Cerita Viral
Idap Kelainan Langka, Bocah 12 Tahun Ini Dianggap Setara dengan Binatang & Tak Diakui Keberadaannya
Bocah 12 tahun tersebut divonis mengidap Syndactyly, yang menyebabkan adanya penggabungan tangan dan kaki yang tidak normal.
Penulis: Salma Fenty Irlanda
Editor: Amirul Muttaqin
TRIBUNSTYLE.COM - Mannu Kamar, seorang bocah asal Jharkhand, India, diperlakukan seperti seorang paria (kasta di India, lebih rendah dari Sudra, di mana manusia dianggap sama dengan binatang dan tidak diakui keberadaannya) oleh penduduk desanya, karena mengidap kelainan genetik langka yang hanya mempengaruhi 1 dari 1 juta jiwa.
Bocah 12 tahun tersebut divonis mengidap Syndactyly, yang menyebabkan adanya penggabungan tangan dan kaki yang tidak normal.


Karena kondisinya ini, bola mata Mannu juga nyaris keluar dari soketnya dan sedikit terdorong.
Untuk sekadar makan, Mannu harus disuapi oleh ibunya.
• Idap Kondisi Langka yang Serang 8 dari 10.000 Jiwa, Wanita Ini Tak Pernah Tersenyum Selama 34 Tahun
Ibunya, Rani Devi mengatakan bahwa anaknya diperlakukan seperti seorang paria di lingkungannya.
"Ia harus pindah sekolah untuk menghindari intimidasi.
Ini adalah kutukan dari Tuhan, sehingga anak saya lahir seperti ini.
Saya khawatir akan masa depannya," ujar Rani, dikutip TribunStyle.com dari Daily Mail Online, Minggu (11/3/2018).
Rani menambahkan, ia juga khawatir Mannu akan berjuang menjalani kehidupan normal.

"Kami tentu akan menjaganya selagi masih hidup, tapi kami tidak tahu apa yang akan terjadi saat kami semua pergi.
Mereka yang tak berperasaan bertanya mengapa hal seperti ini terjadi.saat kami naik kereta, orang-orang menatapnya," kisahnya.
Mannu tinggal di sebuah kota di mana semua orang memperlakukannya dengan baik.

Orang-orang akan berempati dengannya karena Tuhan membuatnya berbeda.
"Tapi, kalau di desa, anak-anak pasti takut dengan penampilannya, tidak akan yang bermain dengannya.
Mereka akan takut melihat matanya yang menonjol, orang-orang pun menatap kakinya yang menyatu," ungkap Rani.
• Digugat 4 Anaknya Rp 1,6 Miliar, Berikut 4 Fakta Miris Nenek Cicih yang Jual Tanah Demi Hidupnya!
Mannu didiagnosis mengidap kelainan ini sejal Juli 2017 lalu.
Saat itu, kondisinya sudah sampai ke tahap lanjut, lantaran orangtuanya yang tidak berperndidikan tak mengenali gejala awal.
Dalam dua tahun terakhir, keluarganya telah menjual properti dan perhiasan untuk mendanai pengobatannya.
Saat lahir, Mannu dalam kondisi normal dan layaknya anak-anak yang lain.
"Matanya baik-baik saja saat lahir, tapi adik perempuannya menusuk sesuatu saat dia sedang bermain.
Akibatnya, sebagian matanya keluar dari soket, kemudian kembali ke tempatnya sendiri.
Sekarang, matanya akan muncul jika dia terluka saat bermain atau mengoleskan sabun ke wajahnya ketika mandi.
Jika kita tak hati-hati ketika membalutnya, terkadang bola matanya akan keluar," papar Rani.
Mannu mengaku memerluakn bantuan sang ibu untuk berjalan dan makan.
"Ibuku harus menyuapiku, aku pun mengalami masalah ketika berjalan, berdiri, juga belajar karena mataku yang bengkak.
Saat aku mengenakan pakaian, mataku akan keluar, kemudian aku harus menekannya kembali ke tempatnya," kata Mannu.
Kendati mengalami penyakit yang berat, Mannu dan keluarganya tak putus asa.
"Jika ada seseorang yang bersedia membantu kami dan menyembuhkannya, kami pasti akan mencari bantuan mereka," pungkas Rani. (TribunStyle.com/ Salma Fenty Irlanda)
Yuk Subscribe YouTube dan Facebook TribunStyle.com di bawah ini: