Netter Ini Beberkan Perbedaan Besar Aksi Terorisme Dulu & Sekarang, 'Pelaku Modal Nekat'
Seorang netter di Twitter bernama akun @MIBAgent_ membandingkan aksi-aksi terorisme yang dulu terjadi dan yang saat ini terjadi.
Penulis: Dimas Setiawan Hutomo
Editor: Dimas Setiawan Hutomo
TRIBUNSTYLE.COM - Setelah 3 kali diguncang bom.
Surabaya kembali digemparkan oleh sebuah bom bunuh diri.
Kali ini giliran Mapolrestabes Surabaya yang menjadi sasaran serangan.
Ledakan bom bunuh diri di Mapolrestabes Surabaya terjadi pada Senin (14/5/2018), sekitar pukul 08.50 WIB.
Banyaknya kejadian terorisme dalam waktu singkat ini tentu masih terbersit tentang aksi-aksi teroris terdahulu.
Seorang netter di Twitter bernama akun @MIBAgent_ membandingkan aksi-aksi terorisme yang dulu terjadi dan yang saat ini terjadi.
Utas tweet tersebut diunggah pada 14 Mei 2018 pada pukul 11.18 WIB.
Rangkaian tweet tersebut pun telah di retweet lebih dari 9000 kali dan di likes lebih dari 5000 kali.
Dalam utasnya ia menerangkan apa saja yang menjadi perbedaan dasar antara aksi terorisme tersebut.
Ia menyebutkan bahwa ada perbedaan besar antara aksi terorisme dulu dan sekarang.
Pertama adalah aksi-aksi terorisme dulu dilakukan dengan perhitungan yang matang dan bomnya memiliki daya ledak yang besar seperti contoh Bom Bali, Kedubes Australia, JW Marriot, dsb.
Sedangkan aksi terorisme saat ini cenderung lebih menyerang secara individu yang menunjukkan pelaku lebih bermodal nekat.
Perbedaan dasarnya ada di kelompok ini memiliki ideologi dan organisasi yang berbeda.
Dulu, pada teroris merupakan bagian dari jaringan Jamaah Islamiyah (JI) dan sekarang para teroris merupakan anggota dari Jamaah Anshar Daulah (JAD).
JI sendiri merupakan kepanjangan tangan dari Alqaidah sedangkan JAD disebut sebagai cabang dari ISIS.
Keduanya memiliki perbedaan tujuan dan cara mewujudkan tujuan tersebut.
Di satu sisi Alqaidah mempunyai tujuan untuk menghancurkan dominasi Amerika yang dianggap menjajah negara Islam.
Sedangkan ISIS memiliki tujuan untuk mendirikan negara yang sah di mata Allah, dan karenanya siapa pun yang menolak sumpah setia pada khilafah dianggap kafir dan sah untuk dibunuh.
Kedua, Alqaidah pada dasarnya tak memiliki niat untuk menyasar umat Muslim, sedangkan ISIS sendiri memandang NKRI sebagai penyimpangan dan harus dilenyapkan.
Kenapa jaringan JI lebih dianggap matang dalam merencanakan aksi terorisme, hal tersebut terjadi karena anggota JI memiliki pengetahuan yang lebih memadai tentang merakit bom yang lebih berbahaya.
Hal itu semua dipelajari di camp-camp di Afghanistan.
Sedangkan anggota JAD sendiri merupakan orang yang dianggap belum memiliki pengetahuan setara dengan anggota JI.
Para mantan anggota JI ini bahkan pernah diajak bergabung dengan JAD untuk membagikan ilmu merakit bom.
(Dimas Setiawan)
BACA JUGA:
• Driver Ojek Antar Anak SD Pulang ke Rumah di Kompleks Mewah, Ane Liatin Bukan Masuk ke Dalam Rumah
• Viral Cewek Pamer Foto Wisuda, Sekilas Biasa, tapi usai Dicermati, Ada Kejanggalan yang Jadi Sensasi
• Pesan Makanan Lewat Ojol, Lama Ditunggu Tak Kunjung Tiba, Saat Bertemu Drivernya Wanita ini Terharu
• 3 Cara Baca Pesan WhatsApp tanpa Harus Membukanya, Tak ketahuan Kalau Sedang Online!
• Ini Irfan Sang Frenje, Putra Bripka Marhum, Korban Penusukan Napi Teroris, Dijamin Lolos Tes Polisi