Wanita Bagi Curhatan Masa Kecil, Usia 4 Tahun Nangis Sendirian, 'Apakah kelahiranku tidak diterima?'

TRIBUNSTYLE.COM - Terlahir sebagai peremupuan, netizen ini tulis curhatan soal masa kecil yang membuatnya trauma, kisahnya viral.

Belakangan, isu kesetaraan gender semakin sering dibahas.

Beberapa kampanye dilakukan untuk mendorong masyarakan agar semakin paham dan sadar mengenai masalah ini.

Kesetaraan gender berarti kaum perempuan dan laki-laki punya hal dan kesempatan yang sama dalam segala hal.

Belum lama ini, seorang netizen membagikan curhatan soal kesetaraan gender dan jadi viral.

Tulisan tersebut dibagikan oleh perempuan bernama Imelda Balchin melalui akun Facebook-nya pada 30 Maret 2018.

"Jangan kira anak kecil tak punya perasaan," tulis Imelda di awal unggahannya.

Imelda mengaku saat usianya 2-3 tahun, dia sering merasa sakit hati karena ucapan orang lain.

Orang-orang tersebut sering berkata pada orang tua Imelda, "Anak ketiga perempuan lagi, kalian harus mencoba untuk punya anak laki-laki."

• Viral Kisah Pria Tinggal Serumah dengan Pacar dan Sahabat Pacar, Jangan Kaget Tahu Apa yang Terjadi

Imelda dibuat tak mengerti apa salahnya terlahir sebagai perempuan.

"Apa yang salah dengan diriku yang lahir sebagai perempuan?

Mereka tidak tahu bahwa perasaan anak kecil bisa tersakiti dan terluka," tulisnya.

Pengalaman buruk Imelda tak sampai di situ saja.

Ketika usianya 4 tahun, keluarganya dikaruniai anak keempat yang ternyata adalah laki-laki.

Banyak orang memberi selamat pada orang tuanya, "Akhirnya, yang keempat anak laki-laki. 4 Kali lipat keberuntungan."

Imelda masih mengingat apa yang dia pikirkan pada saat itu.

"Apakah kelahiranku tidak diterima jika mereka berkata seperti itu?

Apa kelemahanku?

Tidakkah mereka tahu bahwa perkataan mereka sangat tajam dan menyakitkan?"

Setelah kejadian tersebut, Imelda menangis sendirian.

Ucapan orang-orang tersebut seakan menyiratkan bahwa dirinya bukan anak keberuntungan karena terlahir perempuan.

Kalimat tersebut juga seakan mengisyaratkan bahwa anak laki-laki lebih baik dari anak perempuan.

Meski menyakitkan, pengalaman buruk Imelda membuatnya jadi punya tekad besar.

• Pasangan Direndahkan karena Si Cewek Mau Pacari Pria Gendut, tapi Akhirnya Si Wanita Beri Pengakuan

Ia ingin berhasil saat sudah besar, baik dalam hal akademik maupun olahraga.

Imelda bertekad untuk bisa melakukan semua hal yang laki-laki bisa lakukan.

Sayangnya, saat Imelda ingin jadi dokter, beberapa pamannya malah mengatakan pada ayahnya bahwa perempuan tak perlu jadi dokter.

Untungnya, ayah Imelda memberi dukungan penuh untuknya meraih impian.

"Ayah tak punya hak untuk menghentikan putrinya dari pendidikan.

Hakmu untuk belajar, dan ayah tak punya hak untuk mengahalangi putrinya untuk memperkaya ilmu," ucap sang ayah.

Setelah 24 tahun tinggal di Inggris, kini Imelda sudah menikah dan punya anak.

Dirinya sudah kembali ke Malaysia dan kini tinggal bersama ayahnya.

Imel memasak untuk kedua orang tuanya setiap hari dan mengantar kemana mereka ingin pergi.

Kini ayah Imeda pun mengerti bahwa putrinya memang sangat berarti.

• Cewek Naik Taksi Online Tengah Malam, Kaget Saat Lihat Foto Sopir dan Tiba-tiba Lewati Area Makam

"Aku beruntung punya 3 putri.

Pada akhirnya, anak perempuan lah yang merawatmu saat tua," ucap sang ayah pada teman-temannya sebelum didiagnosa menderita stroke.

Di akhir unggahannya, Imelda mengucapkan terima kasih pada sang ayah.

"Terima kasih Bapak. Kamu membuat hariku baik, saat kamu mengatakan hal ini. Aku menunggu 45 tahun untuk mendengar ini, Bapak."

Tak lupa, Imelda mengingatkan untuk berhati-hati saat bicara dengan anak kecil.

"Jangan sangka mereka tidak paham.

Sayangilah anak-anak kita dengan sama rata dan berlaku adil pada anak laki-laki atau perempuan."

Unggahan Imelda ini jadi viral dan sudah dibagikan lebih dari 4 ribu kali.

• Viral Kumpulan Judul Sinetron di TV Indonesia, Sudah Baca 3 Kali Tetap Nggak Paham, Bikin Kesal!

Banyak netizen setuju dengan pendapat Imelda ini.

Mereka juga berpendapat bahwa tak seharusnya anak laki-laki dan perempuan dibedakan.

Sebab, tak ada yang bisa tahu bagaimana masa depan mereka kelak. (TribunStyle.com, Anggra)