Wanita Korban Bom Boston Ini Menderita dan Tak Bisa Punya Anak, 4 Tahun Kemudian Terjadi. . .
Dalam upaya untuk menyelamatkan hidupnya, dokter harus mengamputasi kaki kiri Rebekah.
Penulis: Yohanes Endra Kristianto
Editor: Diah Ana Pratiwi
Laporan Wartawan TribunStyle.com, Yohanes Endra Kristianto
TRIBUNSTYLE.COM - Nggak ada satupun manusia di dunia ini yang mau tertimpa hal buruk.
Begitu pula pada seorang wanita bernama Rebekah Gregory.
Pada tanggal 15 April 2013, kehidupan Rebekah berubah setelah ia terkena bom rakitan yang meledak di dekat garis finis Boston Marathon.
Dalam upaya untuk menyelamatkan hidupnya, dokter harus mengamputasi kaki kiri Rebekah.
• Kocak! Manggung di Boston, Karena Hal Ini, Pandji Pragiwaksono Malah Keluar Bangunan
Kabar buruk seolah belum berakhir, dokter juga menjelaskan bahwa ledakan itu menyebabkan trauma di dalam tubuhnya.
Bahkan dokter mengungkapkan fakta bahwa Rebekah tidak akan pernah bisa memiliki anak lagi.
"Tim dokter mengatakan bahwa aku tak akan bisa punya bayi lagi dan itu menyedihkan," kata Rebekah.
Saat itu, tubuh Rebekah memang penuh dengan pecahan peluru dari bom.
"Tim dokter mengatakan bahwa semua luka dan pecahan peluru telah membuatku kesulitan hamil dan memiliki bayi," ujar Rebekah dilansir dari lifedaily.
Tapi Rebekah tak mau menyerah.
Rebekah seolah melawan takdir dan berhasil membuktikan kalau perkataan dokter adalah salah.
 
Rebekah bisa hamil kembali.
Suaminya, Chris ikut gembira dengan keajaiban yang dialami istirnya.
Tapi kehamilan itu dianggap terlalu berbahaya bagi Rebekah.
“Aku punya abruption plasenta dan mereka khawatir kalau saya kehilangan hidup saya,” kata Rebekah.
Dengan situasi komplikasi yang dialami Rebekah, bayi bernama Ryleigh lahir secara prematur.
Sayangnya, Ryleigh lahir dalam kondisi terbelakang dan memiliki masalah dengan paru-paru.
 
Tapi keajaiban berhasil membantu anak Rebekah mengatasi setiap rintangan.
Ryleigh hidup sehat dan bisa berkembang.
"Sekarang hidup ini indah, Ryleigh tumbuh sempurna dan kami senang berhasil melewati semua ini," pungkas Rebekah.
 
							 
                 
											