Pemuda Tewas akibat Tabrak Lari, Temannya Ungkap Fakta Menyakitkan sebelum Ambulan Datang, Ternyata
Temannya tewas akibat tabrak lari, teman-temannya ungkap fakta mengejutkan saat di pinggir jalan. Polisi malah mereka lakukan hal yang bikin geram!
Penulis: Anggraini Wulan Prasasti
Editor: Anggraini Wulan Prasasti
TRIBUNSTYLE.COM - Kehilangan orang terdekat tentu menjadi pengalaman menyedihkan bagi setiap orang.
Hal ini juga yang dialami oleh para pria bernama Ernest dan Joshua.
Mereka baru saja kehilangan sahabatnya yang bernama Justinian Tan.
Pada Jumat dini hari, (25/8/2017), segerombolan anak muda baru saja selesai makan malam di daerah Johor Bharu, Malaysia.
Para pemuda asal Singapura ini menghabiskan waktu bersama di sebuah kedai kopi di Jalan Dato Abdullah Tahir.

Setelah selesai, pemuda bernama Justinian Tan dan Brandon Yeo mengantarkan teman perempuan mereka ke mobil.
Tak disangka, niat baik mereka ini malah berbuah petaka.
Keduanya tiba-tiba ditabrak oleh sebuah mobil dari belakang.
Bukannya berhenti, pengendara mobil tersebut malah langsung melarikan diri.
Mobil menghantam keduanya, bahkan membuat Justinian terpental.
Joshua, langsung menghampiri mereka untuk mengecek keadaannya.
Ia melihat kondisi Justinian tampak mengerikan dan sudah tak sadarkan diri.
Brandon mengalami patah tulang akibat kejadian ini.
Saat menunggu ambulan datang, Joshua memberikan pertolongan pertama karena temannya batuk darah dan mulai kesulitan bernafas.
Ernest, mengaku kesal karena ambulan datang sangat lama.
Dilansir Channel NewsAsia, pihak otoritas Malaysia merespon dengan sangat lama.
Para korban harus mengunggu 30 menit sebelum mereka tiba di lokasi kejadian.
Padahal, rumah sakit hanya berjarak 5km.
"Kami meminta tolong orang yang lewat, menelepon ambulan dan semuanya.
Kami sangat frustasi dan marah karena mereka sangat lama," ungkapnya.
Lokasi kecelakaan ini disebut sangat dengan rumah sakit dan bisa ditempuh dalam waktu 8 menit saja.
Teman-teman para korban mengungkap bahwa saat polisi tiba, mereka malah melakukan hal tak terduga.
Polisi meminta mereka untuk membersihkan darah yang berceceran di jalanan.
Kedua korban akhirnya dibawa ke Rumah Sakit Sultanah Aminah.
Namun, mimpi buruk mereka tak sampai di situ saja.
Ernest mengunggap bahwa rumah sakit tersebut tidak memiliki peralatan operasi yang memedai.
Para petugas medis melakukan pemeriksaan scan awal jika pembayaran dilakukan di muka.
"Setelah sampai di rumah sakit, kami diminta membayar 1.350 Ringgit (Rp4 juta) untuk tiap korban sebelum mereka melakukan tindakan lebih lanjut," ungkap Joshua.
Pada saat itu, mereka tak membawa uang tunai sebanyak itu, sehingga mereka harus mencari ATM.
Akhirnya, mereka membayar 2.750 Ringgit dan kedua korban menjalani pemeriksaan awal.
Dibutuhkan waktu hingga 4 jam sebelum mereka diberi hasilnya.
Masalah tak hanya sampai di situ saja.
Usai pembayaran awal, rumah sakit kembali meminta uang 1.350 Ringgit lagi.
Mereka mengatakan bahwa Justinian membutuhkan operasi lagi karena otaknya mengalami pendarahan.
Dalam penjelasan lebih lanjut, mereka diberi tahu bahwa Justinian hanya memiliki kesempatan hidup 50%.
Tak hanya itu, operasi Justinian pun akan dilakukan oleh petugas medis, bukannya ahli bedah.
Akhirnya, mereka pun meminta bantuan pada Kedubes Singapura.
Mereka mengirimkan ambulan pribadi ke Malaysia untuk menjemput kedua korban.

Kedua korban dibawa pulang ke Singapura untuk mendapat perawatan.
Pada saat itu, sudah 10 jam sejak kecelakaan terjadi.
Para dokter mengatakan bahwa itu jeda yang terlalu lama mengingat Justinian mengalami luka yang sangat parah.
Pria berusia 25 tahun yang masih tak sadar ini kemudian mengalami mati otak pada Senin.
Dia dipasangi alat bantu pernafasan agar tetap bertahan.
Tapi, pada Rabu pagi, keluarganya memutuskan untuk melepas alat bantu medis usai Justinian mengalami koma selama 5 hari.
Berdasarkan pengakuan Joshua, tim penyidik Malaysia mengungkap bahwa pelaku tabrak lari sudah melaporkan dirinya sendiri dalam 24 jam.
Namun, masih belum diketahui apakah sang pelaku sudah ditahan.
Banyak netizen mengungkapkan rasa simpatinya atas nasib malang Justinian.
Termasuk seorang temannya yang juga menuliskan kekecewaannya atas kejadian ini.

Mereka juga mengkritik tindakan rumah sakit yang tak memprioritaskan nyawa seseorang.
Semoga kejadian seperti ini tidak terulang lagi ya. (TribunStyle.com, Anggraini Wulan Prasasti)