Nah Lo, Warga Jogja dan Netizen Geger Soal Karcis Parkir Pasar Malam Sekaten yang Tak Sesuai
Karena begitu banyaknya orang yang selalu ingin datang ke Sekaten tiap tahun membuat para tukang parkir liar bermain.
Penulis: Mohammad Rifan Aditya
Editor: Diah Ana Pratiwi
Laporan Wartawan TribunStyle.com, Rifan Aditya
TRIBUNSTYLE.COM - Yogyakarta punya agenda tiap tahun untuk mempertingati hari besar Islam, yakni pasar malam Sekaten.
Sekaten ini diadakan untuk memperingatiulang tahun nabi Muhammad SAW atau Maulud Nabi.
Beberapa hari sebelum pasar malam ini benar-benar dibuka akan diadakan serangkaian acara oleh Kraton Yogyakarta.
Acara grebeg dan sebagainya itu akan berlangsung sangat meriah.
Begitu juga dengan pasar malam Sekaten, tiap malam akan banyak orang meramaikannya.
Namun Sekaten yang merupakan agenda tahunan dalam rangkaian Pasar Malam Perayaan Sekaten (PMPS) ini sering menimbulkan masalah.
Terutama soal tarif parkir selama penyelenggaraan Sekaten.
Karena begitu banyaknya orang yang selalu ingin datang ke Sekaten tiap tahun membuat para tukang parkir liar bermain.
Sebagai mana dilansir dari TribunJogja.com (7/12/2013) bawah Penyederhanaan tarif parkir akan diberlakukan pada penyelenggaraan Pasar Malam Perayaan Sekaten.
Dimana untuk motor Rp 3000 dan untuk mobil batas bawahnya Rp 4000.
Namun yang terjadi tiap tahunnya masih saja ditemukan tarif parkir Sekaten yang tidak sesuai.
Hal ini juga menjadi geger dan bahan pembicaraan para netizen.
Untuk tahun ini tarif parkir resmi Sekaten di Jogja telah ditentukan.
Tarif parkir roda dua resmi resmi Rp 2.000, tapi di cetakan tertulis Rp 3.000, dan kemudian diblok menjadi Rp 5.000.
Tidak hanya itu akun Twitter jogjaupdatecom juga mentweet lagi gambar karcis Sekaten yang tidak sesuai.
Padahal hal ini sudah diresmikan dan disosialisasikan lewat media juga.
Tapi sepertinya para tukang parkir 'jahat' ingin mendapatkan untung yang lebih.
Buat kamu yang mau pergi Sekaten harus pilih tempat parkir yang benar ya.
Jika mendapatkan kejadian seperti ini, langsung laporkan saja lewat media sosial, pihak keamanan atau polisi terdekat.