Polling Soal Penista Agama Ditutup, Deddy Corbuzier Berikan Komentar dan Ingatkan Lelucon Gus Dur
Mencuri perhatian netter, Deddy Corbuzier akhirnya turut mengajak para warganet untuk berdiskusi.
Penulis: Triroessita Intan Pertiwi
Editor: Diah Ana Pratiwi
TRIBUNSTYLE.COM -Stand up comedian Joshua Suherman kembali mencuri perhatian netter.
Bukan karena karya baru, Joshua dinilai telah melecehkan agama Islam dalam sebuah materi komedi.
Videonya menjadi viral di medsos dan menjadi pusat netizen.
Dalam video tersebut Joshua mengisi acara Majelis Lucu Indonesia.
• Tika Ramlan Unggah Foto Quotes Pelawak Legendaris S Bagyo Dengan Caption Ini, Ada Apa?
Mantan artis cilik ini diminta untuk meroasting bintang tamu yang hadir.
Ialah Cherly Cherrybelle, mantan leader dari grup tersebut.
Joshua membandingkan keunggulan Cherly dengan Anisa.
Joshua menjelaskan mengapa Anisa selalu lebih populer dari Cherly.
Alasannya tidaklah lain adalah Anisa beragama Islam.
Joshua menilai kalau bakat di Indonesia tetap akan kalah dengan mayoritas.
Video tersebut diunggah oleh akun @muslim.fact, Sabtu (6/1/2017).
Video ini kemudian tersebar luas dan menjadi viral di medsos.
Hingga saat ini Bareskrim Polri masih melakukan penyelidikan.
Penyelidikan ini dilakukan untuk menyikapi laporan yang dilayangkan oleh Ketua Forum Umat Islam Bersatu (FUIB) Rahmat Himran yang tercatat di Bareskrim Polri dengan nomor LP/30/I/2018/Bareskrim tertanggal 9 Januari 2018.
Mencuri perhatian netter, Deddy Corbuzier akhirnya turut mengajak para warganet untuk berdiskusi.
Salah satunya dengan membuat polling di akun YouTube Communitynya.
Dalam polling tersebut Deddy menulis "JOSHUA SUHERMAN DIPOLISIKAN!?!
Saya ingin tahu bagaimana isi pemikiran subscribers saya, menurut anda.. Apakah kasus Joshua Suherman bisa di anggap sebagai aksi Penistaan Agama atau Tidak? vote it and comments it.. we gonna discuss it!" dikutip TribunStyle.com, Jumat (12/1/2018).
Terdapat dua pilihan dalam vote tersebut, yaitu "Ya, Jelas Menista Agama" dan ""Bukan Sebuah Penistaan Agama".
Dari 72 ribu netizen, 66% netter mengatakan yang dilakukan Jojo adalah sebuah penistaan agama.
Sedangkan 34 % lainnya mengatakan itu bukan penistaan agama.

Deddy mencoba merangkum sekitar 8000 komentar warganet tentang pendapat yang menolak kalau yang dilakukan Jojo bukanlah penistaan agama.
"mereka mengatakan kalau itu hanya jokes dan lelucon, dan yang dikatan Joshua itu tidak mengandung ayat-ayat, dan sebagainya, dan itu adalah sebuah kenyataan sosial" jelas Deddy.
Sedangkan yang mengatakan hal tersebut penistaan agama mengatakan kalau agaman bukanlah untuk sebuah komedi atau bahan lawakan.
Deddy pun menjelaskan pendapatnya tentang hal ini.
Dia menuturkan bahwa yang memutuskan hal yang dilakukan Joshua itu penistaan agama atau bukan diputuskan oleh pakar agama serta polisi sebagai penegak hukum. Namun Deddy menuturkan bahwa ada hal menarik dalam video tersebut. Dimana para penonton yang hadir turut tertawa atas lawakan Joshua.
"Di sana terlihat seperti ga ada masalah dan it's jokes. Tapi buat saya itu ada salahnya," papar Deddy.
Namun ayah dari Azka ini menjelaskan aklau Jojo melakukan kesalahan.
Deddy mengatakan kalau Jojo tidak tepat untuk memastikan bahwa yang mayoritas pasti menang.
Selain itu Deddy menuturkan bahwa masyarakat Indonesia sudah pintar dalam menilai publik figur.
Orang Indonesia tidak membandingkan agama, suku, ras untuk memilih publik figur yang diidolakan.
Deddy juga menuturkan lawakan yang dibuat oleh presiden keempat Indonesia, Gus Dur.
Dimana Gus Dur bercakap dengan biksu, pendeta dan dirinya.
Gus Dur mengatakan kalau merasa paling jauh di antara dua orang tersebut.
Hal ini lantaran untuk memanggil Tuhan Gus Dur harus menggunakan Toa.
Well, penasaran dengan komentar Deddy Corbuzier?
Berikut video Deddy yang telah ditonton hampir 150 ribu kali dan memperoleh lebih dari 4000 komentar lebih.
Namun dalam unggahan tersebut, Deddy Corbuzier mengingatkan kita untuk lebih berhati-hati dalam bertindak juga saling menasihati jika tak memahami.
Deddy mengingatkan tentang beberapa sila Pancasila, mulai dari Ketuhanan Yang Maha Esa, Persatuan Indonesia, hingga Kemusyawaratan.
(TribunStyle.com/Triroessita Intan Pertiwi)