Ganguan Jiwa - 10 Sindrom Berbahaya, Contohnya, Korban Penculikan Berbalik Mendukung Penculik!
Inilah 10 sindrom paling berbahaya di dunia. Jenis gangguan jiwa paling berisiko dan harus segera disembuhkan!
Penulis: Triroessita Intan Pertiwi
Editor: Agung Budi Santoso
Laporan Wartawan TribunStyle.com, Triroessita Intan Pertiwi
TRIBUNSTYEL.COM - Gangguan mental mempengaruhi jutaan orang di dunia.
Bahkan sebagian membutuhkan penanganan psikoterapi selama bertahun-tahun.
Dalam beberapa kasus, masalah psikologi yang diderita sangat langka dan aneh.
Sindrom atau delusi ini dinamai berdasarkan tempat terjadi, penemu, dan juga tokoh yang memiliki karakter sama dengan sindrom serupa.
Berikut 10 gangguan mental yang aneh dari seluruh dunia:
1. Sindrom Stockholm

Sindrom Stockholm
Sindrom ini merupakan respon psikologi atas kasus penculikan yang malah berubah mendukung kejadian.
Sindrom ini dinamakan Stockholm lantaran kisah yang terjadi di Stockholm, Swedia pada 23 -28 Agustus 1973.
Sindrom ini menunjukkan kondisi korban yang malah secara emotional mendukung para penculik setelah diculik.
Bahkan sebagian korban malah ikut serta dalam proses penculikan tersebut.
2. Sindrom Lima

Sindrom Lima
Berbeda dengan Stockholm syndrom, sindrom Lima malah memiliki hal sebaliknya.
Penculik bersifat sangat simpatik terhadap korban dan memberikan apa yang mereka inginkan.
Kasus ini terjadi pada saat krisis di Lima, Peru di mana 14 anggota Tupac Amaru Revolutionary Movement (TARM) mengadakan pesta untuk para korbannya di kantor kedutaan Jepang di Peru.
3. Sindrom Diogenes

Sindrom Diogenes
Sindrom Diogenes adalah kelalaian/pikun ekstrim terhadap diri sendiri, kecenderungan tertutup.
Sindrom iniyang disebabkan oleh reaksi stress yang mendalam dan berkepanjangan.
Sindrom ini ditandai dnegan mengabaikan mengurus diri sendiri secara ekstrim, kemelaratan, penarikan diri dari pergaulan sosial, sikap apatis, penimbunan sampah secara kompulsif, dan kurangnya rasa malu.
Orang-orang yang telah mengalami kerusakan otak, terutama lobus frontal, mungkin lebih beresiko untuk mengembangkan sindroma ini.
4. Sindrom Paris

Sindrom Paris
Sindrom Paris adalah kondisi eksklusif untuk turis Jepang dan warga negara, yang berkunjung ke Paris.
Orang Jepang mengalami "culture sock" di mana mereka menemukan situasai yang berbeda dari negaranya.
Mereka mendapati pelayanan yag kasar, suka berdebat dan melakukan hal-hal berbeda dari bisanya.
Dari jutaan wisatawan Jepang yang mengunjungi kota setiap tahun, sekitar selusin menderita penyakit ini dan harus dikembalikan rumah mereka.
Bahkan terdapat hotline 24 jam bagi mereka yang merasakan culture shock yang parah.
5. Sindrom Stendhal

Sindrom Stendhal
Sindrom Stendhal adalah penyakit psikosomatik yang menyebabkan denyut jantung yang cepat, pusing, kebingungan dan bahkan halusinasi ketika seseorang melihat seni.
Bisa karena seni yang sangat indah ataupun seni yang sangat besar.
Nama sindrom ini berasal dari seorang penulis Perancis abad ke 19 yang terkena, Stendhal.
6. Sindrom Jerusalem

Sindrom Jerusalem
Sindrom Jerusalem yakni kondisi di mana para pengunjung akan mengalami delusi dan kondisi gangguan kejiwaan lainnya paska mengunjungi kota tersebut.
Sindrom ini tidak hanya berlaku untuk agama tertentu atau penduduk tertentu, namun telah mempengaruhi orang-orang Yahudi dan Kristen dari berbagai background.
Sindrom ini akan menyebabkan delusi dan akan cenderung menghilang setelah beberapa minggu.
7. Sindrom Capgras

Sindrom capgras
Sindrom Capgras adalah kelainan di mana seseorang mengalami delusi keyakinan bahwa seorang teman, pasangan, orang tua atau anggota keluarga dekat yang lain, telah digantikan oleh orang lain.
Capgras Syndrome digolongkan sebagai sindrom misidentification delusion.
Suatu keyakinan delusional yang melibatkan salah mengidentifikasi orang, tempat atau benda.
Sindrom ini dapat terjadi secara akut, temporer, atau kronis.
Nama sindrom ini diambil dari penemunya, Jean Marie Joseph Capgras, psikiater Perancis.
8. Delusi Fregoli

Delusi Fregoli
Delusi fregoli adalah gangguan yang sangat jarang terjadi di mana seseorang percaya bahwa sejumlah orang yang berbeda sebenarnya satu individu tunggal.
Individu tersebut menyesuaikan bentuknya dalam penyamaran.
Gangguan ini dikaitkan dengan cedera otak.
Pasien berpikir mereka sedang dikejar oleh orang-orang yang diduga menyamar layaknya paranoid.
Nama delusi ini berasal dari aktor Italia Leopoldo Fregoli, yang terkenal karena keterampilannya membuat perubahan cepat dalam penampilannya saat tampil di teater.
9. Sindrom Cotard

Syndrome Cotard
Sindrom cotard adalah penyakit mental yang langka, di mana orang yang menderita memegang khayalan bahwa ia sudah mati, baik secara kiasan atau secara harfiah.
Sindrom ini diberi nama sesuai dengan penemunya, yaitu Jules Cotard, seorang neurolog Perancis yang menemukan kasus unik ini pada 1880.
Kondisi ini bisa berasal dari faktor neurologis atau mental, terutama penyakit mental yang berhubungan dengan depresi.
Pasien yang menderita penyakit mental ini biasanya menyangkal keberadaan tubuhnya.
10. Reduplicative paramnesia

Reduplicative Paramnesia
Reduplicative paramnesia adalah keyakinan delusional bahwa tempat atau lokasi yang ia tempati telah diduplikasi.
Seolah ia berada di dua tempat atau lebih secara bersamaan, atau bahwa ia telah 'pindah' ke situs lain.
Ini adalah salah satu sindrom kesalahan identifikasi delusi yang paling sering dikaitkan dengan cedera otak.
Istilah ini pertama kali digunakan pada tahun 1903 oleh psikiater Arnold Pilihlah untuk menggambarkan kondisi pada pasien dengan penyakit yang diduga Alzheimer.
Pasien tersebut bersikeras telah berpindah dari klinik kota Pick ke kota yang ia anggap identik dengan kota di pinggiran perbatasan.


