Wanita Ini Kehilangan Kehormatannya Beberapa Jam Sebelum Menikah, Nasib Buruk Tak Berhenti di Situ

TRIBUNSTYLE.COM - Terry Apudo mungkin merupakan satu di antara banyaknya wanita yang mengalami cobaan paling pahit dalam hidupnya.

Dengan cobaan yang menyedihkan, mungkin wanita lain memilih untuk menyerah saja.

Tapi tidak dengan wanita asal Kenya ini.

Terry tidak pernah menyerah dalam hidup.

Ia pun memiliki kekuatan yang luar biasa untuk bangkit dari keterpurukan dan melanjutkan hidup.

Seperti yang Tribun Style lansir dari Elite Readers, cobaan pelik Terry Apudo dimulai di hari pernikahannya.

Saat itu, Terry tak muncul di hari pernikahannya sendiri.

Teman-teman dan keluarganya langsung menyadari ada yang tidak beres pada Terry.

Namun tidak pernah ada yang mengira bahwa Terry sedang dalam situasi yang berbahaya dan ia pun berusaha untuk tetap hidup dan menyelamatkan diri.

Ternyata Terry diculik dan dimasukkan ke dalam mobil.

Ia pun diperkosa oleh beberapa orang pria sekaligus.

Ia diperkosa, dipukul, dan dipaksa untuk menurut atau ia akan dibunuh.

Melalui wawancara eksklusif dengan BBC, Terry berkata bahwa ia sudah yakin pasti ia akan mati di situ.

Tapi nyatanya Terry masih berjuang untuk hidup.

Ketika Terry melihat ada celah untuk melarikan diri, ia mengigit salah satu pelaku pemerkosaan.

Namun, Terry malah ditusuk di bagian perutnya.

Para pelaku kemudian membuang Terry dari mobil yang masih berjalan.

Terry berhasil lepas dari pemerkosa, tapi masalah tak berhenti di situ.

Bantuan datang ketika seseorang menemukan Terry dan mengubungi polisi.

Awalnya polisi mengira bahwa ia sudah meninggal karena tidak ditemukannya denyut nadi.

Saat menuju kamar mayat, Terry tiba-tiba batuk dan tersedak.

Polisi langsung sadar bahwa ia masih hidup.

Terry langsung dibawa ke rumah sakit terbesar di Kenya untuk mengobati lukanya.

Terry ditemukan dalam keadaan setengah telanjang, berdarah-darah, dan wajahnya bengkak, tapi ia masih mengenakan baju pengantin.

Rumah sakit langsung tahu apa yang harus mereka lakukan.

Mereka berniat menghubungi semua gereja dan bertanya apakah ada yang kehilangan seorang pengantin.

Beruntung, gereja pertama yang mereka hubungi adalah Katedral All Saints, tempat dimana Terry dan tunangannya, Harry Olwande seharusnya menikah.

Kelurga Terry pun langsung menuju rumah sakit, sambil mempersiapkan mental untuk hadapi hal terburuk.

Beberapa reporter pun juga ikut menuju rumah sakit.

Dokter kemudian menangani Terry, memeriksakan apakah ada HIV atau Aids, serta memberikan obat.

Namun kabar paling menyedihkan adalah mengenai kehamilan.

Dikarenakan luka tusuk yang dalam, Terry dinyatakan tak akan bisa punya anak.

Tak hanya itu, orang-orang pun masih ada yang menyalahkan Terry karena ia sendiri memposisikan dirinya dalam bahaya.

Meski begitu, sang tunangan, Harry tetap mendukung Terry dan tetap ingin menikahinya.

Akhirnya pada Juli 2005, tujuh bulan setelah mereka gagal menikah, Terry dan Harry menikah.

Setelah menikah, mungkin orang-orang mengira bahwa Terry akhirnya bisa hidup dengan bahagia.

Tapi ternyata tidak.

Terry harus kembali menghadapi cobaan yang menyakitkan.

29 hari setelah pernikahnnya, rumah Terry dan Harry terbakar saat mereka sedang tertidur lelap.

Terry kehilangan kesadaran namun bisa diselamatkan.

Sementara suaminya, meninggal karena keracunan gas karbon monoksida.

Terry yang rapuh berkata pada semua orang bahwa ia tidak ingin menikah lagi.

Namun pada akhirnya, pria bernama Tonny Gobanga datang dalam kehidupannya.

Tonny menjadi sahabat pendukung Terry untuk melalui masa-masa sulitnya ketika ia kehilangan suami.

Seiring berjalannya waktu, Terry pun kembali membuka hatinya dan ia jatuh cinta dengan Tonny.

Tonny melamar Terry untuk menjadi istrinya.

Tetapi sebelum itu, Terry meminta Tonny untuk membaca dulu semua kisah kelam dan masa lalu Terry, termasuk fakta bahwa Terry tak bisa punya anak.

Setelah mengetahui itu semua, pendirian Tonny tidak berubah.

Namun, keluarga dari Tonny menolak pernikahan tersebut.

Meski tanpa restu orang tua Tonny, keduanya tetap menikah.

Satu tahun setelahnya, Terry mulai merasa tidak sehat.

Ia pergi ke dokter dan menemukan kabar yang mengejutkan.

Terry ternyata berhasil hamil.

Kehamilan berjalana sangat baik hingga putri bernama Tehille lahir.

Empat tahun kemudian, Terry melahirkan bayi perempuan lagi dan diberinama Towdah.

Terry menjadi ibu dari dua anak perempuan yang cantik.

Hingga saat ini, Terry bekerja sebagai penasehat tramua.

Kisahnya ditulis secara rinci dalam sebuh buku berjudul "Crawling Out of Darkness."

Ia juga membentuk sebuah organisasi bernama Kara Olmurani, dimana menjadi tempat membina para korban-korban pemerkosaan.

Para pelaku pemerkosaan Terry tidak pernah tertangkap, namun ia telah memaafkan dan melupakan itu semua.

(TribunStyle.com, Tiara Shelavie)