Breaking News:

Kece Badai! Pria Ini Traveling dari Sydney ke London, Tanpa Menggunakan Pesawat, Gini Caranya

Pria ini melakukan perjalanan dari Sydney, Australia ke London, Inggris, tanpa sekalipun menaiki sebuah pesawat.

Penulis: Dimas Setiawan Hutomo
Editor: Diah Ana Pratiwi
Deadline News
Menggunakan balon udara di Turki. 

Laporan Wartawan TribunStyle.com, Dimas Setiawan Hutomo

TRIBUNSTYLE.COM - Jika kamu ingin ke London, tapi kamu takut atau tidak mau menggunakan pesawat, kamu harus ikuti cerita pria ini.

Pria ini melakukan perjalanan dari Sydney, Australia ke London, Inggris, tanpa sekalipun menaiki sebuah pesawat.

Satu hal yang harus ia bayar, yaitu ia harus melakukan perjalanan selama dua setengah tahun dan uang sebesar 331 juta Rupiah.

Ty Dalitz yang berusia 29 tahun meninggalkan rumahnya di Melbourne pada Juli 2014 setelah melakukan taruhan saat mabuk bahwa ia tidak akan bisa sampai London tanpa menggunakan pesawat.

Sekarang, teman-temannya harus memakan kata-kata mereka saat ia berhasil ke London, Rabu (28/12/2016) setelah menghabiskan 846 hari di jalan.

Ty mulai jalan dari wilayah Utara Australia ke Bali pada 31 Juli 2014, dengan tidak memiliki rencana perjalanan, ia hanya tahu ia ingin sampai London.

Hari pertama Ty
Deadline News

Dalam blognya, Lost Aussie, ia menjelaskan bahwa pelayarannya sebagai antiklimaks dan tidak elegan dan romantis sama sekali untuk menuju negara yang sudah ia bayangkan di pikirannya.

Dari Bali, Ty menghabiskan waktu tiga bulan berlayar dari pulau ke pulau di Indonesia, "Melakukan perjalanan ribuan mil mengunjungi pulau dan desa terpencil, menyaksikan festival gila dan tradisi lokal."

Ia kemudian berlayar ke Malaysia, kemudian Thailand, dimana ia menghabiskan Malam Tahun Baru 2014 dalam 10 hari meditasi di sebuah kuil Thailand.

Di sebuah pickup di Thailand
Deadline

Ty kemudian berhasil menumpang sejauh 400 mil dari Ayutthaya (sekitar 40 mil utara Bangkok) ke Chiang Mai di utara Thailand.

Ia menjalani enam tumpangan dengan berbagai macam kendaraan, termasuk mobil, truk dan motor.

Bagaimanapun, menumpang tidak selalu berjalan mulus, karena penduduk lokal terkadang tidak mengerti bahasa.

"Pengalaman kami untuk menjelaskan ide dengan keterbatasan bahasa harus membuat kami menjalani jalan yang salah dan diturunkan di terminal atau stasiun kereta," tulisnya dalam blognya.

Di kapal di Turki
Deadline

Ibunya, Kathy terbang untuk mengunjunginya di Luang Prabang di Laos dan ini merupakan balapan terhadap waktu untuk bisa menemuinya.

Kemudian mereka melakukan perjalanan ke Thakhek Loop dengan skuter, sebelum mereka menuju Kamboja dimana ia membayar 1,3 juta rupiah untuk mengirimkan barangnya sejauh 166 mil dari Chau Doc (perbatasan Kamboja dan Vietnam) ke kota Ho Chi Minh di Vietnam.

Perjalanan tersebut membutuhkan waktu tiga jam, melewati jalanan gila dari Vietnam.

Teman Ty mengikuti perjalanannya untuk 10 hari skutering di sekitar Delta Mekong.

Ty Dalits menumpang di Minsk, Rusia
Deadline

Menaiki kereta melalui Tionkok, Mongolia dan Rusia menurunkannya di Eropa.

Disini, ia menghabiskan waktu satu setengah tahun dan menikmati hidupnya.

Semua itu dilakukannya sebelum akhirnya menyebrangi Selat dari Prancis dan menuju London.

Padahal Ty bisa terbang dari Melbourne ke London kurang dari 24 jam dengan uang 16 juta rupiah (selisih sekitar 300 jutaan rupiah), tetapi ia tidak menyesal sama sekali dengan caranya.

Hari ke 846 Ty Dalits sampai di London
Deadline
Perjalanan Ty/Facebook
Perjalanan Ty/Facebook

Walau semua yang terjadi seperti kapalnya hancur di desa di Indonesia, di tanya-tanya polisi di Minsk dan harus menyetir di Bulgaria ketika mobil yang ia naiki ternyata orangnya mabuk.

Dan Ty tidak berhenti sampai situ, ia melanjutkan perjalanannya ke Amerika, dengan sebuah kapal the Atlantic di Boxing Day.

Jika kamu ingin tahu dimana ia sekarang, kamu bisa mengikutinya di blognya disini.

Sumber: TribunStyle.com
Tags:
LondonAustraliaTy Dalitz
Rekomendasi untuk Anda

BERITA TERKINI

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved