Pembunuhan Sadis di Pulomas
Sebelum Membunuh Sadis di Pulomas, Ini Daftar Panjang Kekejian Ramlan Sebelumnya, Tak Kalah Ngeri!
Ternyata Ramlan sudah melakukan serentetan panjang perbuatan keji sebelum membunuh sadis keluarga Dodi Triono di Pulomas.
Editor: Agung Budi Santoso
TRIBUNSTYLE.COM - Perampokan dan pembunuhan di Pulomas, Jakarta Timur, pada Senin (26/12/2016), jadi aksi kejahatan terakhir Ramlan Butarbutar.
Polisi terpaksa menembaknya hingga tewas pada Rabu (28/12/2016), karena Ramlan melawan saat akan ditangkap.
Keberadaan Ramlan di sebuah kontrakan di Gang Kalong, RT 08 RW 02, Bojong, Rawalumbu, Bekasi, diketahui polisi dari rekan Ramlan, sesama perampok spesialis rumah mewah.
"Dari hasil analisa CCTV telah disimpulkan bahwa pelaku adalah Ramlan Butarbutar, hal tersebut sesuai dengan keterangan tersangka Philip Napitupulu yang sebelumnya telah diamankan atas kejadian sebelumnya," kata Kabid Humas Polda Metro Jaya, Kombes Argo Yuwono, Rabu.
Philip, Ramlan, beserta empat orang lainnya masuk daftar pencarian orang atas perampokan di rumah di Jalan Kayu PutIh Timur pada 14 September 2016 silam.
Keenamnya merampas sembilan perhiasan berlian, enam perhiasan emas, dua unit sepeda motor jenis sport dan sejumlah ponsel berbagai merek dengan total kerugian mecapai Rp 1 miliar.
Philip yang melarikan diri hingga ke Medan berhasil ditangkap pada 25 Oktober 2016. Adapun sisanya, termasuk Ramlan, menghabiskan uang hasil rampokan dengan bebas.
Ramlan yang dikenal warga Gang Kalong sebagai sopir angkot K 11 trayek Bantargebang-Bekasi, ternyata punya daftar panjang kejahatan. Ia disebut rutin keluar masuk penjara sejak 2001.
"Dia sudah berapa kali keluar masuk LP dan sudah berapa kali pula kami melakukan penangkapan," ujar Kapolda Metro Jaya Irjen Mochamad Iriawan.
(Baca juga: Dugaan Pembunuh Sadis di Pulomas Adalah Orang-orang Bayaran Terbantahkan Oleh Bukti-bukti Ini )
Sebelum dua perampokan itu, Ramlan sang kapten juga pernah memimpin perampokan di Depok.
Ia disebut terakhir ditangkap polisi pada Agustus 2015.
Ia menyekap korbannya yang ada di Griya Telaga Permai, Cilangkap, Tapos, Depok dan menggasak emas 43 gram dan kartu ATM milik pemilik rumah.
"Sekali kami tangkap," kata Kasat Reskrim Polresta Depok, Kompol Teguh Nugroho.
Teguh mengatakan Ramlan yang dikenal bergerak dengan Geng Medan ini tak segan melumpuhkan korbannya. Modus yang digunakan hampir mirip dengan yang terekam di CCTV di Pulomas.
Komplotan Ramlan masuk dengan leluasa sebelum menodong dan mengikat atau menyekap orang yang ada di rumah.
Teguh mengungkapkan sebelum tertangkap pada Agustus 2015, Ramlan juga masuk DPO Polresta Depok atas aksi perampokan perhiasaan dan uang di toko material di Cimanggis pada 2015, di rumah artis lawas Farouq Avero di Sawangan pada 2014, dan di toko Gas Alam Grosir di Cimanggis pada 2014.
(Baca juga: Cerita Mengharukan Penjaga Kubur Korban Pembunuhan Sadis di Pulomas )
Pada 2014, jejak Ramlan juga terendus di rumah mewah di Cikarang pada 2014, di ruko di Cikarang pada 2014, dan di belakang Terminal Baranangsiang pada 2015.
Saat ditangkap pada 2015 lalu, Ramlan sempat mengungkapkan kepada polisi ia juga ditangkap pada 2013, dan sebelumnya mendekam di Lapas Bulak Kapal pada 2008.
Sejumlah penelusuran juga menunjukkan Ramlan tak hanya melancarkan aksinya di Jabodetabek, pada 2010, Ramlan pernah ditangkap Polda Jateng karena merampok di Tegal dan di Surakarta.
Pada 2007, dia juga pernah beraksi di Cirebon, Jawa Barat.
Kata Teguh, sejak dipecat sebagai sopir taksi pada 2002 silam, Ramlan mengajak teman-temannya untuk mencari nafkah dengan merampok.

Rumah nomor 7A, Pulomas, Jakarta Timur pada Selasa (27/12/2016).
Ramlan yang terkenal dengan langkah pincang akibat sakit ginjal ini akhirnya tewas diberondong timah panas.
Adiknya, R, juga kini dalam penahanan polisi untuk diperiksa keterlibatannya dalam aksi perampokan sadis di Pulomas.
Peristiwa penyekapan sadis di Jalan Pulomas Utara Nomor 66 dilakukan Ramlan bersama Erwin Situmorang, Yus Pane, dan Sinaga dengan menyekap 11 penghuninya sejak Senin sore (26/12/2016) hingga Selasa Pagi (27/12/2016) di kamar mandi berukuran 1,5 x 1,5 meter persegi.
(Baca juga: CCTV Pembunuhan Sadis di Pulomas Rekam Jelas Detik-detik Keji Habisi Korban, Ini Videonya )
Pemilik rumah, Dodi Trianto (59) tewas bersama anaknya Diona Arika Andra Putri (16) serta Dianita Gemma Dzalfayla (9) yang juga meninggal.
Teman Dianita yang sedang menginap, Amelia Callista (10), kedua sopir Dodi, Tasrok (40) dan Yanto, juga tewas dalam penyekapan itu.
Hasil otopsi memastikan mereka meninggal karena kehabisan oksigen. Mereka yang selamat adalah anak Dodi, Zanette Kalila Azaria (13), serta tiga pekerja di rumah Dodi yaitu Santi (22), Fitriani (23), Windy (23), dan Emi (41). (Nibras Nada/ Kompas.com)

Salah satu terduga pembunuhan sadis di Pulomas ditangkap aparat, Rabu 28 Desember. Pelaku berdarah-darah kena tembakan petugas.
Ramlan Paling Sadis dan Keji Menyiksa Keluarga Dodi
Polisi menangkap Ramlan Butarbutar dan Erwin Situmorang karena diduga melakukan perampokan disertai dengan pembunuhan di rumah Dodi Triono di Pulomas, Jakarta Timur.
Identitas mereka diketahui dari rekaman kamera CCTV yang ada di rumah korban.
Kapolda Metro Jaya Irjen (Pol) Mochamad Iriawan mengatakan, pelaku yang pertama dikenali dari rekaman kamera CCTV adalah Ramlan.
Sebab, Ramlan merupakan residivis kasus serupa dan mempunyai gaya jalan yang khas.
(Baca juga: Cek Kisaran Harga Mobil Almarhum Dodi Triono Di Sini, Pasti Terkejut! )
"Kami sudah tahu cirinya, yang bersangkutan pincang kalau jalan karena punya penyakit ginjal," ujar Iriawan di Rumah Sakit Polri Kramatjati, Jakarta Timur, Rabu (28/12/2016).
Iriawan menambahkan, Ramlan merupakan pimpinan dari komplotan tersebut. Dia juga-lah yang diduga sebagai otak dari perampokan dan pembunuhan tersebut.
Menurut Iriawan, Ramlan sudah masuk keluar penjara sejak 2001. Bahkan, Ramlan masuk dalam daftar pencarian orang.
"(Ramlan) yang paling pertama masuk ke rumah korban, serta dominan memasukkan korban ke kamar mandi dan membawa senjata api," ucap dia.
Selain itu, kata Iriawan, Ramlan-lah yang diduga mengunci para korban di kamar mandi. Bahkan, dia juga yang merusak engsel pintu dan membuang kunci kamar mandi tersebut.
"Dia juga pernah merampok di rumah warga negara Korea Selatan di Cibubur tahun 2015 lalu," kata Iriawan.
(Baca juga: Istri Muda nan Cantik yang Ditinggal Wafat Dodi Triono, Korban Pembunuhan Sadis di Pulomas )
Ramlan tewas ditembak polisi karena melawan saat ditangkap. Sementara itu, pelaku lainnya, Erwin Situmorang, mengalami luka tembak.
Keduanya ditangkap di Gang Kalong RT 08 RW 02 Bojong, Rawalumbu, Bekasi, Jawa Barat. Polisi pun masih memburu dua pelaku lainnya.
Kepada para tersangka, polisi menyertakan Pasal 338 KUHP tentang Pembunuhan juncto Pasal 363 KUHP tentang Pencurian dan Pasal 333 KUHP tentang Penyekapan dengan ancaman hukuman 15 tahun penjara.

Korban pembunuhan sadis di Pulomas
Penyekapan yang menewaskan enam orang di sebuah rumah di Pulomas tersebut diduga terjadi pada Senin (26/12/2016) sore.
Peristiwa penyekapan yang menewaskan enam orang di Pulomas itu diduga terjadi pada Senin (26/12/2016) sore.
Warga bersama polisi baru mengetahui peristiwa penyekapan tersebut pada Selasa pagi kemarin.
(Baca juga: Postingan Instagram Korban Pembunuhan Sadis di Pulomas yang Bikin Netizen Mengharu-biru! )
Korban yang meninggal dalam peristiwa itu adalah Dodi Triono (59) selaku pemilik rumah, dua anak Dodi bernama Diona Arika (16) dan Dianita Gemma (9), Amel yang merupakan teman dari anak Dodi, serta Yanto dan Tasrok yang merupakan sopir keluarga itu.
Adapun korban selamat bernama Zanette Kalila (13), yang merupakan anak Dodi. Korban lain yang selamat adalah Emi, Santi (22), Fitriani, dan Windy. (A Martin Pratama/ Kompas.com )