8 Cara Marketing Ini dalam Menggaet Pembeli Bikin Kamu Geram, Rasanya Kayak Ketipu!
Berikut ini daftar kepintaran para penjual yang menggunakan trik-trik untuk menjaring para pembelinya.
Penulis: Dimas Setiawan Hutomo
Editor: Indan Kurnia Efendi
Laporan Wartawan TribunStyle.com, Dimas Setiawan Hutomo
TRIBUNSTYLE.COM - Saat ini para konsumen semakin hari, semakin dijejali ratusan iklan baik di media elektronik maupun cetak.
Cara-cara mereka menawarkan barang pun semakin cerdik, mereka membuat sebuah iklan bukan hanya berdasarkan ide yang kreatif tetapi mereka mempelajari perilaku para pembelinya dan akhirnya keluarlah teknik penjualan yang paling jitu.
Melansir dari Bright Side, berikut ini daftar kepintaran para penjual yang menggunakan trik-trik untuk menjaring para pembelinya.
Baca: Perih! Curhat Gadis yang LDR 6 Tahun, Tiba-tiba Ditinggal Nikah Pacarnya ini Bikin Banjir Air Mata!
Begitu mengetahui hal dibawah ini, kamu mungkin merasa seperti tertipu.
1. Penampilan yang berbeda
Untuk menciptakan produk dan makanan seperti burger terlihat lebih enak dan menggoda, para fotografer makanan menyemprotkan air di permukaannya.
Selain itu, teknik lain yang dilakukan adalah mereka juga menyemprotkan terhadap sayur-sayurannya.
Dengan kesegaran itu kita merasa ingin membeli hal itu tanpa terencana.
2. Slogan anti-iklan
"Mohon maaf, kami tidak bisa menjual ini."
Kira-kira begitu isi pesannya dalam slogan dari Volkswagen.
Apa ini malah membuat kamu tidak membeli?
Sebaliknya, orang yang membaca malah semakin memperhatikan yang artinya penjualan meningkat!
3. Overpricing
Ini adalah cara yang terbukti efektif di setiap pembeli.
Cara kerjanya seperti ini: barang yang paling mahal ditampilkan terlebih dahulu, sedangkan barang yang tidak terlalu mahal berada di belakang.
Walau barang ini sebenarnya tidak jauh berbeda, barang-barang ini tetap overprice.
Taktik ini juga sukses dipakai di restoran dan supermarket.
Sebuah botol minuman mineral bermerek sama beda harganya antara di supermarket, kafe dan di restoran.
Orang lebih melihat restoran sebagai tempat yang bisa diandalkan, jadi restoran menaikan harga 2-3 kali lipat lebih mahal.
Padahal ya sebenarnya sama saja.
Dalam contoh ini, penjual menawarkan produk dengan pembayaran bulanan yang sama untuk mobil yang berbeda dengan harganya yang berbeda.
Ini membuat para calon pembeli berpikir: Jika tak ada bedanya, kenapa beli mobil yang lebih murah?
4. Harga pengecoh
Mahal itu relatif.
Dan harga pengecoh ini bekerja dengan membuat produk lainnya seakan-akan layak dibandingkan yang lainnya.
Hal ini memaksa para pelanggan memilih keputusan yang "tepat."
Jadi seperti gambar dikanan, dengan adanya harga 9 dollar, maka kamu akan menganggap harga 6 dollar itu biasa saja, dibanding di sebelah kiri.
5. Pengurangan harga yang palsu
Dalam toko, supermarket, sering banget nih ya kita ketemu yang kaya gini.
Dimana harga lama di coret diganti dengan harga baru yang lebih murah.
Padahal kamu tidak sadar bahwa pengurangan harga itu hanyalah tipuan belaka.
Realitasnya, para penujual ini menaikan harga lama sebesar 20% terlebih dahulu dan berharap tidak ada yang mengingatnya, jadi ya harganya sebenarnya tetap.
6. Reduksi ukuran/kuantitas
Sebuah cara favorit bagi merek besar dan supermarket, hal ini membuat mereka bisa tetap mempertahankan harga tanpa harus mengurangi keuntungan dan menaikan harga barang.
7. Efek Gruen
Pusat perbelanjaan pertama kali di desain oleh seorang arsitek bernama Victor Gruen.
Sebelum ada Gruen, pusat perbelanjaan biasanya sebuah gedung berlantai satu yang disekat-sekat.
Gruen berhasil membuat beragam toko-toko di bawah satu atap yang membuat seperti labirin supermarket.
Konsep Gruen memerlukan dunia yang aman dengan sempurna yang mana selalu hangat, penerangannya baik dan nyaman.
Dunia tanpa jam dan jendela.
Saat ini hampir seluruh pusat perbelanjaan seperti ini.
Lingkungan seperti itu ternyata membuat orang jatuh ke sebuah disorientasi karena cahaya yang terang, membuat mereka lupa mengenai tujuan mereka datang kesitu.
Berjalan di sebuah pusat perbelanjaan besar, kamu merasa kehilangan kemampuan untuk membuat keputusan yang pasti.
Hasilnya ya kamu akan membeli barang yang tidak diperlukan dan menghabiskan uang lebih dari yang kamu rencanakan di awal.
8. Kereta belanja yang lebih besar
Saat seorang pembeli menggunakan kereta belanja bukan keranjang, mereka akan belanja 40% lebih banya.
Tapi kasusnya tentu berbeda ketika para pembeli membuat belanjaan untuk kebutuhan keluarga mereka yang besar atau belanja bulanan.
Para supermarket sengaja menempatkan sembako di tempat yang paling jauh.
Dengan hal itu para pembelinya akan mengambil beberapa barang tambahan saat berjalan ke sana.(*)