Ditemukan Sekarat, Pasien Ini Bikin Seisi Rumah Sakit Bingung, Dokter Panik Lihat Tato di Dadanya!
Ia tidak sadarkan diri, dengan riwayat masalah kesehatan yang serius dan tingkat konsumsi alkohol berlebihan.
Penulis: Yohanes Endra Kristianto
Editor: Yohanes Endra Kristianto
TRIBUNSTYLE.COM - Kita semua bisa melihat jelas tulisan pada gambar yang ada di sini.
Tapi kita juga segera mengetahui alasan mengapa gambar ini menimbulkan banyak dilema.
Baru-baru ini, seorang pria dirawat di rumah sakit.
• Nggak Kalah dari Camila Cabello, Begini Jadinya Via Vallen Cover Lagu Havana, Tembus 2 Juta Viewers
Ia tidak sadarkan diri, dengan riwayat masalah kesehatan yang serius dan tingkat konsumsi alkohol berlebihan.
Dia tidak dapat diidentifikasi dan tidak ada keluarga bersamanya.
Yang lebih mengejutkan, di dadanya, dia memiliki tato: 'Do Not Resuscitate'.
Do Not Resuscitate (DNR) kerap diartikan sebagai sebuah perintah agar jangan dilakukan Resusitasi.
DNR adalah pesan untuk tenaga kesehatan ataupun masyarakat umum untuk tidak mencoba melakukan atau memberikan tindakan pertolongan berupa CPR (cardiopulmonary resuscitation) atau Resusitasi Jantung Paru (RJP) jika terjadi permasalahan darurat pada jantung pasien atau terjadinya henti napas pada pasien.
Perintah ini ditulis atas permintaan pasien atau keluarga tetapi harus ditanda tangani dan diputuskan melalui konsultasi pada dokter yang berwenang.
DNR merupakan salah satu keputusan yang paling sulit.

Ini menimbulkan masalah dilema etika yang menyangkut perawat ataupun dokter dan tenaga kesehatan lainnya yang terlibat.
Jadi apa yang bisa dilakukan dokter saat melihat tato DNR tadi?
Kedengarannya seperti pertanyaan skenario terburuk dari kursus etika kedokteran.
Tapi itulah yang benar-benar terjadi baru-baru ini di sebuah rumah sakit di Florida.
Pria berusia 70 tahun itu dirawat di Jackson Memorial Hospital di Miami dengan masalah pernapasan, konsentrasi alkohol dalam darah tinggi dan tidak ada dokumen identifikasi, menurut studi dokter yang dipublikasikan pada hari Kamis (30/11/2017) di The New England Journal of Medicine.
Studi yang baru diterbitkan tersebut mengeksplorasi teka-teki etika dan medis staf yang dihadapi saat dihadirkan dengan seorang pasien pria berusia 70 tahun yang 'menolak' pengobatan.
Awalnya, dokter ingin mengabaikannya.
Menurut penelitian, yang ditulis oleh tim profesional medis dari University of Miami, para dokter yang merawat pria tersebut tidak ingin memedulikan tato karena sulit meyakini bahwa itulah yang diinginkan pria tersebut.
"Awalnya kami memutuskan untuk tidak menghormati tato tersebut, dengan meminta prinsip saat menghadapi ketidakpastian," kata studi tersebut.
Para dokter memilih untuk merawat pasien dengan antibiotik dan tindakan penyelamatan lainnya.
Namun, mereka memanggil konsultan etika rumah sakit, yang memiliki pendapat berbeda.
Hukum tentang DNR terkadang rumit dan bervariasi dari satu negara bagian ke negara lain.

Menurut sebuah artikel di Journal of General Internal Medicine, "Dokter secara moral dan hukum berkewajiban untuk menghormati preferensi pasien agar tidak menjalani perawatan yang menopang kehidupan."
Namun, ini harus melalui kesepakatan berbentuk dokumen yang ditandatangani.
Sementara, tato tidak mengikat secara hukum, dan biasanya dianggap terlalu ambigu untuk bertindak.
Lalu, tato itu mungkin tidak dihasilkan dari keputusan yang benar-benar dipertimbangkan.
"Kesalahan dalam penafsiran mungkin memiliki kehidupan dan konsekuensi kematian," jelas artikel Journal of General Internal Medicine.
Dalam kasus pria di rumah sakit Florida, konsultan etika mengatakan bahwa dokter harus menghormati tato tersebut.
"Mereka menyarankan bahwa paling masuk akal untuk menyimpulkan bahwa tato tersebut menunjukkan preferensi yang sah, bahwa apa yang mungkin dilihat sebagai peringatan juga dapat dilihat sebagai adat istiadat, dan peraturan tersebut terkadang tidak cukup gesit untuk mendukung perawatan yang berpusat pada pasien dan menghormati kepentingan terbaik pasien," tulis studi tersebut.
Ada juga perkembangan lain yang mendukung keputusan konsultan tersebut:
Bagian pekerjaan sosial di rumah sakit tersebut menemukan salinan Florida Department of Health, yang mendukung permintaan tato tersebut.
Hasil akhirnya?
Akhirnya, perintah DNR itu dikabulkan, dan pasien pria itu meninggal pada malam hari.
Penulis penelitian tersebut mengatakan bahwa mereka "lega menemukan permintaan DNR," namun sempat kebingungan pada awalnya mengenai tato tersebut membawa sebuah isu aneh yang telah diperdebatkan di komunitas medis beberapa kali.
(TribunStyle/Yohanes Endra)
Baru Kenal Sehari, Pria Ini Mau-maunya Bikin Tato Ceweknya Tanpa Busana, tapi Ujungnya Nyesek!
TRIBUNSTYLE.COM - Setiap manusia pasti ingin berlibur dengan cara yang menyenangkan.
Mulai dari bepergian ke tempat wisata sampai bersantai di rumah, tentu semua itu menjadi momen pelepas penat yang tepat.
Hanya saja momen liburan yang tadinya sempurna, bisa saja sewaktu-waktu berubah menjadi malapetaka.
Inilah yang dialami oleh seorang pria bernama Malakye Brooks.
• 4 Pose Selfie Ini Wajib Kamu Hindari, yang Terakhir Bisa Bikin Cepat Tua
Malakye berlibur ke Ibiza dan bertemu dengan seorang wanita cantik.
Sedang dimabuk kepayang, Malkye menuruti semua keinginan kekasihnya yang baru bertemu satu malam tersebut.
Kekasih baru Malakye itu memintanya untuk membuat tato.

Dengan penuh semangat dan inisiatif, Malakye bahkan punya sebuah ide yang menurutnya akan berjalan sempurna.
Bukan hanya sekedar tato wajah kekasihnya, namun juga tubuhnya yang tanpa busana dengan mengekspos payudara.
Langkah yang dilakukan Malakye itu terbilang ekstrem dan sangat dipertanyakan.
Apalagi kalau mengingat hubungan mereka yang baru seumur jagung.
Sangat aneh kalau Malakye menuruti begitu saja permintaan wanita yang baru sehari dikenalnya.

Tato tersebut akhirnya dibuat dengan penuh perjuangan.
Malakye harus menangung sakitnya jarum tato yang menggores di punggungnya.
Proses pembuatan tato ini memakan waktu empat jam.
Biaya tato itu pun cukup mahal.
Tato tersebut dibuat seharga 500 Dolar Amerika Serikat atau sekitar 6,6 juta.
Selama liburan, Malakye harus menahan malu.
Semua orang yang melihat punggungnya malah tertawa kecil.
Tak jarang ada orang yang menatapnya seperti orang aneh.

Beberapa orang juga mencubit punggung Malakye tepat di gambar dada wanitanya.
Masa liburan pun usai.
Yang lebih mengenaskan, hubungan Malakye dengan kekasihnya itu pun ikut selesai.
Tak ada lagi sosok kekasih yang akan menemani Malakye bersenang-senang.
Tapi sosok mantan kekasihnya tanpa busana akan terus melekat di punggungnya.
Bikin susah move on!
(TribunStyle.com/Yohanes Endra Kristianto)