Teror Bom
Orangtuanya Jadi Terduga Teroris Penyerangan Bom di Polrestabes Surabaya, Begini Nasib Si Kecil AIS!
Begini nasib AIS, putri terduga teroris yang menyerang Polrestabes Surabaya dengan bom bunuh diri!
Penulis: Irsan Yamananda
Editor: Irsan Yamananda
TRIBUNSTYLE.COM - Polrestabes Surabaya menjadi sasaran bom bunuh diri setelah tiga gereja diserang.
Insiden itu terjadi pada hari Senin (14/5/2018) kemarin.
Kabid Humas Polda Jatim menjelaskan kronologi peledakan yang tepatnya berada di gerbang pemeriksaan.
Tribunstyle melansir dari TribunJatim, "Kejadiannya tadi di pos penjagaan tapi tidak sampai masuk," kata kata Kombes Frans Barung Mangera.
• Dua Pria & Satu Wanita di dalam Lift Lakukan Hal Tak Terpuji, Si Cewek sampai Tutup CCTV
"Jadi ada mobil yang mau masuk, motor ini ada di belakang," lanjutnya.
Dalam rekaman CCTV, pelaku yang menaiki motor hendak masuk ke Polrestabes Surabaya.
Saat sedang diperiksa, tiba-tiba bom meledak dari motor tersebut.

Akibat insiden tersebut, empat polisi dan enam warga menjadi korban.
Sementara pelaku yaitu Tri Murdiono (40), Tri Ernawati (43), ADAM (19), dan MDS (14) tewas di tempat.
• Viral Pria Punya 150 Tato, Ganti Bola Mata, & Lepas Pusar, Perubahannya Bikin Orang Ketakutan
Lalu, ada juga anak bungsu terduga teroris yang selamat dari bom bunuh diri tersebut.
Bocah berkerudung itu merangkak dari samping mobil dan motor yang rusak.
Tak pikir panjang, AKBP Ronny Faisal langsung menyelamatkannya.

Lalu, bagaimana nasib gadis malang berinisial AIS (7) ini sekarang?
Tim Mata Najwa mendapatkan kesempatan untuk mengetahui kondisi AIS saat ini.
• Sadar Nggak Sih Produsen Susu Kental Manis Ini Kini Tak Lagi Pakai Kata Susu, Begini Alasannya
Videonya ditampilkan pada acara Mata Najwa edisi Rabu (16/5/2018) kemarin.
Si anak masih terbaring lemas di rumah sakit.
"Sudah dilakukan tindakan recovery dengan operasi. Mudah-mudahan cepat pulih dan nanti kita berikan pendampingan untuknya, " ungkap Kapolda Jatim Irjen Pol Machfud Arifin.
Najwa Shihab kemudian menanyakan rencana yang akan dilakukan polda pada anak-anak terduga teroris.
"Kita akan memberikan pendampingan, baik dari polwan-polwan kita yang terlatih, maupun dari ahli-ahlinya. Konseling kan dari psikolog, psikiater untuk bisa memberikan pemulihan," ungkapnya.
"Bahkan mungkin kita berharap dari yang sudah sangat terlatih untuk memberikan pemahaman wajar bagi anak-anak. Nanti kita juga nyari keluarga terdekat yang mau merawat mereka," imbuh Arifin.
Arifin beralasan kedua orangtua anak-anak terduga teroris ini sudah meninggal.
Karena itu, pihak berwajib harus mencari orang yang tepat untuk membesarkan anak-anak tersebut.
"Kalau salah pembinaan dan perawatan, dia akan punya memori yang gak bagus bahwa orangtuanya sudah masuk surga dalam berjihad," papar Arifin.
Di akhir, Arifin dan pihaknya berjanji akan terus mengawasi perilaku anak-anak terduga teroris tersebut.
Untuk lebih jelasnya, silakan simak video di bawah ini. (Tribunstyle/ Irsan Yamananda)
Yuk Subscribe YouTube dan Like Fanpage TribunStyle.com di bawah ini: