Pelajar SMP di Blitar Nekat Bunuh Diri Terjun ke Sungai, Diduga Surat Palsu Inilah Penyebabnya!
AW yang merupakan anak laki-laki berperilaku seperti perempuan, mulai dari cara bicara, berjalan, hingga tingkah laku lainnya.
Penulis: Irsan Yamananda
Editor: Amirul Muttaqin
TRIBUNSTYLE.COM - Seorang pelajar SMPN 3 Srengat berinisial AW (16) nekat bunuh diri dengan menceburkan dirinya ke Sungai Brantas di Desa Selokajang, Kecamatan Srengat, Kabupaten Blitar.
Peristiwa ini terjadi pada hari Selasa (9/1/2018) kemarin.
Motif bunuh diri korban pun sampai sekarang masih simpang siur.
Ada yang mengatakan bahwa AW sempat ketahuan merokok hingga orangtuanya dipanggil oleh pihak sekolah.
Ada juga yang mengatakan bahwa AW yang berjenis kelamin laki-laki ketahuan membawa bedak dan lipstik di dalam tasnya.
• Bertemu dengan Pembunuh Anaknya, Apa yang Dilakukan Ibu Ini Sungguh di Luar Dugaan, Bikin Nangis!
Namun, pihak sekolah mempunyai cerita tersendiri.
Pihak sekolah mengaku memanggil orangtua AW bukan karena rokok ataupun lipstik.
Kepala SMPN 3 Srengat, Heri Sasmito menceritakan sehari sebelum AW bunuh diri atau Senin (8/1/2018), sekolah mendapatkan kiriman surat.
Surat tersebut dimasukkan ke dalam kotak masalah di ruang BK.
Dalam surat tersebut tertera nama MU, ibu AW.
Surat itu ditujukkan pada wakasek kesiswaan dan guru BK.
Isi dari surat tersebut kurang lebih perihal keluhan orantua terhadap perubahan sikap AW.
AW yang merupakan anak laki-laki berperilaku seperti perempuan, mulai dari cara bicara, berjalan, hingga tingkah laku lainnya.
Dalam surat itu, orangtua meminta bantuan ke guru untuk membina AW terkait perubahan sikapnya.
• Kronologi Bunuh Diri Meritha Vridawati, Wanita Cantik yang Ditemukan Tewas di Got Thamrin City!
Berikut ini isi lengkapnya.
"Asalamualaikum Warahmatullai WB... Dengan hormat dengan datangnya surat ini saya ingin memberitahukan permasalahan anak saya di lingkungan keluarga dan masyarakat yang bernama AW (isinial-red) 'VII 9' Kunir. Bahwasanya AW itu banyak sangat berubah. Minta kepada Bu Widayati, guru BK, Pak Tumalam (Wakasek kesiswaan) untuk menyadarkan AW. Betapa pentingnya belajar dari permasalahan anak saya.
Lelah dirinya selalu bernyanyi dangdut dan tidak pernah belajar dan mengaji. Setiap hari ia pulang malam sekitar pukul 01.00 WIB dini hari. Dan dia membawa cewek-cewek yang berpakaian tidak senonoh.
Dengan ini saya minta bantuannya panjenengan. Untuk mengubah sikap dari anak saya. Saya minta tolong yang seberatnya. Terimakasih.
Wasalammualaikum WR WB. Hormat saya (tanda tangan) MU (inisial-red)."
Setelah mendapatkan surat tersebut, pihak sekolah lalu membuat undangan untuk orangtua AQ.
Pihak sekolah ingin mengklarifikasi kebenaran dari surat tersebut.
Tribunstyle melansir dari Surya.co.id (10/1/2018), "Senin itu juga kami buat surat undangan untuk orangtua AW. Suratnya kami titipkan ke siswa lain. Kami minta orangtua siswa datang ke sekolah pada Selasa (9/1/2018) pukul 10.00 WIB untuk mengklarifikasi surat itu," kata Heri Sasmito, Rabu (10/1/2018).
Menurutnya, langkah yang diambil pihak sekolah dalam menyikapi surat tersebut sudah benar.
Mengingat mereka tidak langsung menegur AW, melaionkah memanggil orangtuanya terlebih dahulu untuk klarifikasi.
Anehnya, ternyata sang ibunda tidak pernah mengirimkan surat tersebut.
"Hasil klarifikasi ke ibunya, ternyata surat itu bukan dari ibunya," ujar Heri.
Saat orangtuanya datang, AW terlihat masih ceria.
Bahkan dia sempat menyambut ibunya yang datang bersama sang adik.
Setelah ibunya masuk ruang BK, AW pun diminta keluar agar guru bisa bicara empat mata dengan MU.
Namun setelah itu, AW keluar dari sekolah dan berjalan menuju ke timur.
Seorang guru sempat mengejar AW, namun korban sudah berdiri di jembatan kereta api di atas Sungai Berantas.

Tiba-tiba korban langsung melompat dari atas jembatan dan terjun ke sungai.
Jarak jembatan dan sungai sekitar 20 meter.
Saat ini polisi masih mencari tubuh korban yang hanyut terbawa arus sungai. (Tribunstyle/ Irsan Yamananda)