Gelandangan yang Dianggap Gila ini Malah Dirindukan Jamaah, Alasannya Ternyata. . .
Pernahkah kita melihat seorang yang mengalami gangguan mental dan menjadi gelandangan terkatung-katung di jalanan?
Editor: Dimas Setiawan Hutomo
Laporan wartawan Seto Aji Nugroho
TRIBUNSTYLE.COM - Pernahkah kita melihat seorang yang mengalami gangguan mental dan menjadi gelandangan terkatung-katung di jalanan?
Orang-orang terbuang ini lantas dianggap tidak ada didalam kehidupan sosial masyarakat.
Bahkan masyarakat cenderung menghindari orang-orang terbuang ini karena beralasan mereka kotor, berbahaya, dan bergangguan mental.
Dilansir reporter Grid.ID dari Siakapkeli.my
Husein si gelandangan dengan gangguan mental itu telah meninggal.
Husein dianggap oleh jamaah masjid itu bergangguan mental karena memang perilakunya memang tidak seperti orang normal umumnya.Namun apa yang dirasakan oleh jemaah masjid itu saat Husein masih hidup begitu membekas di hati mereka.
Husein selalu berada di masjid itu setiap hari.
Kerjanya ialah memunguti remah-remah kotoran di dalam masjid itu setiap hari.
Lantas kotoran tersebut dimasukkan ke kantongnya.
Pernah seorang jamaah memberikan sapu kepada Husein untuk mempermudah membersihkan remah-remah kotoran di masjid itu.
Namun Husein malah berkata "Rugilah aku jika membersihkan pakai sapu ini, jika aku menggunakan tangan untuk mengambil remah-remah kotoran di masjid ini Allah akan melipat gandakan pahalaku."
Suatu saat masjid begitu sepi lantaran sedikit orang yang sholat, sekonyong-konyong Husein berkata dengan menggunakan speaker pengeras suara masjid, "Kan Allah berkata bahwa orang gila macam aku tidak diwajibkan sholat, tak wajiblah, kalian yang masih waras diwajibkan untuk sholat."
Kadang-kadang Husein pergi ke kamar mandi masjid.
Disana ia membersihkan lantai kamar mandi itu, membersihkan bak air, dan dinding-dinding kamar mandi hingga bersih.
Anehnya, Husain melakukan bersih-bersih kamar mandi itu dari siang hingga malam, terlalu lama.
Bila ditanya kenapa Husein lama membersihkan kamar mandi masjid ia menjawab, "Aku membersihkan kamar mandi masjid menggunakan sikat gigi untuk menyikat lantai, bak mandi, dan dinding kamar mandi."
"Hal ini aku lakukan supaya pahalaku banyak lantaran terus-terusan membersihkan kamar mandi masjid, jika memakai sikat yang lebih besar maka sedikit waktu untuk membersihkannya maka pahala juga sedikit."
Bahkan ketika Husein diberi uang oleh orang yang sholat di masjid itu ia malah menolaknya.
Alasannya "Aku ada tangan, ada kaki, maka aku masih bisa jalan-jalan mencari sisa makanan yang orang buang supaya dapat aku makan karena mubazir membuang makanan."
"Aku tidak butuh uang, aku hidup untuk membersihkan masjid ini."
Sesudah mengumpulkan sisa-sisa makanan ia lantas memakan makanan itu.
Namun Husein menyisakan sedikit makanannya dan menaruhnya di lantai, bila ditanya ia menjawab, "Sengaja aku menyisakan makanan ini untuk para semut di masjid ini, mereka juga makhluk ciptaan Allah yang perlu makan layaknya kita."
Paling mengejutkan ketika saat itu sudah waktu Maghrib, namun Muadzzin (orang yang adzan) tidak kunjung datang.
Lantas Husein berujar "Dimana muadzin masjid ini, sudah waktu maghrib namun belum juga datang untuk adzan, biar aku sajalah yang adzan."
Saat selesai Adzan, imam masjid menghampiri Husein, seraya berkata "Suara adzan mu merdu sekali Husein".
Husein menimpali "Memang merdu lantaran aku selalu mendengar suara adzan disini jadi aku bisa."
"Aku tak wajib sholat lantaran aku orang gila, Allah tak wajibkan aku sholat, aku beribadah dengan caraku sendiri, kalian pun tak suka aku, semuanya menghindar ketika bertemu aku."
Tak lama setelah itu Husein meninggal.
Terkejut para jemaah masjid yang memandikan mayat Husein.
Bahkan orang yang memandikannya pun sampai berganti-ganti lantaran tak sanggup memandikan jenazah Husein.
Mereka gemetar dan menangis terharu sebab melihat mayat Husein, muka jenazah itu tampak berseri-seri, bau busuk badannya ketika masih hidup hilang seketika, giginya yang berkarat jadi putih bersih dan jenazahnya berbau wangi.
30 hari setelah kematian Husein secara bergantian para imam yang memimpin sholat selalu mendoakan Husein, para jemaah pun selalu mendoakannya sampai menitikkan air mata karena teringat akan perbuatan Husein.
Ternyata Husein dulunya juga orang normal dan pernah mengenyam pendidikan di pondok pesantren.
Dulu ibu tiri dan bapaknya suka memukulinya sampai akhirnya dia menjadi stress dan gila akibat itu, lantas Husein pergi dari rumah menjadi gelandangan.
Berita ini telah dimuat di Grid.id dengan judul: Gelandangan Bergangguan Mental Ini Begitu Dirindukan Oleh Jamaah Masjid, Apa Penyebabnya?