di Belanda, Ki Hajar Dewantara aktif dalam organisasi para pelajar asal Indonesia, Perhimpunan Hindia.

Di sinilah ia kemudian mulai mewujudkan cita-citanya untuk dapat memajukan kaum pribumi.

Ia ingin bangsa Indonesia belajar ilmu pendidikan hingga memperoleh ijazah pendidikan yang bergengsi.

Lucinta Luna: Mual dan Mau Muntah, Gandhi Fernando Ingatkan Minum Susu Hamil

3. Dirikan Taman Siswa

Pada tahun 1919, Ki Hajar Dewantara kembali ke Indonesia.

Ia bergabung dan menjadi guru dalam sekolah binaan saudaranya.

Di sini ia mempunyai pengalaman mengajar yang kemudian digunakannya untuk mengembangkan konsep mengajar bagi sekolah yang akan dia dirikan.

Pada tanggal 3 Juli 1922, Ki Hajar Dewantara berhasil mendirikan sebuah sekolah Perguruan Nasional Taman Siswa.

Perguruan ini menekankan pendidikan rasa kebangsaan kepada bangsa Indonesia.

Hal ini agar mereka mencintai bangsa dan Tanah Air, serta berjuang untuk memperoleh kemerdekaan.

Pemerintah Belanda sempat akan menutup sekolah ini pada 1 Oktober 1932.

Namun karena kegigihan Ki Hajar Dewantara dalam memperjuangkan haknya, rencana tersebut gagal.

Liburan ke Amerika Telah Usai, Amy Qanita: Selesai Sudah Ngasuh Pengantin

4. Semboyan yang selalu diingat

Ki Hajar Dewantara meninggal dunia pada tanggal 26 April 1959 di Yogyakarta.

Jenazahnya dimakamkan di Taman Wijaya Brata, makam untuk keluarga Taman Siswa.

Bagian dari semboyan ciptaannya yaitu tut wuri handayani (di belakang memberi dorongan), ing madya mangun karsa (di tengah memberikan keseimbangan), ing ngarsa sung tuladha (di depan memberi teladan), menjadi slogan Kementrian Pendidikan Nasional.

Artikel ini dipublikasikan Tribun Jatim dengan judul "Mengenang Sosok Ki Hajar Dewantara, Bapak Pendidikan Nasional yang Justru Tak Selesaikan Sekolah"

Subscribe Channel YouTube di bawah ini:

Tags:
Ki Hajar DewantaraTribunStyle.com
Rekomendasi untuk Anda
AA

BERITA TERKINI

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved