Breaking News:

Pilkada Jakarta

Kata Ruhut, Makin Didemo Ahok Makin Berpeluang Menang, Begini Logika Sederhananya

Kata Ruhut Sitompul, makin sering didemo Ahok makin berpeluang menang. Begini logika sederhananya.

Tribunnews.com/ Herudin
Ruhut Sitompul 

TRIBUNSTYLE.COM -  Ruhut Sitompul, salah satu juru bicara tim sukses pasangan bakal cagub-cawagub DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) - Djarot Saiful Hidayat pada Pilkada DKI 2017, mengatakan, aksi unjuk rasa menentang Ahok pada Jumat kemarin justru akan membuat Ahok  pasti menang.

Dia menyebut para pengunjuk rasa kemarin sebagai "tim sukses".

"Itu tim sukses kami yang demo-demo kemarin. Kenapa? Dia benci sama Ahok kan, sedangkan mereka dibenci sama rakyat. Jadi akhirnya (rakyat) coblos Ahok ha-ha-ha...," kata Ruhut di Balai Kartini, Jalan Gatot Subroto, Sabtu (15/10/2016).

Ruhut menilai warga Jakarta tidak menyukai ormas yang kemarin berdemo di depan Balai Kota DKI.

Dia meyakini, jika disuruh memilih, warga pasti pilih mendukung Ahok daripada ormas itu.

Karena itu, demo tersebut justru berbuah positif bagi Ahok.

"Jadi sering-seringlah demo ha-ha-ha...," ujar Ruhut.

Unjuk rasa sejumlah ormas di depan Balai Kota kemarin dilakukan untuk merespons ucapan Ahok beberapa waktu laku yang mengutip salah satu ayat suci.  (Jessi Carina/ Kompas.com)

Djarot Akhirnya Ikut Repotkan Rapikan Taman yang Rusak karena Demontran AntiAhok

Wakil Gubernur DKI Jakarta Djarot Saiful Hidayat ikut serta dalam kegiatan kerja bakti merapikan taman di median Jalan Medan Merdeka Selatan, Jakarta Pusat, tepat di depan Balai Kota, Minggu (16/10/2016) pagi.

Dengan didampingi istrinya, Happy Farida, Djarot bahkan sempat ikut turun tangan menanam di taman tersebut. Menggunakan sebilah cangkul, Djarot menggali tanah untuk kemudian menamam pohon palem.


Wakil Gubernur DKI Jakarta Djarot Saiful Hidayat saat ikut serta dalam kegiatan kerja bakti merapikan taman di median Jalan Medan Merdeka Selatan, Jakarta Pusat, tepat depan Balai Kota, Minggu (16/10/2016) pagi.  (Kompas.com/ Alsadad Rudi) 

Selama menggali, para relawan pendukungnya dari kelompok "Dulure Djarot" tampak menyemangati sambil bernyanyi.

"Cangkul cangkul cangkul yang dalam, menanam pohon di Balai Kota. Cangkul cangkul cangkul yang dalam, menanam pohon di Balai Kota," kata mereka diiringi gelak tawa.

Selain Dulure Djarot, kegiatan kerja bakti merapikan taman depan Balai Kota juga diikuti kelompok relawan pendukung Ahok-Djarot lainnya, yakni Bara JP.

Taman depan Balai Kota rusak pasca aksi demonstrasi yang digelar beberapa organisasi masyarakat, Jumat (14/10/2016). Taman depan Balai Kota rusak karena terinjak-injak.  (Alsadad Rudi)

Sylviana Murni Mulai Berani Kritik Ahok

Bakal calon wakil gubernur DKI Jakarta,Sylviana Murni, mulai mengkritik Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama.

Sylvi menyoroti sejumlah masalah, mulai dari kebijakan Ahok, -demikian dia biasa disapa, menggunakan peraturan gubernur (pergub), pembangunan Ruang Publik Terpadu Ramah Anak (RPTRA), hingga Jakarta Smart City.

Terkait kebijakan Ahok yang lebih sering menggunakan pergub, Sylvi menilai hal itu sebagai cerminan adanya masalah tak terselesaikan.

Masalah itu terjadi antara Ahok sebagai eksekutif dan anggota DPRD DK Jakarta sebagai legislatif.

Menurut dia, hubungan keduanya tak harmonis.

Namun, ia menyayangkan sikap Ahok yang akhirnya memutuskan untuk memilih pergub saat hubungan tersebut tak harmonis.

Sebab, tingkatan pergub masih di bawah peraturan daerah (perda).

"Bukan kalau tidak sesuai, oh jalan aja dengan pergub. Masa begitu? Ini adalah keharmonisan antara legislatif dan eksekutif," tambah Sylvi.

Bakal cawagub dari Agus Yudhoyono ini menambahkan, bila legislatif bermasalah, maka kondisi itu harus dibuka.

Ia menyatakan. keterbukaan bukan hal yang harus ditakutkan. Sebab, semua sudah "open data" dan tersistematis lewat informasi teknologi.

"Why (kenapa), takut? Anggota dewan juga malu kalau maumacem-macem karena semua sudah on the track (sesuai aturan). Sekarang APBD kita (Pemprov DKI) terbuka sampai rekening terkecil," kata Sylvi.

Pemaparan Sylvi ini diungkapkan di DPP PKB, Jakarta Pusat, Jumat (14/10/2016) kemarin.

Selain penggunaan pergub, Sylvi juga menyoroti pembangunan RPTRA.

Menurut dia, RPTRA saat ini hanya program yang berganti nama.

Sebelum ada RPTRA, Pemprov DKI Jakarta memiliki program pembangunan Taman Interaktif.

Taman itu masuk dalam rencana pembangunan jangka menengah daerah (RPJMD) Pemprov DKI Jakarta.

Pembangunan taman itu dengan cara membeli lahan di permukiman padat. Lahan yang dibeli mulai dari 200 meter persegi.

"Apa tujuannya? Persis sama RPTRA sekarang," kata Sylvi.

Namun, RPTRA sekarang diakui ada perluasan dan beberapa inovasi.

Ke depan, Sylvi mengaku, bila ia terpilih menjadi wakil gubernur, maka program itu akan lebih ditingkatkan kembali.

Pembangunan ruang publik, kata dia, tetap harus direalisasikan mengingat perlu ada ruang untuk sosialisasi dan interaksi.

Selain itu, Sylvi mengungkapkan bahwa Jakarta Smart City bukanlah program pertama kota cerdas berbasis teknologi di Pemprov DKI Jakarta.

Menurut Sylvi, program kota cerdas sudah ada sebelum Jakarta Smart City.

Sylvi menceritakan, pada tahun 2008 ia pernah diminta Fauzi Bowo yang saat itu menjadi Gubernur DKI Jakarta untuk pergi ke Seoul, Korea Selatan.

Di sana, ia diminta mewakili Pemprov DKI Jakarta untuk menandatangani perjanjian kerjasama dengan delapan negara.

Perjanjian itu terkait World e-Governments Organization of Cities and Local Governments (WeGO).

"Yang akhirnya (jadi) Jakarta Smart City. Jadi bukan baru sekarang Jakarta Smart City. We are dream team. Ini panjang kerjanya," kata Sylvi.

Sylvi menuturkan, WeGO juga berkaitan dengan open source data. Dulu, katanya, juga ada ruang crisis center. (Kahfi Dirga/ Kompas.com)

LINE Add

Visit: TribunStyle.com

Like Fanpage Facebook: Tribun Style

Follow Twitter: @tribunstyle

@Tribunstyle

Sumber: Kompas.com
Tags:
Ruhut SitompulAhokBasuki Tjahaja Purnama
Rekomendasi untuk Anda

BERITA TERKINI

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved