Hari Batik Nasional 2017 - Sakral, Tak Sembarangan Orang Boleh Pakai Batik Motif Ini
Hari Batik Nasional semua bangga pakai batik, bahkan Bill Gates, orang terkaya di dunia, juga tampak gagah dengan kemeja panjang batik.
Penulis: Suut Amdani
Editor: Suut Amdani
TRIBUNSTYLE.COM - Masyarakat Indonesia memeringati Hari Batik Nasional atau HBN tiap 2 Oktober.
Tahun 2017, Hari Batik Nasional jatuh pada Senin (1/10/2017).
Penetapan hari batik ini pun cukup bersejarah.
Seperti dikutip Wikipedia, Batik ditetapkan sebagai Warisan Kemanusiaan untuk Budaya Lisan dan Nonbendawi (Masterpieces of the Oral and Intangible Heritage of Humanity).
• Hari Batik Nasional - Ini 7 Fakta Kain Khas Indonesia yang Mendunia, Nomer 3 Bikin Melongo!
UNESCO memasukkan batik dalam Daftar Representatif Budaya Tak benda Warisan Manusia.
Pengakuan terhadap batik merupakan pengakuan internasional terhadap budaya Indonesia.
Kini, semua orang Indonesia bagga mengenakan batik.
Bahkan sejumlah selebriti dan pesohor luar negeri senang menggunakan batik.
Bill Gates, orang terkaya di dunia ini, juga tampak gagah dengan kemeja panjang batik.

Rachel Bilson, artis Hollywood ini juga gemar kenakan batik.
Rachel Bilso memadu padankan dress batiknya dengan jaket hitam, jatuhnya jadi semakin keren abis.

Batik boleh dipakai oleh siapa saja.
Tapi, konon ada motif yang nggak boleh sembarangan dipakai orang.
Adalah batik motif Parang Barong.
• Heboh Video Klip Terbaru Agnez Kenakan Batik, Ketua Yayasan Batik Indonesia Angkat Bicara!
Motif ini hanya digunakan oleh Raja, Permaisuri, dan Keluarganya.
Adat ini ada di Keraton Yogyakarta, serta Kasunanan Suarakarta.
Lantas apakah sama sekali tidak diperbolehkan?
Sebenarnya, tidak.
Peraturan ini lebih ditujukan untuk lingkungan keraton.
Misalnya, abdi dalem tidak diperkenankan untuk mengenakannya.
Ada sanksi khusus jika abdi dalem menggunakan motif larangan itu.
Motif parang barong disebut sebagai induk dari motif parang lainnya karena kesakralannya.

Ukuran motifnya yang besar menunjukkan kedudukan besar yang dimiliki raja.
Motif ini diciptakan oleh Sultan Agung Hanyakrakusuma yang merepresentasikan jiwanya sebagai raja.
Motifnya yang digambarkan berkesinambungan secara diagonal melambangkan perjuangan yang tak pernah terputus.
Di museum batik Keraton Yogyakarta, dipamerkan motif batik parang barong milik Sri Sultan HB VIII dan Sri Sultan X saat momen penobatan.
Terdapat perbedaan ukuran di antara keduanya.
Batik motif parang barong milik Sri Sultan HB VIII tampak berukuran lebih besar.