Breaking News:

Viral! Kebiasaan Buruk Turis Indonesia di Jepang ini Menjadi Perbincangan Netizen, Bikin Malu!

Kali ini sedang viral nih keluhan seorang netizen yang melihat kebiasaan buruk turis Indonesia saat berada di Jepang.

Penulis: Tisa Ajeng Misudanar Azryatiti
Editor: Delta Lidina Putri
Facebook/tyas.palar
Jepang 

Laporan Wartawan TribunStyle.com, Tisa Ajeng

TRIBUNSTYLE.COM - Guys, pernah nggak sih kalian makan di restoran?

Mungkin di Indonesia makan di restoran itu simple banget.

Tinggal duduk, pesan makanan, makanan di antar.

Begitu selesai makan, minta bill di antar juga, plus sisa piring dan kotoran segala macamnya di tinggal di meja.

Pemburu Kuliner Coba Kalau Berani! Ramen Unik di Jepang Laris Manis, Isinya Jangkrik & Cacing Goreng

Asalannya kenapa nggak diberesin sendiri? Karena sudah ada pelayan restoran dan menganggap itu tugas mereka.

Well, sebenarnya itu salah.

Kenapa? Karena kalau kalian lihat orang bule atau luar negeri makan di restoran cepat saja di Indonesia, rata-rata mereka membuang dan membereskan meja mereka sebelum mereka pergi.

Nggak hanya itu, di Jepang juga biasa membereskan sisa makanan di meja restoran setelah mereka makan.

Hal tersebut dinamakan disiplin.

Dan kali ini sedang viral nih keluhan seorang netizen yang melihat kebiasaan buruk turis Indonesia saat berada di Jepang.

Para turis Indonesia ini meninggalkan sisa makanan mereka di meja tempat mereka makan, tanpa membereskannya.

Ingat, ini Jepang loh, di negara orang, bukan di negeri sendiri.

Parah Abis! Setelah PPAP Kini Muncul Tarian POOP yang Viral di Jepang! Isinya Bikin Tegang Lelaki!

Hal ini kontan menjadi perbincangan netizen dalam negeri.

Berikut ini curhatan netizen pemilik akun Facebook, Tyas Palar, yang menceritakan tentang kebiasaan buruk turis Indonesia saat berkunjung ke Jepang.

Well, nggak semua turis begitu sih, tapi tetap saja bikin malu.

Simak berikut ini.

"Minggu lalu saya akan terbang kembali ke Jakarta melalui Bandara Haneda, Tokyo. Oleh karena hari masih pagi, saya dan ibu sarapan terlebih dahulu di deretan restoran di lantai di atas lantai check-in. Saya dan ibu memilih makan di deretan meja dan kursi publik, bukan bagian dari restoran mana pun. Hal ini memang dibolehkan. Jadi kita bisa memesan makanan dari restoran mana pun di sekitar situ dan membawanya untuk disantap di area publik tersebut.

Di sekitar kami ada beberapa kelompok turis Indonesia yang juga sedang makan. Saya tidak begitu memperhatikan, sampai saya berjalan ke salah satu restoran untuk memesankan kopi untuk ibu saya. Salah satu rombongan turis Indonesia itu telah pergi, menyisakan meja yang berantakan seperti yang saya foto. Bukannya membuang sampah sendiri ke meja makan dan mengembalikan baki ke restoran awal seperti seharusnya. Mungkin mereka berpikir ini seperti di Indonesia, akan ada pelayan atau petugas yang membersihkan. Padahal tidak ada. Sampai lebih dari setengah jam kemudian ketika saya dan ibu akhirnya meninggalkan tempat tersebut, tidak ada yang membereskan meja mereka. Karena memang sebetulnya tidak ada petugasnya. Dan padahal, meja rombongan ini hanya beberapa meter jauhnya dari deretan tempat sampah!
(Kemarin-kemarin selama di Jepang, apa mereka tidak memperhatikan seperti apa seharusnya berperilaku di Jepang? Apa sibuk foto-foto untuk Instagram saja?)

Dan perhatikan deh.. rombongan turis ini bahkan tidak merapikan peralatan makan bekas dan sampah mereka ke atas baki. Teman saya, seorang mahasiswi Indonesia yang belajar di Jepang dan bekerja sambilan sebagai pramusaji, mengeluh, "Yang seperti ini paling merepotkan, bikin lama, karena pelayan harus membereskan dulu ke atas baki." Calon orang yang duduk berikutnya juga kesulitan untuk sekedar meminggirkan saja baki-baki tersebut, karena kalaupun baki dipinggirkan, tetap ada sampah yang bertebaran di atas meja. Walhasil, meja-meja itu tidak digunakan orang sampai saya dan ibu pergi.
Masih ada hal dahsyat yang terjadi sesudah itu. Di samping saya dan ibu, duduk dua laki-laki Indonesia. Sudah berumur Pak, Bu, lebih tua dari saya. Bukan anak kecil yang masih harus diajari. Mereka rupa-rupanya mau pindah ke meja lain di mana teman mereka, seorang perempuan, duduk. Salah seorang laki-laki itu berdiri, melangkah menjauh, meninggalkan serpihan sampah berupa robekan kertas pembungkus sedotan, bon, dan entah apa lagi di atas mejanya.

Saya panggillah dia, “Mas, tempat sampahnya di sana.”
Dia berputar menghadap saya, dengan senyum mengejek berkata, “Terus kenapa? Nanti juga ada yang beresin!”

Laki-laki dewasa Pak, Bu, punya uang untuk jalan-jalan ke Jepang, bereaksi begitu!
Tapi kalau dia kira saya bakal kalah, dia keliru. Saya tetap menunjuk sampah di meja yang ia tinggalkan, “Nggak ada yang beresin. Lihat itu dari tadi meja-meja itu nggak ada yang beresin.” Karena ada ibu, saya masih tahan deretan kata-kata yang ingin saya berondongkan kepadanya.

Akhirnya ia kalah, memunguti dan membawa sampahnya, tetap dengan wajah tidak rela.
Lalu pindah mejanya ke mana? Ke meja di samping tempat sampah! Kok ya tadi mau bawa sampah sendiri saja susah betul ya padahal ternyata pindahnya ke situ? Benar-benar ‘malu-maluin’.

Kenapa ya, banyak orang Indonesia, kelas menengah dan berduit sekalipun (yang dalam harapan kita tentunya lebih terdidik dan tahu adat), yang susah tertib? Padahal tertib itu sesungguhnya memudahkan bagi diri kita sendiri dan juga semua orang. (Dalam kasus makan di tempat publik ini, orang berikutnya dapat langsung menggunakan meja dalam keadaan bersih. Bayangkan kalau ini terjadi pada kita, sedang kesulitan cari meja untuk makan, eeeeh semua meja kotor dan berantakan!)

Sering menghina atau menertawakan turis Mainland yang kelakuannya 'barbar'? Awas, bisa-bisa turis dari negara kita menjadi 'turis Mainland' berikutnya, jorok dan tidak tahu aturan.

Yuk, tetap jaga ketertiban dan kebersihan di mana pun kita berada. Yes, termasuk di Indonesia sendiri! Jangan tunggu ke negara lain baru tertib dan taat aturan!"

Jepang
Jepang (Facebook/tyas.palar)

Postingan ini sampai disukai lebih dari 2 ribu likes dan dibagikan lebih dari 2 ribu kali.

Foto yang diunggah pada 18 April ini menuai komentar beragam dari netizen.

Randy Priyono, "Emang udah kebiasaan sih, jadinya ya begitu.. bener bener malu-maluin..."

Tania Komala Sari Tartip, "Jangankan tertib begitu bunbkus es yg hbs terpakai aja suka di buang lewat jendela mobil... gimna mau memperbaikinya kalau org terdekatnya juga begitu... negara yg lucu... bersyukur org tua saya sll teriak2 masalah sampah yg hanya sebesar kulit permen jd sampai sekarang saya terbiasa membiang sampah ditempatnya... hal yg sepele tp indahhh kalau jadi kebiasaan... ayo para org tuaa didik anak usia dini,"

Ratna Suminar, "Sebaiknya travel memberitahu bahkan menekankan,soalnya,wlupun ada contoh orang membersihkan sendiri ,mereka suka cuek,iyalah kan kita jg ikut malu," dan masih banyak lagi komentar netizen lainnya.

Bagaimana menurut kalian guys?

Sumber: TribunStyle.com
Tags:
FacebookJepang
Rekomendasi untuk Anda
AA

BERITA TERKINI

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved