Breaking News:

Pilkada Jakarta

Sandiaga Uno Pesan Kopi Item Segelas Rp 3.000, Dibayar Rp 100.000, Betapa Girangnya Si Abang Ini

Ketika Sandiaga Uno pesab kopi segelas Rp 3.000 dibayar Rp 100 ribu, begini girangnya si abang pemilik warung ini.

Kompas.com/ Akhdi Martin Pratama
Calon wakil gubernur DKI Jakarta, Sandiaga Uno saat memesan kopi di sebuah warung di Pasar Kramatjati, Jakarta Timur pada Minggu (4/12/2016). 

TRIBUNSTYLE.COM -  Calon wakil gubernur DKI Jakarta nomor pemilihan tiga, Sandiaga Uno, blusukan ke Pasar Kramatjati, Jakarta Timur pada Minggu (4/12/2016).

Mengawali blusukan-nya, pria yang akrab disapa Sandi ini memilih berhenti di warung kopi milik Rusdy di pasar tersebut.

Sandi memesan kopi hitam di warung itu. "Saya suka nih kopi hitam, apa lagi kopinya, kopi tradisional nih," ujar Sandi di lokasi.

Baru sekali menyeruput kopinya, Sandi dihampiri warga yang ingin sekadar bersalaman atau berfoto.

Warga juga berpesan kepada Sandi agar pasar tradisional seperti Pasal Kramatjati lebih ditingkatkan fasilitasnya sehingga mampu bersaing dengan pasar modern.

Mendengar keluhan warga tersebut, Sandi berjanji akan meningkatkan fasilitas pasar tradisional supaya bisa bersaing dengan pasar modern atau pun warung waralaba yang kini menjamur.

"Insya Allah nanti kalau saya terpilih saya akan lebih menyejahterakan pedagang pasar tradisional supaya mampu bersaing dengan pasar modern. Selain itu, kita juga akan menstabilkan bahan-bahan pokok yang saat ini harganya masih tinggi," ucap Sandi.

Seusai mendengar keluhan pedagang, Sandi kembali menyeruput kopinya. Namun, baru dua tegukan, tim suksesnya meminta Sandi untuk berkeliling ke pasar tersebut.

Alhasil, Sandi meminta kopi yang belum habis itu dipindahkan ke gelas plastik agar dia tetap bisa meminumnya.

Sebelum meninggalkan warung kopi Rusdy, Sandi membayar kopi tersebut dengan satu lembar uang sebesar Rp 100.000. "Pak ini kembaliannya," ujar Rusdy.

"Sudah Pak ambil saja kembaliannya," ucap salah satu tim pemenangan Sandi.

Rusdy mengatakan, harga segelas kopi itu hanya Rp 3.000.

Ia pun bersyukur kunjungan Sandi itu membawa rezeki untuknya.

"Alhamdulillah penglaris, kopi Rp 3.000 dibayarnya Rp 100.000. Kopi ini Mas sekilonya cuma Rp 60.000," kata Rusdy.

Sandi pun melanjutkan blusukan-nya di pasar tersebut sambil menenteng kopi dari Rusdy yang dikemas dalam gelas plastik.

Sesekali, sambil menyapa pedagang, Sandi menyeruput kopi tersebut. Ia pun menyempatkan diri bertandang ke toko obat yang ada di pasar itu.

Pasangan Anies Baswedan ini menyempatkan diri membeli satu boks obat masuk angin. Kepada Sandi, penjual obat tersebut meminta Sandi merealisasikan janjinya saat berkampanye.

"Jangan lupa janjinya ya Pak kalau sudah jadi (wakil gubernur DKI Jakarta)," ujar wanita pemilik toko obat tersebut. "Insya Allah Bu," balas Sandi.

Dalam Pilkada 2017 ini, Sandi berpasangan dengan calon gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan. Pasangan tersebut diusung oleh Partai Gerindra dan Partai Keadilan Sejahtera (PKS).  (A. Martin Pratama/ Kompas.com )

Tolak Dukung Ahok, Elit Partainya Megawati Copot Baju Demi Anies - Sandi

Boy Sadikin
Boy Sadikin mendeklarasikan Kawan Juang Boy (KJB), mantan pengurus PDI-P DPC Jakarta Barat yang kini mendukung Anies-Sandi, Sabtu (3/12/2016).

Sejumlah pengurus PDI-P di Jakarta Barat mendeklarasikan dirinya sebagai Kawan Juang Boy (KJB) untuk memenangkan Anies-Sandi dalam Pilkada DKI 2017 mendatang, Sabtu (3/12/2016).

Para pengurus ini menyatakan loyalitasnya kepada mantan Ketua DPD PDI-P DKI Jakarta Boy Sadikin sehingga mereka mengikuti langkah Boy yang mundur dari PDI-P karena menolak memenangkan Ahok-Djarot yang kini diusung PDI-P.

Salah satu pengurus yang mengungkapkan kekecewaannya adalah M Ranto, yang merupakan mantan Ketua Pengurus Anak Cabang (PAC) PDI-P Kebon Jeruk. Ia menyesalkan kepengurusan PDI-P di tingkat cabang hingga ranting yang tidak demokratis.

Ia mengaku sudah menghabiskan puluhan juta untuk membesarkan PDI-P, tetapi belakangan aspirasinya tak didengar oleh para petinggi partai.

"Saya sudah dirampok oknum yang tidak jelas. Kepengurusan saya itu sudah dirampok. PDI-P Jakarta Barat sudah mulai dipetak-petakkan. Orang yang militan sudah dipecat-pecatin," katanya.

Bersama kawan-kawannya, Ranto melepas seragam PDI-P yang mereka kenakan dan menggantinya dengan kaus relawan Anies-Sandi. Boy yang mengukuhkan KJB sempat bertutur soal pengunduran dirinya dari PDI-P.

Ia mengaku tidak sependapat dengan pilihan partai untuk mendukung Ahok. Ia mempertanyakan mekanisme partai saat memilih calon untuk diusung pada Pilkada DKI.

"Mereka yang daftar ini enggak free, bayar Rp 5 juta, ikut tes dari pagi sampai malam, tetapi hasilnya apa? Tidak disebut tahu-tahu ujug-ujug Ahok dipilih. Di sini saya tidak sakit hati tidak dipilih. Kalau mau jadi gubernur atau wakil gubernur, 2012 saya bisa," kata Boy. (Nibras Nada/ Kompas.com)

Sumber: Kompas.com
Tags:
Sandiaga UnoJakarta TimurAnies Baswedan
Rekomendasi untuk Anda

BERITA TERKINI

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved