Breaking News:

Kisah Yuliana dan Yuliani - Kenangan Itu Sering Diejek Botak di Bagian Belakang

Mama dan Papa sering nunjukin kliping koran dan majalah,saat lahir kami kembar dempet.

Penulis: Suut Amdani
Editor: Suut Amdani
Facebook
Yuliana dan Yuliani 

Laporan wartawan TribunStyle.com, Suut Amdani

TRIBUNSTYLE.COM - Masih ingatkah Anda dengan bayi kembar siam Yuliana dan Yuliani?

Mereka lahir dempet di ubun-ubun beberapa puluh tahun silam.

Sudah lama tak terdengar kabar, kembar kelahiran Riau, 31 Juli 1987 itu.

Kini mereka tumbuh menjadi wanita dewasa yang cantik dan berprestasi.

Pristian Yuliana dan Pristian Yuliani mendandak viral di facebook.

Akun Facebook Syakieb Sungkar mengunggah foto mereka setelah dewasa pada Minggu (14/8/2016) malam.

Masih ingat bayi Yuliana dan Yuliani?

Bayi kembar sempet kepala yang bikin geger Indonesia tahun 1992.

Mereka adalah bayi kembar siam yang sukses menjalani operasi pemisahan.

Pre dan pasca operasi, Yuliani dan Yuliana sempat dititipkan di panti milik Depsos di Margaguba.

Sekarang Yuliana dan Yuliani sudah 24 tahun.

Tampak seperti kembar biasa. Yang hebat, satunya sudah menjadi dokter, satunya lagi sedang penelitian untuk gelar Doktor IPB.

Masihkah kita merasa paling malang dan tak bisa bangkit?


Menurut Syakieb, salah seorang di antaranya sudah menjadi dokter.

Sementara, saudari lain sedang melakukan penelitian untuk gelar doktor di IPB.

Netizen Amelya yang mengaku berteman dengan keduanya selama kuliah di Padang mengatakan, Yuliana atau Ana adalah yang sedang berjuang untuk meraih gelar doktor.

"Selamat ya Ana Ani. Untuk Ana semoga gelar doktornya segera nempel di namanya. Amin," ujar Amelya mengomentari postingan Syakieb.

Kenangan Remaja Yuliana dan Yuliani

Bagaimana keseharian mereka saat ini?

Tabloid Nova pernah menemui mereka secara langsung.

Saat itu, suasana rumah di Jalan Sumatera Gg. Swadaya, Tanjungpinang, Riau, Minggu siang (13/7) lalu tampak berduka.

Di rumah itulah, pasangan kembar Pristian Yuliana dan Pristian Yuliani.

Waktu itu umurnya masih 16 tahun.

Siang itu, nenek mereka, Nek Dawen (80), meninggal dunia di rumahnya.

Terlihat banyak warga hadir melayat.

Sesekali, terdengar suara Ana dan Ani melantunkan surat Yasiin dengan suara merdu dan lafaz yang pas.

Wajah Yuliana dan Yuliani tampak murung.

"Ya, siapa, sih, yang enggak sedih ditinggal Nenek. Apalagi, kami termasuk dekat dengan beliau."

Malamnya, ketika NOVA kembali datang, wajah keduanya sedikit cerah.

Dengan lancar, mereka menceritakan "sejarah" mereka dulu ketika masih dempet.

"Kami tahu kami lahir sebagai kembar siam saat masih TK. Mama dan Papa sering nunjukin kliping koran dan majalah. Mereka berterus-terang, kami lahir sebagai kembar dempet," kata Ana yang dianggap lebih tua.

Arti Nama Pristian

Mereka pun kemudian paham arti nama depan mereka: Pristian.

"Itu diambil dari kata Prasetian yang merupakan singkatan Peristiwa bulan Juli, saat kami dioperasi," imbuh Ani yang baru setahun belakangan memakai kacamata, sedangkan Ana sudah sejak kelas 3 SD.

Pemberitahuan sejak dini membuat Ana-Ani memahami benar kondisi mereka.

"Setelah selesai operasi, kepala kami botak di bagian belakang. Jadi, begitu ketemu orang-orang di jalan, kami suka diledeki. Bahkan sampai sekarang kami masih sering diusili orang. Tapi kami cuek saja. Kan, sudah diberitahu orang tua jauh sebelumnya," papar Ani.

Sekarang, orang tak bisa lagi mengejek mereka.

Rambut mereka panjang sampai sepinggang dan hitam lebat.

"Rambutnya sampai berkilau," celoteh mereka serempak.

Ingin Jadi Dokter

Ana dan Ani tumbuh sebagai remaja yang aktif. Mereka senang bergurau dan sering diledek teman-temannya.

"Guru dan teman-teman di sekolah sering memanggil kami 'kembar gila', twin sister bahkan 'Yuliana quadrat'. Pokoknya macam-macamlah. Kami, sih, senang-senang saja dengan sebutan itu."

Mereka dijuluki seperti itu, karena memang sering tampil berdua.

"Tapi, di kelas kami tidak duduk semeja. Kami takut dianggap saling nyontek dan kerjaannya selalu sama," ujar Ani.

"Ya, kami ke mana-mana selalu bersama-sama," tutur siswi kelas II SMA St. Maria Katolik, Tanjung Pinang ini.

Namun, meski terlihat selalu sama, mereka punya hobi yang berbeda.

Ana, misalnya, paling sebel kalau disuruh menggambar.

"Kalau sudah urusan gambar, Ana suka merayu Ani untuk dibikinkan. Ani memang hobi melukis. Selain itu, ia suka basket dan joging," kata Ana.

Soal pelajaran sekolah, mereka mengaku sama-sama suka pelajaran Biologi, Kimia dan PPKN.

"Cita-cita kami juga sama, pingin jadi dokter. Ani maunya jadi dokter bedah, saya maunya jadi dokter umum saja. Nanti baru dipikirkan mau ambil spesialis apa," papar Ana yang mendapat ranking 7 di sekolahnya, sementara Ani ranking 5.

Mereka mengaku terinspirasi oleh kekaguman terhadap Prof. Dr. R. M. Padmosantjojo, yang berhasil mengoperasi mereka.

Padmo sendiri adalah bapak angkat mereka, dan mereka panggil dengan sebutan akrab Pakde.

"Kami juga ingin membantu orang-orang susah yang mau berobat," imbuh Ana yang suka curhat pada mamanya.

Demi mewujudkan cita-citanya, Ana mengaku rajin belajar.

Sebelum berangkat sekolah siang, mereka belajar lebih dulu.

Mereka sama-sama mengikuti kursus bahasa Inggris seminggu tiga kali.

"Pokoknya, kami harus berhasil. Kami ingin menunjukkan pada Pakde dan orang tua bahwa kami berhasil. Jika semesteran atau kenaikan kelas, Pakde minta dikirimi rapor," kata Ana.

Ani langsung menambahkan, kalau naik kelas, Pakde Padmo suka membelikan mereka hadiah.

"Pakde suka beliin tas, sepatu, atau keperluan sekolah lain. Kami memang ingin konsentrasi sekolah dulu. Makanya, kami tidak mau pacaran dulu. Nanti saja setelah sekolah kami berhasil dan kami jadi orang," kata Ani seraya tersenyum.

Sumber: TribunStyle.com
Tags:
Pristian YulianiPristian YulianaFacebookMaia EstiantyBilly SyahputraCici Panda
Rekomendasi untuk Anda

BERITA TERKINI

berita POPULER

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved