Seperti Bangkit Dari Kubur Banyak Mayat di Gunung Everest Muncul ke Permukaan, Berikut Penjelasannya
Seperti bangkit dari kubur banyak mayat di Gunung Everest muncul ke permukaan, berikut penjelasannya
Penulis: Candra isriadhi
Editor: Dimas Setiawan Hutomo
TRIBUNSTYLE.COM - Seperti bangkit dari kubur banyak mayat di Gunung Everest muncul ke permukaan, berikut penjelasannya.
Diketahui, setidaknya hampir 300 pendaki gunung yang tewas di jalur pendakian Gunung Everest.
Diyakini hal tersebut akibat pencairan gletser Everest yang semakin mengawatirkan.
Dari cairnya gletser di puncak Everest, mengakibatkan mayat para pendaki terdahulu yang tak dievakuasi menjadi muncul ke permukaan.
Mengutip dari Berbagai sumber pada Minggu (24/3/2019) dari 300 pendaki gunung yang tewas di jalur pendakian Gunung Everest terjadi semenjak upaya pendaikan pertama pada masa lalu.
Diperkirakan, masih ada dua per tiga mayat para pendaki yang masih terkubur di salju dan es.

Mencairnya gletser kini membuat mayat para pendaki yang telah terkubur salju selama bertahun-tahun terekspos ke permukaan.
Salah seorang petugas penghubung pemerintahan di Everest mengungkapkan, ia telah menurunkan sekitar 10 mayat dalam beberapa tahun ini di berbagai lokasi di jalur pendakian Everest.
Namun sekarang semakin banyak dari mayat-mayat lain yang muncul ke permukaan.
Dimana pejabat Asosiasi Operator Ekspedisi Nepal (EOAN) mengatakan mereka telah menurunkan semua tali dari kamp yang lebih tinggi di pengunungan Everest dan Lhotse pada musim pendakian ini.
Tetapi upaya tersebut bukan tanpa kendala beberapa masalah masih sering ditemui, karena berurusan dengan mayat tidaklah mdah.
• Kisah Hannelore Schmatz, Pendaki Everest Wanita Pertama yang Tewas di Zona Maut, Jasadnya Abadi!
• Banyak Pendaki Alami Hal Misterius di Gunung Everest, Ternyata Ini Dia Penyebabnya
• Perempuan India Cetak Rekor 2 Kali Taklukkan Puncak Everest dalam 5 Hari
Mengevakuasi mayat yang sudah tekubur selama bertahun-tahun tentu saja harus hati-hati.
Meskipun kondisi mayat yang terkubur di suhu yang rendah biasanya masih terjaga.
Tetap saja proses evakuasi harus hati-hati, apalagi medan yang dilalui tidaklah mudah.
Selain proses evakuasi yang sulit di medan seperti Gunung Everest, mereka yang melakukan proses evakuasi juga harus berurusan dengan hukum di Nepal.
Dimana hukum di Nepal mengharuskan keterlibatan lembaga pemerintahan lembaga pemerintahan ketika berhadapan dengan mayat-mayat.
Belum lagi menurunkan mayat dari camp-camp yang lebih tinggi membutuhkan biaya mahal dan sulit.
Para ahli mengatakan biaya untuk proses evakuasi setidaknya memerlukan sekitar $ 40.000 hingga $ 80.000 untuk menurunkan mayat.
Para ahli mengatakan setiap keputusan tentang apa yang harus dilakukan dengan mayat juga merupakan masalah yang sangat pribadi.
Beberapa penelitian menunjukkan bahwa gletser di wilayah Everest, seperti di sebagian besar Himalaya, mencair dan menipis dengan cepat beberapa tahun terakhir.
Sebuah studi pada tahun 2015 menunjukkan kolam di gletser Khumbu, yang harus diseberangi pendaki untuk mencapai puncak - sedang meluas karena percepatan pencairan.
Tentara Nepal memperkirakan Danau Imja di dekat Gunung Everest pada tahun 2016 lalu setelah pencairan gletser yang cepat telah mencapai tingkat yang berbahaya.
Tim peneliti lain termasuk anggota dari Universitas Leeds dan Aberystwyth di Inggris.
Dimana tahun lalu mereka mengebor gletser Khumbu dan menemukan es lebih hangat dari yang diperkirakan.
(Tribunstyle.com/Candra Isriadhi)
Subscribe kanal YouTube dan Like fanpage Facebook TribunStyle.com berikut ini: