Jaringan Penebar Kebencian Menjalar di 800 Akun, Jokowi: Mengerikan, Usut Siapa yang Pesan!
Bisnis menebar kebencian berunsur SARA sangat mencemaskan Presiden Jokowi. "Saya perintahkan Kapolri, usut siapa pesan, siapa bayar!"
Editor: Agung Budi Santoso
TRIBUNSTYLE.COM - Bisnis menebar kebencian berunsur SARA sangat mencemaskan Presiden Jokowi. "Saya perintahkan Kapolri, usut siapa pesan, siapa bayar!"
Presiden Joko Widodo menilai, kelompok Saracen yang menyebarkan hoaks di dunia maya sangat mengerikan dan harus segera diungkap sampai ke akar-akarnya oleh pihak kepolisian.
"Individu saja sangat merusak kalau informasinya itu tidak benar, bohong apalagi fitnah. Apalagi yang terorganisasi ini mengerikan sekali. Kalau dibiarkan mengerikan," kata Jokowi di silang Monas, Jakarta, Minggu (27/8/2017).
Jokowi mengatakan, semua negara saat ini mengalami beredarnya informasi palsu atau hoaks karena era keterbukaan di media sosial. Untuk itu, pihak kepolisian harus siap mengatasi masalah hoaks ini.
• Tyarani Savitri - Gadis Cantik Anak Sulung Mulan Jameela dari Pernikahan Sebelum Ahmad Dhani
"Saya sudah perintahkan kepada Kapolri diusut tuntas, bukan hanya Saracen saja, tapi siapa yang pesan. Siapa yang bayar. Harus diusut tuntas," ucap Jokowi.
Jokowi mengingatkan, masyarakat untuk selalu menggunakan media sosial untuk hal positif, menyampaikan optimisme, menyampaikan kabar baik, sekaligus menjaga kesantunan dan kesopanan.
"Kalau sudah memecah belah menebarkan hal yang fitnah, mencela orang lain, berbahaya bagi NKRI," ucap Jokowi.
Polisi mengungkap adanya kelompok penebar ujaran kebencian dan hoaks beberapa waktu lalu, yakni kelompok Saracen.
• Awas! Kebiasaan Sehat Ini Ternyata Memiliki Bahaya yang Tak Terduga
Saracen mengunggah konten ujaran kebencian dan berbau SARA berdasarkan pesanan.
Tujuan mereka menyebarkan konten tersebut semata alasan ekonomi.
Media-media yang mereka miliki, baik akun Facebook maupun situs, akan mem-post berita atau konten yang tidak sesuai dengan kebenarannya, tergantung pesanan.
Para pelaku menyiapkan proposal untuk disebar kepada pihak pemesan.
Setiap proposal ditawarkan dengan harga puluhan juta rupiah.