Raja Arab Kunjungi Indonesia
Liburan ke Bali, Ini Hotel yang Mau Dibooking Raja Salman dari Saudi, Lihat Tarifnya, Wow!
Raja Salman kan tiba di Indonesia pada 1 Maret nanti dan melakukan kunjungan hingga 9 Maret.
Editor: Delta Lidina Putri
TRIBUNSTYLE.COM - Raja Arab Saudi, Salman bin Abdulaziz Al Saud, akan tiba di Indonesia pada 1 Maret nanti dan melakukan kunjungan hingga 9 Maret.
Setelah menjalani acara kenegaraan dengan Presiden Jokowi hingga 3 Maret, pada 4-9 Maret Raja Salman dengan rombongan besarnya sekitar 1500 orang akan berlibur ke Bali.
Baca: Kunjungan Heboh Raja Salman ke Indonesia, Katanya Bakal Menginap di Nusa Dua
Selama di Bali, Raja Salman yang didampingi sejumlah menteri dan para pangeran kerajaan dipastikan bakal menginap di kawasan Nusa Dua, Kabupaten Badung. Raja dan rombongannya sudah memesan tiga hotel mewah di jaringan Marriott, yang semua menghadap pantai berpasir putih di kawasan pariwisata Nusa Dua.
"Memang rombongan Raja Saudi menginap di Nusa Dua. Rencananya mereka akan menginap di hotel jaringan Marriot, berlokasi di dekat pantai," ujar Wayan Karioka, Direktur Pengelola ITDC (Indonesia Tourism Development Corporation), pengelola kawasan khusus Nusa Dua, kepada Tribun Bali, Kamis (23/2/2017).
Karioka tidak bisa mengungkapkan dengan rinci nama hotel yang akan diinapi oleh Raja Salman dan rombongannya, yang juga terdiri dari 10 pangeran kerajaan itu.
“Tidak bisa diungkap detail, ini demi privasi dan keamanan. Tapi sudah pasti di kawasan ITDC, sekitar 3 hotel yang dibooking. Tapi kata pihak keamanan Raja Salman, apa saja tiga hotel itu tidak boleh disebarluaskan,” ucap Karioka yang saat dihubungi Tribun Bali sedang melakukan high level meeting untuk keamanan kunjungan Raja Saudi itu.
Di Bali, hotel-hotel mewah di bawah jaringan Marriot antara lain The St. Regis, Bvlgari dan JW Marriot.
Sementara itu, Ketua PHRI (Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia) Bali, Tjokorda Oka Artha Ardhana atau Cok Ace mengatakan, dirinya mendapat kabar selentingan bahwa Raja Salman dan sebagian rombongan akan menginap di hotel The St. Regis Bali Resort, Nusa Dua.
Hotel mewah itu menghadap langsung pantai indah yang teduh dan memiliki pasir putih yang lembut.
Kamar di hotel ini terdiri dari beberapa tipe, yaitu St. Regis Suites seharga Rp 5,3 juta‑Rp 5,9 juta per malam, villa Rp 13 juta, Grande Astor Presidential Suite Rp 36 juta, The Strand Residence Rp 73 juta per malam.
Tahun 2016 lalu, The St. Regis Bali Resort Nusa Dua diakui kembali oleh Conde Nast Gold List 2016 sebagai salah-satu resor favorit di dunia, serta menjadi yang terbaik untuk kategori resor keluarga di 2016 Condé Nast Johansens Awards for Excellence.
Dongkrak Pariwisata
Sementara itu, Menteri Pariwisata (Menpar) Arief Yahya mengatakan, rencana liburan Raja Saudi di Bali itu diharapkan bisa mendongkrak pariwisata Pulau Dewata dan Indonesia, khususnay di kalangan warga Arab Saudi dan negara-negara di kawasan Timur Tengah.
"Kalau rajanya dating, maka rakyatnya diharapkan nanti akan datang juga," kata Arief saat ditemui usai menjadi pembicara dalam Regional Investment Forum 2017 di Bali Nusa Dua Convention Center (BNDCC) Nusa Dua, Badung, Kamis (23/2/2017).
Kunjungan Raja Salman ini dinilai sangat bersejarah bagi Indonesia, karena lawatan Raja Arab Saudi terakhir ke Indonesia adalah pada 1970 atau 47 tahun lalu.
Menurut Arief, kunjungan ke Bali merupakan kegiatan keluarga kerajaan alias kegiatan berlibur pribadi.
"Ini merupakan kesempatan emas bagi Indonesia untuk promosi pariwisata," ucapnya.
Kedatangan Raja Salman di Bali untuk berlibur itu diharapkan memberikan pengaruh positif bagi rakyatnya termasuk wisatawan dari negara-negara di kawasan Timur Tengah.
Arief menjelaskan wisatawan mancanegara (wisman) dari Timur Tengah merupakan salah-satu wisatawan kelas premium dengan tingkat pengeluaran yang tinggi untuk sekali kunjungan.
“Rata-rata pendapatan per kunjungan wisman adalah 1.200 dolar AS (sekitar Rp 15,6 juta). Tetapi kalau wisman dari Timur Tengah yang berkunjung, pendapatan dari mereka bisa sampai 2.000 dolar AS (sekitar Rp 26 juta) per kunjungan,” tandas Arief.
Wisatawan dari Timur Tengah dikenal suka belanja dan berkantong tebal.
Meski demikian, Arief mengakui, jumlah wisatawan dari Timur Tengah ke Indonesia masih rendah yakni di bawah 200 ribu orang setahun.
Jumlah itu masih kalah dibandingkan yang diraih Malaysia dan Thailand yang sudah mencapai 300 ribu dan 600 ribu orang wisatawan dari negara-negara Timjur Tengah, termasuk Arab Saudi .
Ketua PHRI Bali, Cok Ace, menjelaskan bahwa peningkatan wisman Arab Saudi ke Bali terjadi cukup signifikan. Berdasarkan data PHRI yang dipegangnya, dari tahun 2015 ke 2016 terjadi kenaikan jumlah wisman Arab Saudi hingga 46,27 persen, yakni dari 7.003 menjadi 10.243 wisman.
Sementara itu, jumlah wisman dari Middle East (Timur Tengah) secara keseluruhan naik 59,33 persen, dari 30.644 pada 2015 menjadi 48.824 pada 2016.
“Ini ranking tertingi peningkatan kunjungan wisatawan Middle East, dibandingkan wisman dari China yang hanya naik 36 persen dari 2015 ke 2016,” kata Cok Ace.
Antisipasi Bandara
Terkait rencana kunjungan ke Bali itu, pihak Bandara I Gusti Ngurah Rai sudah melakukan antisipasi baik dari sisi pengamanan maupun teknis kedatangan.
Menurut Kepala Humas Bandara Ngurah Rai, Awaluddin, sesuai SOP (Standard Operating Porcedure) kedatangan tamu kenegaraan, akan dilakukan delay terencana terhadap jadwal penerbangan reguler agar tak berbarengan dengan kedatangan pesawat Raja Salman.
“Sebetulnya kalau disebut delay juga kurang tepat ya. Tapi, ini memang prosedur operasi standar untuk kedatangan pesawat kenegaraan sebagaimana ketika pesawat yang membawa Presiden RI akan mendarat. Nanti akan ada delay sekitar 45 menit,” kata Awaluddin.
Istilahnya expected delay atau penundaan yang diperkirakan, yakni disiapkan waktu untuk 30 menit sebelum kedatangan pesawat Raja Salman dan 15 menit setelahnya. Sesudah itu diharapkan penerbangan reguler akan kembali normal.
Awaluddin menjelaskan, saat ini peralatan ground handling untuk pesawat Raja Salman dan rombongannya sudah tiba di Bandara Ngurah Rai. Di antaranya adalah tangga turun-naik pesawat dan dua unit Mercy S600. Mercy itu bahkan sudah tiba pada 18 Februari lalu.
“Peralatan ground handling sudah tiba, salah-satunya tangga naik dan turun pesawat. Itu ditangani oleh PT Jasa Angkasa Semesta, bukan oleh Angkasa Pura,” kata Awaluddin.
Sampai kemarin masih belum ada keputusan apakah Raja Salman akan dijemput di bawah pesawat dan kemudian langsung dibawa ke hotel di Nusa Dua tempatnya menginap, ataukah direhatkan sebentar di ruang VVIP terminal kedatangan.
Disebutkan Awaluddin, di Bandara Ngurah Rai Bali telah dibentuk pos koordinasi yang dikoordinasikan oleh TNI Angkatan Udara (AU) terkait kegiatan penyambutan rombongan VVIP tersebut.
Posko tersebut beranggotakan PT Angkasa Pura I (Pengelola Airport), AirNav Indonesia, TNI AU, Otoritas Bandar Udara (OBU) dan Kepolisian RI.
Bandara Ngurah Rai juga merencanakan rekayasa parkir untuk pesawat-pesawat rombongan tersebut yang terdiri dari empat pesawat Boeing B747 seri 400 dan 200, dua pesawat Boeing 777 dan dua pesawat C-130 Hercules.
Lahan parkir khusus pesawat rombongan Raja Salman di Bandara Ngurah Rai juga sudah disiapkan. Parkir untuk 7 pesawat berbadan lebar itu akan disediakan di sebagian lahan parkir Apron Selatan dan Utara.
"Urusan pengaturan kedatangan dan parkir pesawat itu sama saja dengan yang dilakukan terhadap pesawat pada umumnya," kata Yanus Suprayogi, General Manager Bandara Ngurai Rai, Kamis (23/2), kepada Tribun Bali.
Di sisi pengamanan, akan ada pengamanan dari internal pihak bandara yang melibatkan Avsec dan Otoritas Bandara Ngurah Rai. Sedangkan pengamanan di luar bandara sudah bukan kewenangan pihak bandara melainkan peran Polri dan TNI.
“Saya tidak menjelaskan pengamanan di luar bandara, karena itu bukan ranah kewenangan kami untuk menjelaskan,” ujar Yanus.(*)
(AA Seri Kusniarti/Tribun Bali)