Sea Games 2017
Peraih Medali Emas SEA Games 2017 Curhat Tunggakan Akomodasi, Ternyata Atlet Lain Juga Mengalami
Masih teringat jelas kala air mata atlet putri tolak peluru, Eki Febri Ekawati menetes saat lagu kebangsaan Indonesia Raya dikumandangkan.
Penulis: Yohanes Endra Kristianto
Editor: Yohanes Endra Kristianto
TRIBUNSTYLE.COM - Masih teringat jelas kala air mata atlet putri tolak peluru, Eki Febri Ekawati menetes saat lagu kebangsaan Indonesia Raya dikumandangkan di Stadion Bukit Jalil, Jumat 25 Agustus 2017.
Nyanyian itu membuat proses penyematan medali emas nomor tolak peluru putri SEA Games 2017 Kuala Lumpur menjadi amat mengharukan baginya.
Hanya saja kini cerita mengharukan berubah menjadi cukup menyedihkan.
• 3 Khasiat Buah Sirsak Bagi Kesehatan, No 3 Bisa Obati Penyakit Paling Mematikan Di Dunia!
Walau memberi kebanggaan kepada Indonesia, rupanya Eki higga kini belum mendapatkan haknya sebagai atlet nasional.
Sejak Januari 2017 hingga sekarang, uang akomodasi yang seharusnya dia dapatkan tak kunjung diterima.
Dia membeberkan masalah ini melalui akun media sosial Instagram-nya, @ekifebri.
Eki mengaku uang akomodasi pertandingan seperti uang makan dan penginapan sejak Januari hingga SEA Games 2017 berakhir belum kunjung cair.
Total selama delapan bulan, Eki belum memperoleh haknya sebagai duta olahraga Indonesia hingga merebut keping emas.
"Padahal SEA Games sudah hampir selesai. Gimana mau maju? Birokrasi dan sistem olahraga di Indonesia yang ribet," pengakuan Eki dari Instagram @badmintalk_com.
Kemenpora langsung mengambil sikap atas pernyataan yang dibuat oleh pahlawan olahraga tersebut.
"Semua masalah yang sangat menggangu atlet selama ini sudah saya identifikasi dan cukup saya pahami," seperti disampaikan Menpora Imam Nahrawi di Jakarta, Kamis (31/8/2017).
"Keterlambatan dan kekurangan banyak hal pun sudah saya pahami juga namun sekali lagi prinsip kehati-hatian dan mengindahkan kaidah-kaidah yang berlaku adalah kaidah yang utama," sambungnya.
Melansir BolaSport.com, Pihak Kemenpora mengaku bahwa keterlambatan pembayaran uang akomodasi salah satunya karena anggaran kementerian baru benar-benar cair pada April 2017.
Selain itu, adanya perubahan regulasi anggaran membuat sistem keuangan di Kemenpora terpecah menjadi enam satuan kerja.