Pilkada Jakarta
Pandji dan Wanita Ini Dulu Berkawan, Kini Adu Argumen Gara-gara Pilkada DKI, Tulisannya Jadi Viral
Pilkada DKI Jakarta untuk putaran kedua telah memasuki babak akhir, di mana hari Rabu ini (19/4/2017) merupakan hari pemungutan suara bagi warga DKI.
Penulis: Mohammad Rifan Aditya
Editor: Cecylia Rura Patulak
Laporan Wartawan TribunStyle.com, Rifan Aditya
TRIBUNSTYLE.COM - Pilkada DKI Jakarta untuk putaran kedua telah memasuki babak akhir, di mana hari Rabu ini (19/4/2017) merupakan hari pemungutan suara bagi warga Jakarta.
Persaingan dalam Pilkada DKI Jakarta tahun ini tidak hanya milik pasangan calon gubernur dan wakil gubernur.
Tapi juga persaingan bagi pendukung kedua kubu.
Baik dari kubu Ahok-Djarot maupun Anies-Sandi masing-masing saling serang.
Persaingan kedua kubu ini lebih jelas terjadi di dunia maya.
• Dalam Pilkada DKI Putaran Kedua, Yosi Project Pop Unggah Dukungannya Untuk Paslon Ini
Sebab meskipun dalam masa tenang, namun kedua kubu masih saling berkampanye di berbagai media sosial.
Di antara sekian banyak postingan tentang Pilkada DKI Jakarta yang bertebaran di media sosial, ada satu yang cukup menarik.
Bahkan postingan ini menjadi viral dan dikomentari banyak orang.

Postingan ini berasal dari kubu pendukung Ahok yang mengkritik Pandji Pragiwaksono.
Di mana kita ketahui Pandji Pragiwaksono adalah pendukung Anies-Sandi.
Menariknya adalah postingan yang diunggah oleh wanita ini juga telah di-retweet oleh Dewi Lestari, penulis dan penyanyi terkenal Indonesia.
Wanita yang mengunggah postingan tersebut bernama Dian Paramita lewat akun Twitter-nya @dianparamita.
Dian jelas-jelas menyebutkan bahwa tulisannya tersebut ditujukan kepada Pandji Pragiwaksono.
"Artikel saya untuk Mas @pandji. Dari reklamasi, penggusuran, DP 0 Rupiah, OKE OCE, hingga "figur pemersatu," begitu tulis @dianparamita.
Tweet Dian ini merupakan balasan atas artikel Pandji Pragiwaksono yang ditulis di website tentang reklamasi, penggusuran, DP 0 Rupiah, OKE OCE, hingga "figur pemersatu".
Dian menyatakan bahwa dirinya dulu berkawan baik dengan Pandji Pragiwaksono.
"Salah satu foto membuat saya kangen berat: berdiri di sebelah Mas Pandji Pragiwaksono, berdua tersenyum lebar, memiliki pandangan dan posisi politik yang sama," tulis Dian dalam website-nya www.dianparamita.com.
.jpg?format=300w)
Namun kini mereka memiliki pandangan politik yang berseberangan.
"Namun saya tidak menyangka 3 tahun kemudian saya menulis artikel yang berseberangan dengan Mas Pandji ini," tulis Dian.
"Namun saat seseorang memiliki pandangan politik yang bertolak belakang dari pandangannya sebelumnya, ini yang sangat menggelisahkan saya," tambahnya.

Dian mengungkapkan kekecewaannya kepada Pandji Pragiwaksono bukan karena mendukung pasangan calon yang berbeda dengan dirinya.
Namun Dian menyayangkan mengapa Pandji bisa begitu bertolak belakang dari sebelumnya.

Seperti yang dituliskan Dian berikut ini:
"Dahulu bersama-sama kami berada di posisi melawan Prabowo dan kelompok radikal seperti FPI agar tidak menguasai negri ini. Namun hari ini Mas Pandji berada di deretan mereka. Ini sama mengejutkannya jika misalkan Jonru tiba-tiba berada deretan kelompok nasionalis. Sama-sama akan mengecewakan teman-temannya. Sekali lagi, mengecewakan bukan karena berbeda, tetapi karena begitu bertolak belakang dari sebelumnya.
Banyak orang yang mengatakan Mas Pandji melakukan ini semua untuk uang. Saya tidak pernah bisa mempercayainya. Saya tidak percaya Mas Pandji semurahan itu. Namun saya masih tidak paham dan masih ingin berusaha paham: kenapa Mas Pandji berada di sana bersama Prabowo dan FPI?"
Tidak hanya itu Dian juga mengkritik habis-habisan soal artikel Pandji di website (pandji.com) yang mengomentari soal reklamasi, penggusuran, DP 0 Rupiah, OKE OCE, hingga "figur pemersatu".
Meskipun begitu Dian mengaku menulis artikel balasan untuk Pandji ini tidak gampang.
"Menulis artikel ini sulit, Mas. Saya takut. Takut jika saya salah berucap sehingga menyakiti hatimu dan takut kita akan bermusuhan."
"Tapi saya lebih takut lagi jika para pembacamu mengamini semua argumenmu dengan mentah-mentah tanpa tau apa saja yang luput dan memahami masalah dengan lebih detail. Maka saya putuskan untuk menulsi artikel ini dan menyebarkannya," tulisnya.

Tulisan Dian ini telah mendapatkan 174 komentar.
Bahkan di tweet Dian juga telah di-retweet lebih dari 2 ribu kali dan mendapatkan lebih dari seribu like.
Beberapa netizen yang berkomentar seperti ini:
"Seru baca nya.sy tak peduli siapa yg menang karna sy bkn warga jkt, tp adu argumen lewat tulisan itu keren," tulis @GhaliGalih_26.
"Argumen mba bagus, tp ga mnjawab tulisn Pandji, misl, mslh ahok tdk d dukung mntn ktua kpk, ga ada clash ny, tp sy cm netizen," tulis @abdibento.
"Artikel bagus. Begini nih cara adu argumen yg elegan," tulis @agoomilar.