Mbah Mijan Sebut Ahok Adalah Sang Revousioner Ibu Kota yang Gegabah
Mbah Mijan, memberi respons terhadap putusan pengadilan yang memberikan vonis kepada Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok.
Penulis: Suut Amdani
Editor: Suut Amdani
TRIBUNSTYLE.COM - Mbah Mijan, memberi respons terhadap putusan pengadilan yang memberikan vonis kepada Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok.
Gubernur DKI Jakarta terbukti bersalah atas tuduhan penodaan agama.
Ahok divonis 2 tahun penjara.
• Nicholas Sean Purnama - 5 Fakta Putra Sulung Ahok Setelah Sang Ayah Divonis 2 Tahun Penjara
Mbah Mijan memberi judul kicauan panjangnya, "Ahok adalah sang Revousioner Ibu Kota yang gegabah."
Berikut kicauan rangkuman kicauan akun @mbah-mijan, Kamis (11/7/2017).
Kultweet kopi sore, tema "Ahok adalah sang Revousioner Ibu Kota yang gegabah", sala satu strategi fatalnya adalah merevolusi birokrasi.
Pandang jauh memandang kebelakang, Ahok ini salah satu putra terbaik yang dimiliki Indonesia, tapi tidak mau berjalan dengan dua kaki, fatal
Percaya atau tidak percaya, tabiat bagi-bagi rejeki masih sangat digemari walaupun salah, ini adalah tradisi, kesalahan fatal kedua Ahok.
Jakarta hanya satu contoh daerah negeri ini, sejak orde baru berganti demokrasi, korupsi, kolusi dan nepotisme masih tetap berjalan rapi.
Tak ada yang bisa menyangkal, setelah Ahok bersanding dengan Ibu Kota, banyak kran mampet, khususnya kran-kran untuk pipa hitam dan kotor.
Apakah Ahok salah karena telah berani meluruskan pipa bengkok, dan berani membersihkan pipa kotor di Jakarta? tidak salah, tapi gegabah.
Birokrasi Jakarta yang selama itu harmonis dengan para bandar segala rupa, tiba-tiba berganti pola, Jakarta belum siap untuk berjalan lurus.
Rahasia umum daerah di Indonesia, berbagi proyek diharta karun APBD itu masih liar, tapi Ahok sangat berani memberangusnya, fatal lagi!
Netralitas seorang Ahok sebagai kaum keturunan dan minoritas, hanya disukai oleh rakyat kecil, tapi sangat dibenci oleh juragan empang.
Berkali-kali diperingati, Jakarta itu vas bunga yang kusam, harusnya dibersihkan pelan-pelan biar tidak pecah, tapi lagi-lagi Ahok gegabah.
Saat semua juragan empang bernyanyi "Sakitnya tuh disini", berarti Ahok telah bekerja secara benar tapi salah, salahnya tergesa-gesa.
Nemo kan sudah berpesan, jangan jadi orang baik di Jakarta, tidak semua hal baik disuka, kita belum siap untuk benar yang sebenar-benarnya.
Ahok hanya memuaskan Kucing dan membiarkan Singa murka, sudah pasti akan menghadapi lawan besar yang berbahaya, dan akhirnya kini terbukti.
Semua sudah menjadi bubur, kita semua harus melek mata, birokrasi Indonesia belum bisa dipaksa lurus dan belum siap direvolusi, itu fakta!
Sejak Ahok bisa kumpulkan KTP 1 juta, para bandar Jakarta terus mencari celah untuk membungkam satu orang ini, karena tidak bisa menembaknya
Terlebih saat Ahok menjabat, Hari Tono dan gerombolannya dibikin mati suri, itu benar-benar telah menjadi bom waktu yang selalu mengintainya
Ahok telah menghajar juragan mata belo dan mata sipit dengan tak pandang bulu, akhirnya kita harus mengakui bahwa mereka benar-benar murka.
Saya tak bisa berkata-kata, hanya bisa katakan "turut berbela sungkawa atas apa yang telah dikerjakan Ahok, tapi tidak pernah ada harganya".
Ahok mengerti kalo Zajarta itu adalah Zakarnya Indonesia, kemaluan ibu kota adalah kemaluan Indonesia, tapi mereka suka kumuhnya Jakarta.
Ahok dipenjara karena mulutnya, lebih membuat saya bangga dari pada Ahok dipenjara karena korupsi dan kriminalnya, beliau tetap Idola!
(TribunStyle.com/Suut Amdani)