Remaja 14 Tahun Dipaksa Jual Diri, Tapi Hal Tak Terduga Terjadi Saat Bertemu Pelanggan Pertamanya!
Lilis merupakan remaja asal Indonesia. Lilis dijebak untuk bekerja di dunia hiburan gelap. Berikut pengakuannya!
Penulis: Tiara Shelavie
Editor: Indan Kurnia Efendi
Laporan Wartawan TribunStyle.com, Tiara Shelavie
TRIBUNSTYLE.COM - Sebuah organisasi non-profit di Singapura baru-baru ini merilis laporan yang menyoroti aksi perdagangan manusia di negaranya.
Kisah gadis 14 tahun yang diperdagangkan di Singapura didokumentasikan dalam sebuah video.
Video tersebut dibuat oleh Singapore International Foundation melalui platform konten afiliasinya, Our Better World.
Baca: Mengejutkan! Pengacara Enji Bongkar Kesulitan Mantan Suami Ayu Ting Ting Saat Ingin Bertemu Bilqis
Melansir Nextshark, Lilis merupakan remaja asal Indonesia.
Semula ia ditawari oleh sebuah agen untuk bekerja sebagai babysitter atau pelayan di cafe di Singapura.
Namun sayang, ia tidak mendapatkan pekerjaan yang semula ditawarkannya itu.
Lilis malah dijebak untuk bekerja di dunia hiburan gelap, AsiaOne melaporkan.
Ia menceritakan bagaimana ia diundang oleh dua temannya untuk bekerja di luar negeri.
Pada saat itu, keluarganya sedang berkabung karena sang ibu baru saja meninggal.
Lilis kemudian berpikir bahwa mendapat pekerjaan setidaknya bisa membantu keuangan di rumah.
Sebelum sampai di Singapura, Lilis singgah di Batam.
Di sana, ia baru diberitahu tentang pekerjaan sebenarnya yang harus dilakukan, yaitu penjaja seks.
Dipaksa bekerja di kawasan "gelap," Lilis dipaksa melayani pria-pria di hotel.
"Aku diberitahu oleh agenku agar memakai pakaian yang terbuka.
Aku bilang aku tidak bisa.
Tapi mereka tetap memaksa," ungkap Lilis dalam video.
Saat itu, Lilis mengaku perasaan takut, marah, sedih, dan kecewa menjadi satu.
Tanpa tempat untuk mengadu, ia dipaksa melawan keinginan hatinya.
Lilis tidak bisa pergi kemana-mana.
Namun saat bertemu dengan salah seorang pelanggan, ia memiliki ide untuk melarikan diri.
Suatu hari, seorang pria yang dipercaya berasal dari Malaysia, datang dan memilih Lilis dari wanita-wanita di rumah pelacuran.
Ketika Lilis dan pria tersebut berdua saja, gadis itu berkata, "Aku tidak bisa melakukannya."
Menyadari gadis itu dipaksa bekerja bertentangan dengan keinginannya, pria tersebut menyarankan untuk kabur.
"Laki-laki itu menyuruhku untuk lari, kabur, dan berhenti lakukan ini," ungkap Lilis.
Keesokan paginya, Lilis benar-benar kabur.
Beruntung ia bisa naik taksi yang bisa berbicara bahasa Malaysia.
Setelah Lilis bercerita tentang masalahnya, sopir taksi tersebut memutuskan untuk membawa Lilis ke kantor polisi.
Ia bahkan tak perlu membayar untuk ongkos taksinya.
Di kantor polisi, Lilis melaporkan semuanya.
Agen pelacuran tersebut kemudian langsung digrebek oleh pihak berwenang.
Sementara Lilis diberikan perlindungan oleh sebuah organisasi sosial bernama Hagar.
Hagar membantu wanita dan anak-anak yang terlantar.
"Gadis-gadis muda dari negara-negara di Asia yang datang ke Singapura kemungkinan besar hasil perdagangan," ungkap Wei Ng, perwakilan dari Hagar.
"Misi kami adalah membimbing mereka agar memiliki kepercayaan diri, serta menghilangkan trauma atas apa yang telah terjadi pada mereka."
Dengan bantuan Hagar, Lilis bisa kembali ke keluarganya.
Ia saat ini baru saja selesai pelatihan sebagai ahli kecantikan dan sedang magang di sebuah salon kecantikan.
Mimpinya yaitu bisa menata rambut serta menjadi MUA ke depannya.
"Aku bahagia dan bersyukur ada orang-orang yang membantuku," ungkap Lilis. (*)
 
							 
                 
											 
											