Breaking News:

Pilkada Jakarta

Ibu Ini Janji Pilih Anies Baswedan Kalau Rumahnya Tak Digusur, Lalu Begini Jawaban Diplomatisnya

Ibu yang rumahnya terancam diratakan dengan tanah ini janji akan memilih Anies Baswedan asal tak digusur kediamannya. Begini jawaban diplomatis Anies.

Kompas.com/Robertus Belarminus
Bakal calon gubernur DKI yang diusung Partai Gerindra dan Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Anies Baswedan mengunjungi pemukiman warga di Kampung Waru Doyong, di Kelurahan Jatinegara, Kecamatan Cakung, Jakarta Timur. Minggu (16/10/2016) 

TRIBUNSTYLE.COM -  Bakal calon gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan, berkunjung ke Kampung Waru Doyong, Kelurahan Jatinegara, Cakung, Jakarta Timur, Minggu (16/10/2016). Di sana ia berkeliling kampung dan berjumpa sejumlah warga yang mengaku akan digusur.

Mereka bermukim di pinggiran Kali Buaran di daerah itu. Mereka menaruh harapan kepada calon yang diusung Partai Gerindra dan Partai Keadilan Sejahtera (PKS) itu untuk "menyelamatkan" mereka dari ancaman gusuran.

Seorang warga berjanji akan memilih Anies pada Pilkada DKI 2017 jika Anies tak menggusur daerah tempat tinggalnya.

"Pak, kami mau digusur Pak, pinggiran kali situ. Kalau enggak digusur, saya milih Bapak," kata seorang ibu kepada Anies di lokasi, Minggu sore kemarin.

Sambil bercanda, ibu itu bertanya apakah tempat tinggalnya tetap digusur meski dirinya  sudah memilih Anies. "Nanti kalau sudah dipilih, Bapak lupa lagi," kata ibu itu.

Anies menjawab bahwa ia sengaja datang karena tahu daerah itu akan digusur.

"Iya, makanya saya datang ke sini, katanya mau digusur. Makanya saya lihat," kata Anies.

Anies tak menjawab secara lugas apakah akan menggusur atau tidak menggusur warga jika terpilih sebagai gubenur Jakarta pada Pilkada DKI 2017. Anies mengataan, ia memilih untuk mencari solusi berdasarkan akal sehat dan keadilan, sehingga tak ada pihak yang merasa dirugikan.

Terkait situasi yang dihadapi warga Waru Doyong, dirinya menyatakan pemerintah harus mengedepankan komunikasi dan solusi untuk warga.

"Harus ada solusinya. Bukan sekedar tidak menggusur atau menggusur, yang diperlukan masyarakat kecil adalah solusi," kata Anies.

Solusi itu misalnya berupa tempat tinggal yang tetap memadai. Misalnya, lanjut Anies, dari sisi akses kebutuhan, lapangan pekerjaan, pendidikan dan sosialnya serta lainnya.

Jadi, kalaupun warga dipindahkan harus berdasarkan pertimbangan yang manusiawi. Anies mengakui, kepentingan umum memang harus dikedepankan. "Tapi tidak mengesampingkan solusi praktis untuk saudara-saudara kita ini," kata Anies. (Robertus Belamirnus/ Kompas.com)

Anies: Saya Tak Pernah Tawarkan Diri, Tapi Diundang Untuk Urusi Jakarta, ya Siap!

Anies Baswedan ungkap alasan dirinya ikut dalam pertarungan Pilkada DKI Jakarta 2017.

Anies merupakan bakal calon gubernur DKI Jakarta yang diusung Partai Gerindra dan Partai Keadilan Sejahtera (PKS).

Ia berpasangan Sandiaga Uno sebagai bakal calon wakilnya.

Anies bercerita, setelah diberhentikan Presiden Joko Widodo sebagai Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, ia punya kesempatan untuk berhubungan dengan teman-temannya di partai politik.

Kesempatan itu dimanfaatkannya untuk bisa terjun pada Pilkada DKI.

Anies mengaku, meski berhubungan dengan partai politik, ia tak berniat ikut dalam gelanggang Pilkada DKI.

Salah satu buktinya, ia tidak mendaftar saat ada penjaringan calon oleh partai politik sebagaimana yang dilakukan oleh beberapa bakal cagub lainnya.

"Saya tak menawarkan diri. Tidak ada cerita saya tawarkan diri. Ada warga negara diundang urusi Jakarta, saya rasa siap. Siapa pun yang undang," kata Anies di Jakarta Pusat, Sabtu (15/10/2016).

Anies mengatakan, dirinya sudah terbiasa diminta untuk mengurusi lingkungan tempat tinggalnya dari hal terkecil, seperti urusan RT.

Karena itu, bila diundang untuk mengurusi Jakarta, ia siap.

Anies bercerita dirinya punya banyak misi yang harus ditunaikan. Ia merasa jadi bagian dari generasi baru Indonesia.

"Ketika ada undangan kesempatan untuk bayar balik untuk Indonesia, saya siap," kata Anies.

Rasa Pilpres 2014

Anies juga menanggapi suara miring publik terkait sikapnya yang menerima pinangan Partai Gerindra dan PKS. Anggapan miring itu muncul lantaran Anies pada Pilpres 2014 bersebrangan dengan dua parpol tersebut.

Saat Pilpres 2014, Anies merupakan juru bicara dari Tim Sukses Joko Widodo dan Jusuf Kalla.

Sementara Gerindra dan PKS mengusung Prabowo Subianto dan Hatta Rajasa.

Terkait hal itu, Anies mengatakan bahwa Pilpres 2014 sudah usai, tim sukses pun sudah bubar.

Pemerintahan Jokowi-JK juga tengah bergulir.

Karena itu, kata Anies, ia memiliki kesempatan untuk mengambil sikap lain, termasuk bergabung ke kelompok yang dulu bersebrangan dengannya.

Anies merasa, masih banyak orang yang menganggap saat ini masih Pilpres 2014. Hal itulah yang memunculkan anggapan miring terhadap dirinya saat dia ikut dalam Pilkada DKI Jakarta 2017.

Anies mengatakan, saat ini adalah masa Pilkada DKI Jakarta 2017. Ia mengaku bahwa dirinya mencari lawan, bukan musuh.

"Kalau musuh saling habisi. Kalau lawan saling menguatkan. Lawan badminton, teman olahraga. Lawan debat, teman berpikir, lawan pemilu, kuatkan demokrasi," kata Anies. (Kahfi Dirga/ Kompas.com)

Jangan Lupa!

LINE Add

Like Fanpage Facebook: Tribun Style

Follow Twitter: @tribunstyle

Instagram: @Tribunstyle

 

Sumber: Kompas.com
Tags:
Anies BaswedanPrabowo SubiantoGerindra
Rekomendasi untuk Anda

BERITA TERKINI

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved