Breaking News:

Viral Karena Ditipu Harga Nasgor Mahal, Sang Korban Malah Mau Dipolisikan! Premanisme PKL Malioboro?

Sudah kena tipu dengan harga nasi goreng yang super kemahalan, Dwiki sekarang malah dapat ancaman akan dipolisikan oleh oknum PKL di Malioboro!

Penulis: Bobby Wiratama
Editor: Bobby Wiratama
Kolase Tribunstyle

TRIBUNSTYLE.COM - Saat ini makanan dengan bentuk lesehan atau duduk di lantai memang sudah banyak bertebaran.

Mulai dari yang kaki lima hingga restoran mahal sudah ada yang model lesehan.

Tentu banyak orang yang lebih memilih tempat makan lesehan di pinggir jalan atau bisa dibilang kaki lima.

Hal itu karena tempat makanan lesehan di pinggir jalan biasanya memiliki harga yang lebih miring dari restoran biasanya dan enak untuk bercengkrama bersama keluarga atau teman-teman.

Lagi dan Lagi! Viral Lesehan Malioboro yang Patok Harga Cekik Leher! Makan Gini Aja Hampir 200 Ribu!

Namun, kekurangan ketika makan di tempat makan lesehan pinggir jalan adalah masih banyak tempat-tempat yang tidak memberikan daftar harga menu makanan dan minumannya.

Hal tersebut biasanya dijadikan beberapa pedagang untuk mengeruk keuntungan sebesar-besarnya, apalagi ketika musim liburan tiba, harganya tidak tanggung-tanggung.

Bahkan makan lesehan di pinggir jalan bisa seharga restoran mahal pada umumnya.

Hal itulah yang terjadi kepada pengguna Facebook Muhammad Dwiki Bagaskara .

Beberapa waktu lalu ia membagikan kisah mirisnya tersebut di grup Info Cegatan Jogja pada Senin (6/11/2017).

Melalui unggahannya tersebut, akun Facebook Muhammad Dwiki Bagaskara mengaku bahwa dirinya bukan orang asli Jogja.

Ia dan dua rekannya berasal dari Sumatera dan sedang ada urusan pekerjaan di Kota Pelajar ini.

Saat makan malam, ketiganya pun memilih untuk makan di sebuah emperan gerobak.

Menu yang mereka makan adalah 3 nasi goreng telur dengan suwiran ayam yang ia katakan sedikit.

Kemudian juga mereka memesan 1 es teh, 1 teh hangat tawar, dan 1 teh hangat manis.

Alangkah kagetnya Muhammad Dwiki Bagaskara harus membayar Rp 88 ribu untuk semua menu yang ia makan malam itu.

Padahal ekspektasinya, makan di emperan jalan Jogja tidak akan semahal di kafe-kafe pada umumnya.

Ia mengira makan di tempat-tempat seperti ini, harga yang dibanderol cukup murah.

Harga yang tidak sesuai dengan kondisi lapak yang tidak permanen inilah yang membuat Muhammad Dwiki Bagaskara kebingungan dan merasa kurang nyaman.

Bahkan ia juga mengaku, meski harga sembako di daerahnya lebih mahal, tapi untuk menu makanan di warung tidak semahal menu yang ia makan malam itu.

Kisahnya pun menjadi viral dan mendapatkan tanggapan beragam dari para netizen.

Kisah pengunjung yang kaget dengan harga makanan di Jogja
Kisah pengunjung yang kaget dengan harga makanan di Jogja (Facebook)
Tempat makan di Jogja
Tempat makan di Jogja (Facebook)
 

"Malamm sedulurr.. mau nanya.. kami bukan orang asli Jogja.

Kami di Jogja beberapa hari, kami sedang ada urusan kerja di Jogja.

Tadi kami barusan makan di tempat makan emperan gerobak.

Menunya nasi goreng telur dengan suwiran ayam sedikit 3 porsi, es teh 1, teh anget tawar 1, teh anget manis 1.

Total harga 88 ribu, jujur kami sebagai bukan orang Jogja asli kaget sekali karena saya yg berasal dari Sumatera yg dominan harga sembako lebih mahal..

Tapi harga dan menu yg kami pilih tidak semahal di sini (lebih murah di daerah saya)

Karena yang kami ketahui, Jogja relatif lebih murah harga makanannya.

Harga standar cafe pun tidak ada semahal ini dengan porsi yg disajikan dan kualitasnya.

Kami tidak menanyakan harga karena kami menyesuaikan dengan kondisi lapak penjual yg bukan bangunan permanen.

Ini yang membuat kami bingung dan kurang nyaman.. semalam hujan dan berniat cari makan di sekitar penginapan..lokasi jalan Dagen Malioboro.. mohon maaf lur mengganggu waktunya #butuhinfo. #janganbibully #hanyabutuhinfo" tulis Muhammad Dwiki Bagaskara pada keterangan fotonya.

Komentar netizen pun membanjiri unggahan ini, tak sedikit dari mereka yang menyayangkan harga yang dibanderol oleh pedagang tersebut.

"Kebangetan kui bakule nutuk rego...!" (Kebangetan itu pedagangnya ngasih harga) tulis akun Baretta Abimanyu.

"Ditertibkan saja itu warung gak jujur, merusak citra pedagang kecil" tulis akun Gusliansyach Gusti.

"Ya begitulah, kalo jajan saya mending pake bahasa jawa yg biasa, kalo pake b,indo atau jawa kromo pasti dipukul tuh harganya, itukan kesempatan mereka mereka pikir toh gk kenal paling mampir juga sekali ini kenapa gak dipukul aja gitu mas" tulis akun Dapule.

Unggahan soal keluhan mahalnya harga nasi goreng di Malioboro ini pun viral di media sosial.

Sayangnya, sosok Dwiki malah ibarat bak jatuh tertimpa tangga setelah mengutarakan keluhannya ini.

Sudah kena tipu dengan harga nasi goreng yang super kemahalan, Dwiki sekarang malah dapat ancaman akan dipolisikan oleh oknum PKL di Malioboro!

Hal ini diungkapkan Dwiki melalui unggahn terbarunya di Facebook berikut:

Postingan Dwiki yang diancam oknum PKL Malioboro
Postingan Dwiki yang diancam oknum PKL Malioboro ()

assalamu'alaikum.wr.wb

menindak lanjuti postingan saya kemarin, saya hanya bertanya dan membutuhkan informasi dari sedulur semua tentang kejadian yang saya alami, saya juga telah mengirim e-mail ke dinas terkait atas ketidaknyamanan saya atas hal-hal yang terjadi agar tidak terjadi kesimpangsiuran.

disini sekali lagi saya hanya menanyakan agar mendapatkan informasi apakah "BENAR" harga yang di patok penjual kepada konsumen, disini saya hanya ingin mendapatkan hal-hal yang menjadi hak konsumen, karena jelas di atur dalam undang-undang negara ini Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1999, Tanggal 20 April 1999, Tentang Perlindungan Konsumen,

yang mana salah satu bunyinya adalah memberikan informasi yang jelas, kami dari pihak konsumen jujur saja kaget sekali dengan harga yang dipatok.

selain itu, pihak penjual merasa mendapatkan perlakuan pencemaran nama baik, sya disini tidak mencemari nama baik anda loh mas pedagang yang terhormat, nama anda sama sekali tidak saya sebutkan dalam postingan ini dan tiba2 anda muncul dengan menjudge saya sebagai pelaku, saya disini menyuampaikan "FAKTA" yang saya alami mas,,,

saya yang merasa dirugikan saja tidak ada sepatah katapun dalam postingan saya menyebut nama anda.

salah satu kategori pencemaran nama baik itu adalah namanya disebutkan dan saya disini tidak menyebut nama anda sedikitpu,,

Pernyataan Dwiki pasca diancam Oknum PKL Malioboro
Pernyataan Dwiki pasca diancam Oknum PKL Malioboro (Facebook)

saya juga paham apa yang dirasakan masnya kalo dagangannya sepi,, makanya saya hanya memposting dng hastag #hanyabutuhinfo tanpa mengurangi kehormatan mas sendiri sebagai pedagang,

yang saya rasakan sekarang adalah sebuah "kata-kata" ancaman via dm instagram yang dikirimkan teman saya kepada saya untuk memberitahukan hal ini. yang saya harapkan juga penjual bisa berfikir tentang harga yang diberikan wajar atau tidak.

saya disini menginginkan jogja tetap nyaman kepada siapapun, bukan berhenti nyaman, mari kita semua menyikapi kasus ini dengan bijak, karena saya yakin orang-orang jogja merupakan orang yang baik dalam segala hal,

terimakasih wassalamu'alaikum.wr.wb. #marisikapidenganbijak

Ancaman Oknum PKL Malioboro
Ancaman Oknum PKL Malioboro (Instagram)

Waduh! dikenal banyak orang karena warganya yang ramah, kenapa PKL di Maliboro ini bertindak bak preman dengan melakukan persekusi ya!

Kasus ini tampaknya bakalan bikin orang-orang Jogja malu deh!

(TribunStyle.com/ Bobby Wiratama)

Sumber: TribunStyle.com
Tags:
MalioboroFacebookInfo Cegatan Jogja
Rekomendasi untuk Anda
AA

BERITA TERKINI

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved