Pilkada Jakarta
Ira Koesno Vs Najwa Shihab, Keren Mana Memandu Debat Cagub Jakarta? Ini Dia Perbandingannya
Sama-sama cantik dan smart, lebih keren Ira Koesno atau Najwa Shihab dalam memandu Debat Kandidat Gubernur Jakarta? Inilah perbandingannya.
Penulis: Agung Budi Santoso
Editor: Agung Budi Santoso
Laporan Agung Budi Santoso
TRIBUNSTYELE.COM - Sama-sama cantik, cerdas, smart, dan sama-sama pernah memandu debat kandidat Gubernur Jakarta, lebih keren mana Ira Koesno Vs Najwa Shihab?
Pertanyaan ini meluncur setelah Ira Koesno memandu debat kandidat Cagub Jakarta untuk yang kedua kalinya pada Kamis (12/4/2017) malam.
Ira dengan sikap tegasnya berhasil mengendalikan ajang debat menjadi elegan tanpa gangguan dari arah hadirin.
Para penonton yang sedianya celetuk sana celetuk sini akhirnya terdiam setelah Ira Koesno melempar peringatan keras.
Sebagian kecil hadirin yang sedianya mau memanas-manasi suasana akhirnya diam, berkat kesigapan Ira Koesno meredam suasana.
Tapi, pesona memandu debat dengan sukses bukan monopoli mantan presenter berita SCTV itu.
23 Januari 2017 lalu, presenter Metro TV, Najwa Shihab juga menuai pujian.
Itu lantaran sukses dia memandu debat kandidat Gubernur Jakarta, yakni Anies Baswedan Vs Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok lewat acara 'Mata Najwa' yang lebih rileks.
Baca juga: Debat Final Ahok Vs Anies Berakhir, Lantas Siapa Pilihanmu? Polling Ini Hasilnya Mengagetkan!
Berbeda dibanding debat kandidat Gubernur Jakarta versi Komisi Pemilihan Umum Daerah (KPUD) yang cenderung formal dan banyak aturan tata tertibnya, debat ala Najwa Shihab lebih cair, lebih lugas, lebih terbuka.
Toh, dengan tidak banyak aturan yang membatasi ekspresi dan celotehan penonton tersebut, ternyata Najwa Shihab juga sukses memandu debat tanpa gangguan suara 'huuuu' atau kata-kata berisik lain yang mengganggu arus debat.
Cara Najwa membuat debat jadi 'panas' tapi tanpa konflik juga elegan.
Pantas saja kalau Ira Koesno dan Najwa Shihab kemudian dibanding-bandingkan.
Pantauan TribunStyle.com, di Youtube muncul rekaman membandingkan keduanya.
'Najwa Shibab VS Ira Koesno', demikian judul postingan video debat yang diposting akun Youtube Merpati Post pada 12 April 2017.
Di dalamnya ada perbandingan rekaman video debat kandidat Gubernur Jakarta Ira Koesno dan setelah ala Mata Najwa (Najwa Shihab).
Dua-duanya sama-sama sukses menghidupkan debat.
Lalu bagus mana Ira Koesno Vs Najwa Shihab?
Masing-masing ternyata punya penggemar berat masing-masing.
Seorang blogger Kompasiana, Thamrin Dahlan memposting tulisan berjudul 'Pemenang Debat Final: Ira Koesno!"
Di dalam tulisannya, ia mengaku terpesona dengan wibawa perempuan berusia hampir setengah abad yang masih melajang itu.
"Ira Koesno piawai dalam "menggoda" suasana hati dan perasaan peserta debat. Pertanyaan yang disampaikan dengan lugas dalam tatanan intonasi suara yang jelas terkadang membuat kandidat terpesona," tulis Thamrin Dahlan.
"Terpesona itu adalah suasana dimana seseorang hilang ingatan sejenak apakah karena takjub melihat paras cantik atau bersebab hilang kosentrasi ketika menyaksikan wajah rupawan."
Baca juga: Ira Koesno Lebih Ditunggu-tunggu Kemunculannya Dibanding Ahok atau Anies, Ini Buktinya
"Ira Koesno lebih populer malam nanti mengalahkan kharisma Anies dan Ahok," tulisnya lagi.
Ia menambahkan catatan untuk Ira Koesno.
"Ira Koesno mampu mengendalikan debat ditengah suasana seru, riuh dan panas penuh emosi," imbuhnya.
Najwa Shihab Tak Kalah Memesona
Namun netizen tak kalah memanjiri simpati mereka pada sukses Najwa Shihab ketika memandu debat serupa sebelumnya.
Puteri Quraish Shihab itu dinilai mampu mengemas debat kandidat menjadi sekelas debat Hillary Clinton Vs Donald Trump saat keduanya bertarung rebutan kursi Presiden Amerika tahun lalu.
Jangankan pengamat politik atau netizen, Anies Baswedan sendiri memuji format debat Mata Najwa yang berkelas pada 23 Januari 2017 lalu.
Menurut Anies, format debat program yang dipandu Najwa Shihab itu memungkinkan dialog antar kandidat.
"Najwa dapat membuat format debat yang satu sisi ada akurasi waktu, di sisi lain ada ruang dialog antarcalon," kata Anies usai taping di kediamannya, Lebak Bulus Dalam, Cilanda, Jakarta Selatan, Selasa (28/3) seperti dilansir mediaindonesia.com
Lebih jauh, Anies mengatakan, format debat semacam itu memungkinkan pendalaman dan penajaman terhadap visi, misi dan program yang ditawarkan calon.
Dengan begitu, publik bisa melihat perbedaan di antara keduanya dan memudahkan mereka menentukan pilihan.
Dibandingkan debat kandidat versi KPUD Jakarta?
"Kalau di KPU lebih kepada tanya jawab sedangkan di Mata Najwa dialog. Artinya ada hal yang bisa kita interupsi sehingga menjadi sebuah obrolan antarcalon dan dapat meluruskan, menjelaskan poin yang perlu digarisbawahi. Jadi warga DKI lebih bisa menilai mana program yang mereka butuhkan sehingga akan memengaruhi paslon mana yang akan mereka pilih," tutur cagub yang diusung Partai Gerindra itu.
Menurut Anda sendiri, keren mana?

Inilah Skor Untuk Performa Ahok dan Anies Setelah Debat Final Versi Survei
Litbang Kompas melakukan polling terkait penampilan pasangan calon gubernur-calon wakil gubernur DKI Jakarta dalam acara debat yang diselenggarakan KPU DKI Jakarta di Hotel Bidakara, Rabu (12/4/2017) malam.
Dalam acara debat tersebut, pasangan Basuki Tjahaja Purnama ( Ahok)- Djarot Saiful Hidayat dan Anies Baswedan- Sandiaga Uno saling beradu gagasan.
Hasil polling menunjukkan, dari skala 1 hingga 10, Ahok- Djarot mendapat 7,72 terkait penguasaan masalah, sedangkan Anies-Sandimendapat 6,90.
Kemudian terkait program kerja, Ahok- Djarot mendapat 8,04 danAnies-Sandi mendapat 6,71. Dari segi cara berkomunikasi, Ahok- Djarotmendapat 7,63 dan Anies-Sandi 7,26.
Secara umum, Ahok- Djarot mendapat 8,13 dan Anies-Sandi mendapat 7,27.
Sebanyak 10,18 persen responden adalah warga yang masih mungkin mengubah pilihannya seusai menyaksikan debat pada Pilkada DKIJakarta 2017. Kemudian 5,99 persen responden ragu-ragu, 80,84 persen responden menyatakan tak akan mengubah pilihannya, sedangkan 2,99 persen responden tidak menjawab atau rahasia.
Adapun pengumpulan pendapat dilakukan dengan metode wawancara melalui telepon pada saat debat berlangsung, 12 April 2017. Sebanyak 167 responden merupakan bagian dari responden survei Litbang Kompas dan dipilih secara acak proposional berdasarkan wilayah se-DKI Jakarta.
Responden merupakan mereka yang memiliki hak pilih pada Pilkada DKI Jakarta. Responden berdomisili di Jakarta Utara, Jakarta Pusat, Jakarta Barat, Jakarta Timur, dan Jakarta Selatan.
Tingkat kepercayaan pada metode ini sebesar 95 persen, nirpencuplikan penelitian ± 7,55 persen. Meski demikian, kesalahan di luar pencuplikan dimungkinkan terjadi. (Kompas.com)