Pasca 7 Bulan Dikubur, Pria yang Sudah 'Meninggal' Ini Kembali ke Rumah, Fakta Pilu Terungkap
Sesampainya di kampung, ia malah mengetahui bahwa keluarganya mengira dia telah meninggal dan telah mengkremasi mayat orang lain.
Penulis: Yohanes Endra Kristianto
Editor: Yohanes Endra Kristianto
TRIBUNSTYLE.COM - Kepala Polisi Divisi 1 Metropolitan Thailand, Mayor Jenderal Zenith Samransamruadkit telah menugaskan sebuah tim untuk menyelidiki kesalahan identifikasi mayat.
Ini mengakibatkan seorang pria dinyatakan meninggal dan keluarganya mengadakan pemakaman dan mengkremasi seorang pria yang tidak diketahui yang meninggal hampir tujuh bulan yang lalu
Sakhon Sacheewa, seorang nelayan berusia 44 tahun, kembali mengunjungi kampung halamannya pada hari Minggu.
• Terungkap! Tanpa Benda Ini, Lagu Shape of You Milik Ed Sheeran Bisa Jadi Berbeda
Saat itu ia baru saja selesai bekerja di sebuah kapal di Nakhon Si Thammarat selama 14 bulan, melansir Asiaone.
Sesampainya di kampung, ia malah mengetahui bahwa keluarganya mengira dia telah meninggal dan telah mengkremasi mayat orang lain.
Kepala Polisi Nang Lerng Bangkok, Pol Colonel Kampanart Arunkhiriroj mengatakan bahwa polisi telah mengikuti prosedur yang sesuai dalam pelaporan kematian seorang pria yang tidak disebutkan namanya yang mayatnya ditemukan pada 20 Mei di sebuah kamar kontrakan di distrik Phra Nakhon.
Polisi menemukan sebuah salinan kartu identitas Thailand tanpa foto, salinan surat pendaftaran rumah, dan kartu karyawan perusahaan yang berisi nama Sakhon Sacheewa sebelum mengirim mayat tersebut diotopsi di Rumah Sakit Vajira.

Pria yang meninggal tersebut ditemukan telah meninggal karena infeksi di perut dan usus.
Kerabat Sakhon dihubungi untuk menjemput jenazah tersebut.
Setelah mengetahui bahwa Sakhon masih hidup, polisi memulai penyelidikan atas identitas almarhum pria tersebut.
"Ternyata selama ini majikan dari almarhum pria tersebut belum mengumpulkan sidik jarinya, dan memeriksa transaksi keuangan untuk menemukan sanak keluarga atau petunjuk lainnya," ujar Kampanart.
Seorang rekan kerja mengatakan kepada polisi bahwa orang yang meninggal tersebut berbicara bahasa Thailand dan berasal dari Timur Laut.

Polisi juga menginginkan Sakhon untuk memberi kesaksian mengenai klaimnya bahwa dokumennya telah dicuri sehingga polisi dapat meminta kantor distrik Phra Nakhon membatalkan surat kematian tersebut, katanya.
Sakhon sebelumnya mengatakan seorang pria Myanmar telah mencuri kartu identitasnya, jadi dia telah mengajukan sebuah laporan dan mendapatkan kartu baru dari kantor distrik Khanom Nakhon Si Thammarat.
Kepala Distrik Pornchai Wong-ngam mengatakan kepada Sakhon kemarin bahwa kantor tersebut akan melancarkan penyelidikan atas prosedur yang menyebabkan dia dinyatakan meninggal dunia sebelum surat kematiannya dibatalkan dan mengembalikan nomor kartu identitasnya.
"Sertifikat kematian Sakhon mungkin dikeluarkan karena perbedaan informasi," kata Pornchai.
"Namun, setiap kompensasi uang akan dipertimbangkan berdasarkan peraturan negara tersebut, karena keluarga tersebut mengklaim telah menghabiskan 6 ribu Dolar AS untuk pemakaman tersebut."
Pejabat keuangan dan Kantor Akuntan Thanaporn Chaiyasit mengatakan bahwa kantor tersebut telah membayar 6 ribu Dolar sebagai kompensasi kepada ibu Sakhon, termasuk dana bantuan pemakaman, kompensasi kematian dan tabungan pensiun.
Kantor itu akan meminta keluarga tersebut untuk mengembalikan uang tersebut, mungkin dengan cicilan.

Kerabat Sakhon sebelumnya mengklaim bahwa jenazah itu memiliki ciri yang berbeda dengan Sakhon.
Gigi depan dari jenazah itu utuh, sementara Sakhon kehilangan gigi depannya.
Namun petugas bersikeras bahwa tubuh itu sudah membusuk untuk diidentifikasi dan segera mempercepat proses upacara keagamaan.
(TribunStyle/Yohanes Endra)
Ajaib, Bayi di India Dinyatakan Meninggal, tapi Saat Akan di Kremasi Tiba-tiba Hidup Lagi!
TRIBUNSTYLE.COM - Seorang bayi yang baru lahir di India dinyatakan meninggal oleh dokter, tetapi beberapa jam kemudian, bayi itu bernapas ketika hendak dimakamkan.
Ibu bayi laki-laki itu melahirkan anak kembar pada Kamis (30/11/2017) di Rumah Sakit Max Super Speciality, di New Delhi, India.
Awalnya, dokter menyatakan bayi kembar satunya yang berjenis kelamin perempuan lahir mati.
Sementara bayi lainnya berjenis kelamin laki-laki masih dalam kondisi kritis dan dua jam kemudian dinyatakan meninggal.
• Resep Nasi Kebuli Daging Sapi - Menu Sarapan Lezat dan Bergizi, Sumber Energi Si Kecil!
Dilansir dari CNN, Sabtu (2/12/2017), kakek sang bayi, Praveen Malik, mengatakan, keluarganya telah menyiapkan upacara kremasi ketika mereka menyadari ada beberapa gerakan dari dalam kantong jenazah yang pihak rumah sakit berikan.
"Ketika kami membuka kantong itu, kami menemukan bayi laki-laki itu bernapas. Saya terkejut. Saya tidak percaya penglihatan saya," katanya.
Bayi itu kemudian menjalani perawatan di rumah.
"Kami tidak ingin membawa bayi kami ke RS Max. Kami tidak percaya dokter di sana," ucap Malik.
• Horor! Saat Mahasiswi Ini Naik Bus Tubuhnya Disentuh 3 Kali, Pas Direkam Muncul Tangan dari Belakang
"Kami ingin pemerintah melakukan tindakan tegas terhadap pihak berwenang RS karena kelalaian mereka," tambahnya.
Dalam sebuah pernyataan, RS Max menyatakan, bayi laki-laki itu sebelumnya tidak menunjukkan tanda-tanda kehidupan.
"Kami dikejutkan dan khawatir dengan kejadian langka ini. Kami telah melakukan penyelidikan rinci. Dokter yang bersangkutan diminta pergi secepatnya," katanya.
Sementara itu, Menteri Kesehatan India Satyendar Jain menulis di akun Twitter-nya memerintahkan penyelidikan terhadap insiden tersebut. (Kompas.com/Veronika Yasinta)
Berita ini pernah dipublikasikan Kompas.com dengan judul "Dinyatakan Meninggal, Bayi di India Hidup Ketika Hendak Dikremasi."