Idul Adha 2016
Lola Sari, Anak Pedagang Pecel Ini, Bercita-cita Jadi Dokter dan Berangkatkan Ibunya Ibadah Haji
Meskipun ibunya bekerja sebagai pedagang pecel, Lola tidak merasa malu, ia juga tidak sungkan bergaul dengan teman-teman.
Editor: Diah Ana Pratiwi
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Apfia Tioconny Billy
TRIBUNSTYLE.COM - Lola Sari, anak berusia 13 tahun ini terlihat takut ketika menyaksikan pemotongan sapi kurban di Masjid At-tin, TMII, Jakarta Timur.
Perlahan-lahan dara yang akrab disapa Lola itu mundur menjauh dari teman-temannya yang berdiri tepat di depan sapi-sapi yang dipotong.
Tapi siapa sangka, meskipun dia takut melihat sapi yang akan dipotong, Lola mempunyai cita-cita menjadi seorang dokter.
"Aku ingin jadi dokter karena bisa banyak menolong orang lain, lalu ingin membantu orang sakit, orang yang menderita," ucap Lola saat ditemui di tempat pemotongan hewan kurban Masjid At-tin, Taman Mini Indonesia Indah (TMII), Jakarta Timur, Senin (12/9/2016).
Keinginan Lola menjadi dokter itu karena menyaksikan tayangan televisi yang memperlihatkan betapa berjasanya sosok dokter saat menyembuhkan orang sakit.
Selain menjadi seorang dokter, ada cita-cita mulia lain yang ingin dicapai Lola.
Dia ingin memberangkatkan ibunya, Siti Nurhayati, berangkat haji.
"Cita-cita aku ingin memberangkatkan Mama naik haji, ya pengen aja, biar bisa kayak orang orang lain (yang orangtuanya berangkat haji)," ujarnya.
Lola mengungkapkan kalau dia sangat mencintai ibunya, dia tidak terlalu mengenal ayahnya karena telah meninggal dunia sewaktu dirinya masih bayi.
Oleh sebab itu Lola ingin sekali membahagiakan ibunya dengan cara memberangkatkannya ibadah haji.
"Aku cinta banget sama mamah, mamah itu bik banget dari aku kecil aku ditinggalin Ayah dia sudah membesarkan aku, aku sayang banget sama mamah aku ingin sekali membahagiakan dia," ucap Lola yang saat ditemui Tribunnews.com menggunakan kaos berwarna merah muda.
Siswi SMP Negeri 287 itu, mengibaratkan sang ibu sebagai jiwanya, tak ada kata yang ingin diungkapkannya lagi, hanya ucapan terimakasih yang terlontar dari mulut kecil Lola.
"Aku ingin sekali membahagiakan mamah karena dia itu jiwa aku, aku gak bisa ngomong apa lagi pada mamah aku cuma bisa bilang terimakasih," ucapnya dengan haru yang terlihat dari bola matanya yang berkaca-kaca.
Kepada Tribunnews Lola menceritakan kalau sang ibu tidak pernah sama sekali memukulnya atau memarahinya dengan keras, ia selalu mendapatkan kasih sayang yang lebih dari sang Ibu.
Ibunda Lola, Siti Nurhayati, bekerja sebagai pedagang pecel.
Biasanya ibunda berjualan di halte bus depan Mall Tamini Square, sedangkan pada hari raya besar, Sang Ibu dan Lola menjajakan dagangan di Masjid At-tin.
Pendapatan sang Ibu tidak seberapa, pendapatan paling kecil Rp 150 ribu dan paling besar Rp 250 ribu.
Ia pun berjualan setiap hari tanpa mengenal lelah.
"Mamah kerjaannya sehari hari sebagai tukang pecel dan penghasilannya gak seberapa, sehari paling kecil 150 ribu paling besar 250 ribu," papar Lola.
Meskipun ibunya bekerja sebagai pedagang pecel, Lola tidak merasa malu, ia juga tidak sungkan bergaul dengan teman-teman sebayanya di sekolah maupun dilingkungan tempat tinggalnya yang berada di bilangan Pinang Ranti, Jakarta Timur.
Kini Lola bersyukur keuangan sekolahnya dibantu oleh pihak pemerintah melalui program Kartu Jakarta Pintar (KJP).
-------------------------------------
Jangan Lupa!
Like Fanpage Facebook: Tribun Style
Follow Twitter: @tribunstyle
Instagram: @Tribunstyle