Breaking News:

Bapak Tua Ini Penulis Asli 'Benyamin Biang Kerok', Ceritanya Dituntut Rp 50 Miliar, Nasibnya Miris

Syamsul Fuad dituduh sebagai penyebab film Benyamin Biang Kerok (2018) tak tembus taget enam juta penonton.

Penulis: Verlandy Donny Fermansah
Editor: Verlandy Donny Fermansah
Kolase TribunStyle

TRIBUNSTYLE.COM - Penulis cerita film Benyamin Biang Kerok versi asli yang rilis pada 1972, Syamsul Fuad, kini sedang menghadapi gugatan perdata oleh Ody Mulya Hidayat dari MAX Picture di Pengadilan Negeri (PN) Jakarta Pusat.

Ia dituduh sebagai penyebab film Benyamin Biang Kerok (2018) tak tembus taget enam juta penonton.

Syamsul dituntut menganti rugi sebesar Rp 50 Miliar.

Ganti rugi itu meliputi kerugian materil Rp 35 miliar dan immateril Rp 15 miliar.

"Nuduh, gara-gara saya, penonton Benyamin Biang Kerok (versi kekinian) tidak mencapai 6 juta penonton."

"Mereka menuntut kerugian Rp 50 miliar," tutur Syamsul seperti dikutip Tribunstyle.com dari Kompas.com, Selasa (17/4/2018).

Dalam berkas gugatan yang dilayangkan penggugat MAX Pictures kepada Syamsul sebagai tergugat.

Pada poin 10 berkas gugatan itu ditulis Benyamin Biang Kerok (2018) hanya mencapai 600.000 penonton dari taget enam juta.

Bahwa dikarenakan perbuatan yang dilakukan oleh Tergugat tersebut. Penggugat mengalami kerugian dengan asumsi dan perhitungan sebagai berikut; Penggugat seharusnya mendapat penonton 6 (enam) juta penonton, tetapi kenyataannya hanya 600.000 (enam ratus ribu) penonton sehingga kerugian materil yang timbul sebesar kurang lebih Rp 35.000.000.000 dan kerugian immaterial sebesar Rp 15.000.000.000."

Sementara itu Ody Mulya Hidayat enggan berkomentar soal tuntutan materil dan immateril dalam gugatannya tersebut.

Ia menyerahkan sepenuhnya persoalan itu kepada kuasa hukumnya.

"Coba tanya pengacara saya."

"Intinya kami tidak mau merugikan orang."

"Kalau mau damai monggo, kalau tidak ya tidak masalah."

"Kami tetap menjelaskan bahwa kami berhak atas copyright," kata Ody.

Selain oleh MAX Pictures, Syamsul juga digugat oleh Falcon Pictures.

Diketahui bahwa MAX Pictures dan Falcon Pictures bekerja sama menggarap film Benyamin Biang Kerok (2018). 

Perkumpulan Betawi Kita Merasa Kecewa dan Terhina

Setelah menonton film “ Benyamin Biang Kerok” besutan Sutradara Hanung Bramantyo, Perkumpulan Betawi Kita menyatakan kecewa, bahkan merasa dihina.

Bagaimana tidak, mengingat Benyamin S bukan sekadar tokoh film, pemusik dan segambreng lagi sebutannya.

Benyamin telah menjadi manifestasi dari kebudayaan dan sejarah orang Betawi.

Hanung dan para penulis skenario serta para pemodalnya telah dengan sengaja memanfaatkan nama Benyamin sebagai komoditas.

 Lucinta Luna - Metamorfosa Artis yang Dituding Transgender dari Belum Terkenal Hingga Mirip Barbie!

Tidak lebih dari itu saja, meskipun film tersebut didedikasikan untuk mengenang Benyamin.

Izin dari keluarga dengan iming-iming merayakan ulang tahun Benyamin dengan menafsirkannya ulang ternyata hanya kamuflase dan trik memalukan yang pernah disebut oleh Sjumandjaja sebagai tukang kelontong perfilman.

Mereka ini, kata Sjuman, tidak ada punya kreativitas sebagai unsur utama film.

Reza Rahadian sebagai Benyamin Sueb
Reza Rahadian sebagai Benyamin Sueb ()

Mereka hanya punya kreativitas bagaimana melipatgandakan modal.

Memperbarui angka rekening, bukan memperbarui nilai film nasional.

Mayoritas narasi, adegan, gaya hidup yang dipertontonkan menjelaskan dengan gamblang tidak hadirnya pikiran di dalamnya.

Semua asal comot.

Memang benar Benyamin juga asal comot.

Tetapi, beda asal comot dengan kreativitas dibanding asal comot yang tanpa pikiran.

Hasilnya yang satu pembaruan, sedangkan satu lagi kedunguan.

Di awal adegan, sutradara Hanung banyak mencomot film James Bond dengan Casino Royal-nya, Mission Imposible,

Tomb Rider, dan latar belakang mafioso yang sarat dengan perjudian, miras dan pornografi.

Hanung tidak puas jika hanya menjiplak narasi film aksi yang berkiblat ke Hollywood. Ia tutup film dengan adegan perkelahian yang menjiplak film Kungfu Hustle dari Hongkong.

 Heboh Isu Seorang Transgender, Mantan Bosnya Pun Bersuara Siapa Sosok Lucinta Luna

Di antara awal dan akhir demikianlah jiplakan demi jiplakan disambung dengan buruk sebagai cerita.

Ada juga kreasi tokoh Pengki dan ibunya sebagai pengusaha super kaya dari bisnis teknologi.

Tetapi tidak dijelaskan seperti apa bisnisnya.

Malahan yang muncul dalam penjeladan ibunya bisnis properti dan tampak sedang macet proyek propertinya.

Di hadapan mereka duduk dua orang yang wajahnya jelas-jelas ingin agar penonton mengidentifikasi itu adalah pasangan Ahok-Djarot.

Keduanya digambarkan dengan wajah yang takut sambil minta sogokan.

Disebut-sebut juga kata "gubernur baru" yang menurut kedua pasangan susah diatur (?), kemudian ibunya Pengki bilang, "Semua bisa disogok".

Ini hanya salah satu bagian dari cerita yang menunjukkan betapa film ini, selain penuh jiplakan ceritanya juga mentah.

Alhasil banyak keajaiban-keajaiban yang tidak logis yang berujung pada cerita film yang kacau karena gagal bercerita yang disertai dengan karakter yang lemah.

Akibatnya pemain-pemain sekaliber Lidya Kandouw, Omas, Mariam Bellina, Komar bahkan Rano Karno yang memiliki hubungan khusus dengan Benyamin, malah tidak menemukan alur cerita yang menantang dan memompa kejenialan membawakan karakter mereka.

 Video Dugaan Lucinta Luna Operasi Transgender Tersebar Luas, Manajer Akhirnya Ungkap Fakta Baru

Mereka tak lebih hanya melakukan adegan-adegan imitasi dari film Hollywood sampai Hongkong.

Demikianlah nasib film yang hanya mendompleng judul dan nama besar Benyamin Sueb dari film garapan Nawi Ismail pada 1972.

Benyamin Biang Kerok garapan Hanung Bramantyo dihidupkan untuk mempermalukan bukan hanya Benyamin dan keluarga, tetapi juga para sahabatnya di dunia film.

Adalah benar melalui film ini nama Benyamin menjadi naik dan dibicarakan lagi.

Tetapi, buat apa jika dinaikkan untuk dipermalukan. Buat apa jika dibicarakan untuk jadi bahan pelecehan.

Bahkan pesan keluarga kepada Rumah Produksi Falcon Pictures pun diabaikan.

Pesan tidak ada pusar, rokok, minuman keras, semua dilanggar, juga adegan kekerasan.

Belum lagi jika bicara tradisi Betawi dalam film tersebut.

Boleh dikata, narasi Betawi dalam film ini tidak ada selain sebatas jiplakan yang ditempel asal-asalan.

Jangan harap film ini seperti Biang Kerok dari Nawi Ismail, Si Doel dari Sjumandjaja atau Rano Karno di sinteronnya yang menggugah dan mendorong penafsiran kebetawian dan nilainya.

Film garapan Hanung ini jauh dari nilai-nilai dan filosofi kebetawian.

Benyamin Sueb
Benyamin Sueb (Google Images)

Tak bernilai selain komersial dan hanya memalukan Benyamin dengan kebetawiannya.

"Celakanya Falcon dan Reza Rahadian yang memerankan sebagai Pengki, terus melakukan promo film terbarunya itu.

Bahkan, kabarnya film Benyamin Biang Kerok dibagi menjadi dua bagian.

Dijadwalkan akan tayang pada bulan Desember mendatang," ungkap Fadjriah, Ketua Perkumpulan Betawi Kita melalui siaran pers.

Fadjriah menambahkan, lantaran alasan-alasan di atas, maka Perkumpulan Betawi Kita menghimbau agar warga masyarakat khususnya Betawi tidak menonton film tersebut, dan keluarga Benyaminn S membatalkan pemakaian nama Benyamin untuk film bagian kedua yang sudah dibuat untuk tayang Desember mendatang. (Tribunstyle.com/Verlandy Donny Fermansah/Kompas.com/ Jodhi Yudono)

BACA JUGA:

Bocah Ini Selalu Pamit ke Gunung Sepulang Sekolah, Ayahnya Curiga & Terkejut Lihat Mainannya Begini

Berusia 11 Tahun, Gadis Ini Sudah Terkenal Karena Cantik, 8 Tahun Berlalu Kini Bikin Klepek-klepek

Sekilas Wajah Gadis Ini Biasa Aja tapi Lihat Setelah Make Over Banyak Cowok Naksir Ngebet Jadi Pacar

Sumber: TribunStyle.com
Tags:
Syamsul FuadTribunStyle.com
Rekomendasi untuk Anda
AA

BERITA TERKINI

berita POPULER

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved