Breaking News:

Sedih! Gadis 7 Tahun Ini Berikan Live Tweet Keadaan Rumahnya yang Hancur Karena Perang Suriah

Bana Alabed, adalah seorang gadis berusia tujuh tahun yang menjadi wajah dari perang sipil yang berkecamuk di negara Suriah.

Penulis: Dimas Setiawan Hutomo
Editor: Desi Kris
Twitter/Bana Alabed
Bana Alabed mengatakan rumahnya sekarang tinggal reruntuhan. 

Laporan Wartawan TribunStyle.com, Dimas Setiawan Hutomo

TRIBUNSTYLE.COM - Bana Alabed, adalah seorang gadis berusia tujuh tahun yang menjadi wajah dari perang sipil yang berkecamuk di negara Suriah.

Ia dan ibunya Fatemah telah memberikan beberapa live tweet mengenai kondisi di Aleppo, dimana para pemberontak mengontrol area tersebut dan sekarang sedang dibombardir oleh pasukan dari pemerintah.

Mereka secara teratur memperbarui kondisi di sekitar rumah mereka sejak September, memberikan video dari bom yang terjatuh dan terdengar serta puing-puing di jalan.

Bukan hanya itu, Bana dan ibunya juga mengunggah bagaimana kondisi sehari-harinya berada di tengah peperangan.

Awal tahun ini, ia menjadi bahan perbincangan saat penulis JK Rowling mengiriminya buku Harry Potter secara digital, karena kopi kertasnya tidak ditemukan.

Namun, beberapa hari ini, pesan yang mereka berikan sudah semakin berbahaya untuk mereka.

Diktator Suriah Bashar al-Assad telah meluncurkan serangan besar untuk mengambil alih kota yang dikuasai dan perang sekarang menjadi lebih besar dari yang pernah ada sebelumnya.

Kemarin ibu Bana mengunggah apa yang mereka takuti yang mungkin menjadi pesan terakhirnya: "Dibawah bombardir besar sekarang, tidak bisa hidup lagi. Saat kami meninggal, terus bicara untuk 200 ribu yang masih ada di dalam. BYE."

Ada keheningan sejenak dari akun tersebut, namun beberapa jam kemudian pesan dan sebuah foto diunggah.

Walau ini cukup menggembirakan bahwa mereka masih hidup, foto dari Bana terlihat takut dan sedih, masih menggunakan teddy bear jumper, terlihat sangat berbeda dari kebiasaannya menjadi anak yang riang yang disenangi oleh semua orang.

"Malam ini kami tidak memiliki rumah, rumah telah di bom & aku berada di puing-puing. Aku melihat kematian dan aku hampir mati," tulisnya di Twitter.

Sebelum perang makin parah, ia mengunggah foto dirinya sedang membaca dan menulis di sebuah meja, ia selalu bermimpi untuk menjadi seorang guru.

Bana dan ibunya juga mengunggah foto yang sedih di akun Twitter-nya, menunjukkan teman sekolahnya yang terbunuh saat dibom dan anak-anak yang ditutupi debu.

Mereka mengatakan bahwa itu realitnya dan dunia perlu tahu dan melakukan sesuatu untuk membantu.

Satu hari lalu, Fatemah mengunggah: "Pasukan sekarang masuk, mungkin ini hari terakhir kami berbicara. Tidak ada internet. Mohon mohon mohon berdoa untuk kami."

Ia sebelumnya menjelaskan bagaimana mereka menggunakan panel solar untuk mendapatkan listrik dirumahnya dan menanam sayur di atap dan makan saat kota mereka sedang diserang.

Sekarang rumah mereka hancur.

Ikut Bana di sini.

Sumber: TribunStyle.com
Tags:
Bana AlabedFatemahSuriahTribunStyle.com
Rekomendasi untuk Anda

BERITA TERKINI

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved