Cerita Viral
Semula Dikira Batuk Biasa, tapi Saat Diberi Obat Kondisi Anak Ini Semakin Parah dan Berakhir Tragis
Ibunya yang bernama Karen, kini telah berbicara tentang peristiwa seminggu sebelum meninggalnya sang anak.
Penulis: Yohanes Endra Kristianto
Editor: Yohanes Endra Kristianto
TRIBUNSTYLE.COM - Keluarga dari seorang remaja laki-laki sedang melalui momen yang paling kelam dalam kehidupan.
Semua ini disebabkan oleh 'batuk yang buruk'.
Sean Hughes dari Finglas, Co. Dublin, Irlandia meninggal di Rumah Sakit Temple Street pada hari Jumat (12/1/2018).
• Divonis Hidupnya Tak Lama, Anak Ini Ingin Melihat Adiknya Lahir, Ia Meninggal dalam Senyum Lega
Ibunya yang bernama Karen, kini telah berbicara tentang peristiwa seminggu sebelum meninggalnya sang anak.
Sean dirawat dengan antibiotik seperti yang ditentukan oleh dokter karena penyakit batuknya.
Karen mengatakan kepada Independent.ie:
"Kami tidak begitu tahu apa yang terjadi. Dia menderita batuk dan infeksi dada yang parah sehingga saya membawanya ke dokter umum dan dia diberi antibiotik."
"Saya berkata kepada suami saya bahwa Sean tidak terlihat baik tapi sebelum saya sempat membawanya kembali ke dokter dia sudah meninggal tiba-tiba. Kita akan mendapatkan jawaban akhirnya."
Penghormatan untuk Sean telah menyebar di media sosial saat komunitas Finglas mengenang Sean.
Ibunya yang sangat terpukul menggambarkan Sean sebagai 'hal yang lebih besar dari hidup' dengan mengatakan:
"Umurnya baru 15 tahun tapi dia terlihat bijak selama bertahun-tahun."
"Dia memiliki begitu banyak cinta dan rasa hormat untuk semua orang."
"Kami sangat kebanjiran oleh semua cinta dan dukungan yang ditunjukkan oleh teman dan keluarga kepada kami."
"Kami selalu tahu bahwa Sean populer tapi sangat sulit melihat ratusan temannya berkumpul menemuinya akhir pekan ini."
"Teman Sean semua keluar untuk memberi penghormatan kepadanya."
Sang ibu bersyukur Sean sempat merayakan Natal dengan keluarganya.
Tapi Karen tidak pernah menyangka ini akan menjadi Natal yang terakhir baginya.
Di halaman Facebook untuk komunitas itu, Sean mendapat penghormatan:
"Finglas telah kehilangan seorang legenda."
"Pikiran dan doa kita menyertai semua keluarga Sean Hughes dan teman-teman."
Sean sangat populer dengan semua orang yang mengenalnya.
Bakat hebat dan kepribadian yang luar biasa menjadi inspirasi semua orang.
Sean kini telah beristirahat dalam damai.
Dikira Batuk Biasa, Bocah Ini Lama Kelamaan Malah 'Menggonggong' dan Nyawanya Terancam, Ternyata
TRIBUNSTYLE.COM - Kesehatan manusia tentu menjadi hal yang sangat penting dalam kehidupan.
Kita harus berada dalam kondisi segar agar bisa beraktivitas dengan maksimal.
Bila tidak, penyakit bisa datang kapan saja.
• Cewek Pamer Baju Olahraga, tapi Saat Peregangan Ia Malu Bukan Main, Ada yang Nongol di Balik Celana!
Sehat menjadi sesuatu yang mahal.
Apalagi kalau penyakit yang menyerang termasuk langka.
Manusia akan semakin dibuat kerepotan.
Ngomongin penyakit langka, pernahkah kalian mendengar tentang 'Croup'?
Jika tidak, tulisan ini perlu dibaca, terutama bagi para orang tua.
Reuben Humphreys berusia 3 tahun dirawat di tempat perawatan intensif di Newcastle's Royal Victoria Infirmary setelah batuknya kian mematikan.
Ayah Reuben mengatakan kepada Newcastle Chronicle:
"Dalam waktu 24 jam dia berubah dari seorang anak laki-laki yang senang berkeliaran berlibur menjadi anak yang harus dirawat intensif."
"Saya seorang ayah dan saya belum pernah mendengar tentang croup."
Croup adalah salah satu jenis infeksi saluran pernapasan yang umumnya dialami anak-anak berusia enam bulan hingga tiga tahun namun dapat juga menyerang anak-anak yang berusia lebih tua.
Anak-anak dengan croup memiliki virus yang membuat saluran udara mereka membengkak.
Mereka memiliki batuk "menggonggong" yang sering dibandingkan dengan suara anjing dan suara serak, dan membuat suara bernada tinggi dan berderit saat mereka bernapas.
Orangtua Reuben membawa anak itu ke tempat peristirahatan saat batuknya memburuk.
Sampai akhirnya, Reuben dibawa ke rumah sakit.
Padahal beberapa hari sebelumnya, Reuben menikmati liburan keluarga di Lake District bersama orang tuanya.
Beruntung, anak berusia tiga tahun itu mulai menunjukkan tanda-tanda kondisinya membaik.
Virus ini menyebar melalui sentuhan dengan orang, benda, atau permukaan apa pun yang telah terkontaminasi.
Selain itu, virus ini juga dapat menyebar melalui udara, melalui bersin, dan batuk.
Croup dapat dialami lebih dari satu kali selama masa anak-anak dan umumnya terjadi di saat yang sama dengan merebaknya flu dan pilek.
Anak laki-laki lebih banyak terkena penyakit ini dibandingkan anak perempuan.
Infeksi virus menyebabkan pembengkakan pada laring dan penyumbatan pada trakea yang dapat berpengaruh juga kepada paru-paru.
Segera hubungi dokter atau dapatkan perawatan medis jika anak-anak mengalami:
- Kesulitan bernapas, termasuk pernapasan yang sangat cepat atau sulit.
- Terlalu cepat kehabisan napas saat berbicara atau berjalan.
- Tarikan otot leher dan dada saat bernafas.
- Pucat atau kebiruan di sekitar mulut.
- Meneteskan air liur atau mengalami kesulitan menelan.
- Sangat kelelahan atau mengantuk atau sulit terbangun.
- Dehidrasi (tanda-tanda termasuk mulut kering atau lengket, sedikit atau tidak ada air mata saat menangis, mata cekung, kehausan, dan jarang buang air kecil)