Breaking News:

Puncak Hujan Meteor Orionid Sedang Berlangsung, Begini Cara Supaya Bisa Melihatnya dengan Jelas!

Hujan Meteor Orinoid 2017 sedang menjadi perbincangan. Fenomena alam ini terjadi setiap tahunnya di bulan Oktober.

Penulis: Archieva Nuzulia Prisyta Devi
Editor: Dimas Setiawan Hutomo
cikancah-cyber.com
Ilustrasi bintang jatuh 

TRIBUNSTYLE.COM - Hujan Meteor Orinoid 2017 sedang menjadi perbincangan.

Fenomena alam ini terjadi setiap tahunnya di bulan Oktober.

Melansir langitselatan.com, setiap bulan Oktober kita berkesempatan untuk menikmati suguhan lintasan meteor yang tampak datang dari rasi Orion, si Pemburu.

Peristiwa ini berlangsung sejak tanggal 17 hingga 22 Oktober 2017.

Puncaknya terjadi 21-22 Oktober 2017 malam.

Tepatnya mulai tengah malam hingga matahari terbit.

Astaga! CCTV di Cafe Bar Ini Tangkap Penampakan Hantu, Videonya Bikin Merinding!

Namun, untuk tahun ini sangat berbeda.

Hujan meteor ini akan terjadi dari berbagai arah.

Lajunya mencapai 66 km/detik dan bisa sampai 20 kali dalam satu jam.

Fenomena satu ini sayang banget buat dilewatkan.

Buat kamu yang ingin melihatnya bisa banget kok.

Nggak perlu peralatan khusus seperti saat melihat gerhana.

Cukup keluar rumah dan memandang ke arah langit yang cerah selama tidak mendung.

Kalau ingin lebih jelas, kamu bisa mencari lokasi yang tak terlalu banyak lampu.

Sehingga pemandangan di langit bisa terlihat jelas.

Inilah mengapa kampanye langit gelap atau "Globe at Night" diciptakan seperti dilansir KOMPAS.com.

Tujuannya untuk membangun kesadaran mengenai pentingnya kondisi langit gelap dan efek dari polusi cahaya perkotaan terhadap astronomi.

Selamat mencoba nanti malam!

(TribunStyle.com/Archieva Prisyta)

Wow! Akan Ada 6 Fenomena Langit Pekan Ini, Salah Satunya Hujan Meteor, Bisa Dilihat Tanpa Teleskop

Minggu ini tepatnya, dari tanggal 17 hingga 22 Oktober 2017 para benda langit akan menampakkan diri di Indonesia.

Berikut enam fenomena yang bakal menghiasi langit sepanjang pekan ini:

1. Mars, Venus, Bulan, Berdekatan
Ilustrasi bulan
Ilustrasi bulan (Getty Images)

Pada tanggal 17 Oktober 2017, misalnya, kita bisa melihat "kemesraan" antara planet Mars, Venus, dan bulan. Kedekatan tiga benda langit tersebut subuh tadi terlihat dengan mata telanjang.

2. Bulan Sabit Tua dan Venus

Fenomena Transit Venus, di mana planet Venus singgah di muka matahari. Fenomena ini terjadi 6 September 2004 lalu dan diperkirakan akan kembali terjadi 6 Juni 2012.
Fenomena Transit Venus, di mana planet Venus singgah di muka matahari. Fenomena ini terjadi 6 September 2004 lalu dan diperkirakan akan kembali terjadi 6 Juni 2012. (INT)

Hari berikutnya, 18 Oktober 2017, kita juga bisa menyaksikan iringan bulan sabit tua dan Venus sebelum fajar menyingsing.

3. Iring-iringan Jupiter dan Merkurius

planet Jupiter
planet Jupiter (int)

Masih di hari yang sama, saat senja kita bisa menyaksikan iring-iringan Jupiter dan Merkurius menghiasi langit.

Namun, fenomena ini sepertinya tidak bisa kita saksikan karena langit Indonesia saat itu kemungkinan masih cukup terang.

"Konjungsi Merkurius dan Jupiter mungkin sulit dilihat karena posisinya sangat rendah, hanya setinggi 6 derajat," kata Muhato, penggiat Jogja Astro Club, saat dihubungi Kompas.com melalui pesan singkat, Selasa (17/10/2017).

Muhato juga menambahkan bahwa fenomena langit tidak berhenti di situ saja. Selama minggu ini, Anda akan mudah mengamati berbagai fenomena langit.

4. Penampakan Planet Uranus

Gerhana Bulan total Rabu (8/10/2014) diabadikan bersama planet Uranus (ditandai anak panah) dari Jember. Uranus tak tampak dengan mata telanjang namun berhasil diabadikan dengan kamera lensa 55 mm, setting ISO tinggi dan long exposure 15 detik.
Gerhana Bulan total Rabu (8/10/2014) diabadikan bersama planet Uranus (ditandai anak panah) dari Jember. Uranus tak tampak dengan mata telanjang namun berhasil diabadikan dengan kamera lensa 55 mm, setting ISO tinggi dan long exposure 15 detik. (Chandra Firmansyah/Kompas.com)

Hal ini senada dengan yang dikatakan oleh Marufin Sudibyo, seorang penulis di situs langit selatan.

Marufin berkata bahwa pada 19 Oktober 2017, Uranus akan menampakkan diri sepanjang malam.

"Uranus dapat dilihat sepanjang malam dengan mata telanjang," ujar Marufin melalui pesan singkat.

5. Hujan Meteor Mayor

hujan meteor
hujan meteor (ist)

Pada 21-22 Oktober 2017, di langit Indonesia juga akan terlihat hujan meteor mayor. Hujan meteor ini disebut dengan Orionids.

"Orionids kali ini cukup bagus, karena selain malam Minggu, langit tidak terganggu cahaya bulan karena fase bulan baru," kata Muhato.

Hujan meteor ini bisa disaksikan mulai dari tengah malam hingga subuh. Orionids kali ini kira-kira akan menampakkan 15-20 meteor setiap jam.

Dia juga mengingatkan bahwa salah satu syarat untuk melihat fenomena langit adalah kecerahan cuaca saat itu berlangsung. Selain itu, hujan meteor akan lebih mudah dilihat di langit gelap.

Inilah mengapa kampanye langit gelap atau "Globe at Night" diciptakan. Tujuannya untuk membangun kesadaran mengenai pentingnya kondisi langit gelap dan efek dari polusi cahaya perkotaan terhadap astronomi.

 Kontras dengan Kedua Putrinya, Tampilan Ashanty di Silet Awards 2017 Ini Justru Dianggap Menyeramkan

6. Konjungsi Bulan dan Saturnus

Sebagai penutup, tanggal 24 Oktober 2017 juga ada konjungsi bulan dan Saturnus di langit barat. Fenomena ini bisa dilihat mulai dari matahari terbenam hingga jam 9 malam.

Meski bisa dilihat dengan mata telanjang, tetapi Muhato menyarankan melihatnya dengan teleskop. "Dengan teleskop lebih bagus karena bisa melihat kawah bulan dan cincin saturnus," jelasnya.(*)

Artikel ini dipublikasikan Tribun Timur dengan judul "Jangan Lewatkan 6 Fenomena Langit Pekan Ini! Ada Hujan Meteor, Bisa Dilihat Tanpa Teleskop."

Sumber: TribunStyle.com
Tags:
Meteor Orinoidlangitselatan.com
Rekomendasi untuk Anda
AA

BERITA TERKINI

berita POPULER

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved